Dark
Light

Real Time Konten Masih Seksi

2 mins read
January 6, 2010

MSNBC sebuah perusahaan joint venture antara Microsoft dan NBC Universal baru-baru ini membeli breakingnews.com web address untuk melengkapi akun Twitter @breakingnews. Bila anda penyiar radio atau memang pembaca berita aktif serta mempunyai akun Twitter, mungkin anda sudah follow @breakingnews, akun ini menampilkan update berita real time atau breaking news dari berbagai belahan dunia.

breakingnews
MSNBC sendiri sebenarnya sudah mengakusisi akun @BreakingNews bulan kemarin dan kini pembelian breakingnews.com web address akan memperlebar jangkauan MSNBC dalam menghadirkan berita-berita real time. Seperti yang di lansir oleh MSNBC, pembelian ini akan menambah jangkauan pasar pembaca berita, karena tidak semua konsumen ingin menikmati berita dalam format artikel atau features, BreakingNews adalah sebuah bentuk baru yang ingin ditawarkan dan dikembangkan oleh MSNBC secara lebih besar, karena pasar jenis berita ini masih sangat besar dan tingkat persaingannya masih longgar, setidaknya dibandingkan dengan berita konvensional.

Akun BreakingNews di Twitter memiliki sekitar 1,566,082 followers, that’s huge, bahkan untuk situs berita internasional, akuisi dan pembelian web address breakingnews.com tentu akan memanjakan user-user tersebut. Untuk saat ini situs breakingnews.com berisi time line dari akun Twitter @BreakingNews.

Ternyata real time konten masih seksi, dan Twitter masih terus menjadi lahan perburuan para giant. Memang jika melihat pergerakan konten berita, perkembangan Twitter dan real time news membawa penyajian berita ke arah yang belum pernah ada sebelumnya, memang ada running teks yang bisa digunakan untuk televisi, tapi ini abad internet dan real time news memang mulai mengambil peran yang lebih signifikan lagi dalam penyajian berita.

Di Indonesia, penyajian berita secara real time masih menimbulkan kontroversi, terutama tentang akurasi berita serta sumber-sumber yang relevan. Sering kali berita yang terjadi, karena berfokus pada mengejar kecepatan penyajian berita, terkadang tingkat akurasinya masih bisa diperdebatkan, dan apa yang bisa diharapkan dari berita yang tidak akurat.

Tapi, di sisi lain, saya mencoba melihat peluang dari apa yang terjadi dengan akun Twitter @BreakingNews, akun Twitter berita di tanah lokal bukan tidak sedikit, selain kantor berita yang sudah mulai memasuki ranah Twitter, saya melihat beberapa akun yang mengkhususkan pada penyajian berita yang lebih spesifik, seperti berita yang berisi informasi tentang jalan raya, misalnya.

Ada beberapa akun yang saya ikuti yang berisi tweet yang sebagai besar berasal dari crowdsource tentang info laluintas, saya hanya membayangkan jika akun seperti ini bekerjasana dengan kantor berita besar, atau bahkan menjual layanannya atau data mereka ke kantor berita mainstream. Terkesan aji mumpung, saya pikir tidak, sebagai besar hal tentang startup adalah tentang sisi bisnis, startup jika diartikan secara bebas adalah perusahaan/usaha baru, jadi mencari pemasukan dari situs adalah lumrah.

Ada rumor bahwa API akan menjadi titik sentral di tahun 2010 bagi para startup, dan saya setuju dengan dengan pendapat bahwa tahun 2010 adalah tahun terbukanya API, sebuah pendapat yang saya dapat dari tweet  #jogjastartupmeetup beberapa hari yang lalu. Setidaknya pilihan tentang membuka API untuk pihak luar dan menjual layanan ke para big player bisa jadi dua pilihan yang bisa dilakukan oleh para startup.

Itu pendapat saya, bagaimana dengan anda? Apakah anda setuju bahwa real time konten masih seksi? Atau anda punya pendapat tentang keterbukaan API? Atau ada pendapat lain tentang artikel diatas. Mari share pendapat anda pada kolom komentar.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

3 Comments

  1. @”penyajian berita secara real time masih menimbulkan kontroversi, terutama tentang akurasi berita serta sumber-sumber yang relevan. Sering kali berita yang terjadi, karena berfokus pada mengejar kecepatan penyajian berita, terkadang tingkat akurasinya masih bisa diperdebatkan, dan apa yang bisa diharapkan dari berita yang tidak akurat.”

    saya rasa ini bukanlah sebuah “masalah”. Ini adalah natural konflik yang terjadi karena sifat dari real time konten streaming itu sendiri. Kecepatan memang atribut utamanya dan dimana pun itu, kecepatan hampir selalu berbanding terbalik dengan ketepatan (pernah mencoba buat nendang bola secepat-cepatnya kan? hasilnya bagaimana? :D).

    Crowdsourcing, terutama real time konten adalah sebuah ekosistem yang self-organized. Problem yang ada akan diresolve dengan sendirinya dengan berjalannya waktu. Kalau ada konten di level lokal / individual yang tidak tepat, konten yang lebih update akan mengkoreksinya dengan sendiri, dan konten yang lebih baru lagi akan lebih akurat lagi sehingga, over time, streaming news tersebut akan converge kepada bentuk yang sangat tepat dan precise dengan sendirinya pada level global (secara keseluruhan).

    Jadi sekali algi, di mata saya ini bukanlah sebuah “masalah”, in a sense of problematic issue. Ini hanyalah emergent property dari real time streaming konten itu sendiri yang memang sudah pada dasarnya demikian; tidak bisa dihindari.

    Yang perlu dicari adalah cara agar proses convergence menuju keakuratan tersebut dipercepat. Soal prosesnya yang sistematik saya belum masih ada gambaran tapi saya ada feeling ini adalah persoalan yang juga akan resolve dengan sendirinya. Alasannya ada pada human psychology dan attribut dasar dari web dan internet itu sendiri (using attention and reputation as currency) tapi ini sudah di luar scope entry ini jadi lebih baik dibahas lain waktu 🙂

    Very interesting post mas Wiku! 2 thumbs up!

    Saya setuju bahwa real time konten akan masih terus berkembang lagi dan yes, it's sexy. Tapi concern saya masih lingering on: saya takut bahwa konten yang banyak dan terus masuk ini bukannya menjadi good source of information, tapi malah menjadi noise yang mengganggu. Mungkin sekarang karena belum terlalu ramai, problem ini masih belum terlalu nyata. Kalau sampai benar kejadian, i think it might be the era of web 3.0 dengan search engine yang berfungsi secara revolusioner juga, hehehhee…

  2. wah, sudah mulai berbicara tentang web 3.0 ya mas pandu? 😀

    untuk noise di real time news, sebenarnya alasan saya menyebutnya hal itu masalah, antara lain dikarenakan, 'kantor' pribadi saya itu ada dilingkungan wartawan lepas, dan kebetulan saya sering 'curi' denger dan ikut nimbrung, ternyata di beberapa sisi, kekurangan real time news yang hanya mengejar kecepatan memang sering terjadi dan hal ini sering menjadi perbincangan dan bahan diskusi seru, dan untuk berita yang tidak akurat, untuk beberapa kasus itu malah menjadi membingungkan, bukan hanya bagi user tapi bagi penyedia konten berita lain.

    mungkin ada faktor kedewasaan dalam memaknai real time konten di tanah air yang belum maksimal, seperti yang mas pandu bilang, proses convergence yang harus dikembangkan, bukan hanya dari user tapi lebih penting dari pihak publisher sendiri.

    terima kasih atas komentarnya, yang selalu memberi ide baru 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Seesmic Akuisi Ping.fm

Next Story

Awal Tahun, Mari Mengubah Wajah!

Latest from Blog

Don't Miss

Pengguna X Premium Kini Bisa Gunakan Grok AI

Secara global, Elon Musk mengumumkan peluncuran Grok 1.5 pada akhir
Twitter X

Setelah Twitter Ganti Nama, Merek Dagang “X” Ternyata Dipegang oleh Meta

Pada 23 Juli 2023, Elon Musk secara terbuka mengumumkan perubahan