Dark
Light

PPC Lokal : Evolusi Atau Mati!

2 mins read
May 14, 2009

Judul posting ini memang agak seram, bernada seperti ancaman karena memang disini PPC lokal terancam punah jika tidak segera beradaptasi dengan lingkungan online advertising yang sudah tidak seperti dulu lagi..

PPC (Pay-Per-Click) Advertising adalah layanan dimana para publisher (blogger dan web author) bisa memberikan space iklan kepada layanan pihak ketiga untuk diisi iklan dari pihak ketiga tersebut. Biasanya para publisher dibayar setiap kali iklan tersebut di-klik, bayarannya pun bervariasi mulai dari range Rp. 250 – Rp. 1000 per klik.

Layanan ini lumayan populer dan banyak dipakai oleh beberapa blogger untuk mendapatkan penghasilan secara online. Di toko-toko buku pun bertebaran puluhan buku yang membahas secara rinci bagaimana menggunakan PPC untuk meraup keuntungan melalui media blog gratis. Makin banyak orang yang berusaha menjalankan bisnis online dengan mengandalkan PPC makin membuat layanan PPC terus bertambah, mulai dari layanan luar negeri dan layanan lokal. Layanan luar negeri tentu saja masih dikuasai oleh Google AdSense, layanan paling populer dan paling banyak digunakan namun masalah mulai timbul karena seringkali Google AdSense kurang mendukung konten lokal sehingga menjadi kurang maksimal. Disinilah keunggulan PPC lokal menjadi mutlak untuk publisher dengan konten bahasa indonesia. Jadi, mari kita coba bahas layanan PPC lokal saja.

Salah satu teman saya -programmer yang handal- Kukuh TW mendirikan KumpulBlogger, sebuah layanan PPC lokal yang cukup populer dengan jumlah member publisher mencapai 48.000 user. Tentu saja ada beberapa layanan PPC populer lainnya seperti AdSenseCamp, PanenIklan, KlikSaya, PPCIndo, AdSentra dan beberapa layanan PPC lainnya (link bukan referal afiliate). Masing-masing dengan keunggulan fitur yang berbeda, dan masing-masing menawarkan harga yang kompetitif.

sumber:ruangfreelance

Meskipun begitu, tidak sedikit publisher web yang anti terhadap layanan PPC lokal ini dan kebanyakan merupakan pemain menengah keatas yang mengedepankan relevansi iklan PPC terhadap konten webnya. Bukan berarti iklan PPC tidak relevan, melainkan saat ini para penyedia layanan PPC lokal sendiri masih kurang menjunjung tinggi relevansi iklan dan justru seperti ignorant (tidak peduli) terhadap iklan apa saja yang ditampilkan.

Dengan iklan-iklan yang tampil seperti gambar disamping, tidak heran banyak publisher web yang menolak mentah-mentah untuk menggunakan layanan PPC lokal yang menampilkan iklan yang amat sangat tidak relevan dengan konten situs. Tentu saja kalau situs anda memang membahas isu seputar ukuran penis dan mencari uang dashyat, maka PPC lokal menjadi pilihan yang sangat tepat dan cocok untuk pembaca anda.

Saya bukan salah satu publisher yang anti terhadap layanan PPC lokal, serius. Saya menganggap PPC lokal seharusnya bisa menjembatani para advertiser dengan para publisher -terutama blogger- yang kebanyakan tidak memiliki salesforce untuk menjaring para advertiser untuk memasang iklan di situs mereka. Hal ini tentu saja hal yang positif, dan layanan luar negeri kebanyakan cukup sukses melaksanakan tugasnya mencari advertisers yang relevan.

Meskipun begitu, mencari advertiser bukanlah satu-satu solusi yang harus bisa ditawarkan oleh penyedia layanan PPC. Penyedia layanan PPC seharusnya bisa memberikan filter terhadap advertiser / iklan mana yang bisa tampil di satu website sesuai dengan isi kontennya, satu faktor yang membuat Google Ad Sense unggul jauh dibandingkan kompetitornya.

Tren advertising bukan lagi Promosi, melainkan Rekomendasi.

Tampilan iklan yang lebih relevan tentu akan menjadi fitur yang menarik baik untuk publisher maupun advertiser. Dengan iklan yang relevan Publisher menjadi nyaman karena isi iklan sesuai dengan isi konten, dengan begitu meningkatkan kemungkinan pengunjung untuk meng-klik iklan tersebut dan menambah pemasukan untuk publisher. Untuk advertiser tentunya lebih senang dengan relevansi iklan yang tinggi karena memastikan bahwa iklan mereka ditampilkan ke hadapan pengunjung yang tepat, targeted. Disinilah iklan dengan model Rekomendasi lebih mendapatkan perhatian dari para pengunjung. Anda tidak cukup bodoh untuk menawarkan untuk membeli sebuah laptop kepada seseorang yang ingin membeli nasi goreng bukan?

Jadi untuk para penyedia layanan PPC lokal, tugas anda masih banyak kalau ingin tetap bertahan lama. Melihat kondisi PPC yang sudah ada sekarang, tidak ada satupun yang menyediakan layanan penempatan iklan yang relevan jadi sepertinya diperlukan evolusi dan perubahan cara pikir dari para penyedia layanan PPC lokal ini. Dan saya tekankan lagi sesuai judul diatas, Evolve or die!

Apakah anda pernah menggunakan PPC lokal? Bagaimana pendapat anda selama menggunakannya, dan apa saja yang harus dilakukan oleh para penyedia layanan PPC lokal untuk bisa maju?

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

29 Comments

  1. Setuju.. faktor utama saya ndak mau pasang PPC lokal karena kita tidak bisa memilah2 apa yg akan tampil. Saya keberatan kalau blog saya menampilkan iklan “bisnis cepat” “kaya mendadak” “formula bisnis” dan sejenisnya, dan sayangnya kebanyakan yang pasang iklan adalah pelaku2 spt mereka. Seandainya hal spt ini bisa disortir, tentu akan lebih mengundang banyak minat.

  2. Setuju.. faktor utama saya ndak mau pasang PPC lokal karena kita tidak bisa memilah2 apa yg akan tampil. Saya keberatan kalau blog saya menampilkan iklan “bisnis cepat” “kaya mendadak” “formula bisnis” dan sejenisnya, dan sayangnya kebanyakan yang pasang iklan adalah pelaku2 spt mereka. Seandainya hal spt ini bisa disortir, tentu akan lebih mengundang banyak minat.

  3. setuju 🙂
    walaupun sebenernya pake google adsense juga kadang keluar iklan2 aneh2, tapi ini bisa di blok sama publishernya…

  4. setuju 🙂
    walaupun sebenernya pake google adsense juga kadang keluar iklan2 aneh2, tapi ini bisa di blok sama publishernya…

  5. apapun yang terjadi tetep kita harus mendukung sepenuhnya.. sembari berharap untuk kedepannya akan menjadi lebih baik lagi…

  6. apapun yang terjadi tetep kita harus mendukung sepenuhnya.. sembari berharap untuk kedepannya akan menjadi lebih baik lagi…

  7. @arislaser saya pikir itu masalah pengenalan bahasa saja, memang keterbatasan pengenalan konten berbahasa indonesia menjadi kendala tersendiri bagi AdSense.

  8. @arislaser saya pikir itu masalah pengenalan bahasa saja, memang keterbatasan pengenalan konten berbahasa indonesia menjadi kendala tersendiri bagi AdSense.

  9. Saya malah sudah mengembangkan semacam ad blindness untuk blok iklan seperti itu. Terus terang sayang sekali jika PPC lokal kebanyakan didominasi dengan iklan yang kebanyakan hipey.

    Mengembangkan sebuah ad network yang handal tidak mudah, dan saya setuju jika tidak ada perkembangan yang berarti dalam beberapa waktu pasti tidak akan dapat bertahan.

    Tapi di lain pihak, karena e-commerce di negara kita belum begitu berkembang, mungkin memang sewajarnya kalau iklan yang muncul masih seputar topik yang lagi panas, termasuk bisnis “kaya cepat” melalui internet.

  10. Saya malah sudah mengembangkan semacam ad blindness untuk blok iklan seperti itu. Terus terang sayang sekali jika PPC lokal kebanyakan didominasi dengan iklan yang kebanyakan hipey.

    Mengembangkan sebuah ad network yang handal tidak mudah, dan saya setuju jika tidak ada perkembangan yang berarti dalam beberapa waktu pasti tidak akan dapat bertahan.

    Tapi di lain pihak, karena e-commerce di negara kita belum begitu berkembang, mungkin memang sewajarnya kalau iklan yang muncul masih seputar topik yang lagi panas, termasuk bisnis “kaya cepat” melalui internet.

  11. Hooh, kurasa penyelenggara PPC-nya sendiri juga cukup tahu lah. Tidak ada yang senang dengan iklan soal “penis” yang muncul sembarangan :D. Tapi memang saat ini penyelenggara PPC masih bergantung pada pengiklan. Posisi tawarnya tidak bagus. Iklan yang ada ya yang itu-itu saja.

    Kondisi ini juga dipengaruhi dengan sulitnya menemukan blog-blog bagus yang efektif jika dipasangi iklan. Spot yang dianggap efektif saat ini masih detik dan portal-portal besar. Blog masih dipandang sebelah mata, mungkin memang karena kualitasnya masih di bawah standar. Bisa jadi karean alasan yang sama, tidak banyak orang yang berkumpul di blog. Sehingga tidak bsia menarik minat pemasang iklan berdana besar (ie: bukan pengusaha penis atau formula bisnis).

  12. Hooh, kurasa penyelenggara PPC-nya sendiri juga cukup tahu lah. Tidak ada yang senang dengan iklan soal “penis” yang muncul sembarangan :D. Tapi memang saat ini penyelenggara PPC masih bergantung pada pengiklan. Posisi tawarnya tidak bagus. Iklan yang ada ya yang itu-itu saja.

    Kondisi ini juga dipengaruhi dengan sulitnya menemukan blog-blog bagus yang efektif jika dipasangi iklan. Spot yang dianggap efektif saat ini masih detik dan portal-portal besar. Blog masih dipandang sebelah mata, mungkin memang karena kualitasnya masih di bawah standar. Bisa jadi karean alasan yang sama, tidak banyak orang yang berkumpul di blog. Sehingga tidak bsia menarik minat pemasang iklan berdana besar (ie: bukan pengusaha penis atau formula bisnis).

  13. @hendrylee ecommerce memang belum terlalu begitu berkembang tapi saya pikir dari model ecommerce yang kecil-kecil seperti PPC is a good start, dan provider PPC adalah asal mula penggeraknya.

    @Akhmad in time blog2 seperti NavinoT bisa mulai membuka mata para vendor untuk melihat kekuatan blogging. Blogging is powerful, cuma saya pikir masih banyak korporat yg belum melihatnya.

  14. @hendrylee ecommerce memang belum terlalu begitu berkembang tapi saya pikir dari model ecommerce yang kecil-kecil seperti PPC is a good start, dan provider PPC adalah asal mula penggeraknya.

    @Akhmad in time blog2 seperti NavinoT bisa mulai membuka mata para vendor untuk melihat kekuatan blogging. Blogging is powerful, cuma saya pikir masih banyak korporat yg belum melihatnya.

  15. secara penyedia, Google Adsense masih yang terbaik. apalagi kalau dilihat banyak publisher yang menjadikannya salahs satu pendapatan primier. atau paling ngak sama / lebih dibanding PNS kita.

    Seperti halnya media yang saatnya berkonvergensi ke internet. sudah seharusnya PPC lokal bergerak / ber-evolusi untuk menjadi sesuatu yang berbeda. .. sekadar info saya mendengar kabar kalau Inventco.net mau melakukan terobosan iklan yang mirip PPC namun menggabungkannya dengan barang virtual.

  16. secara penyedia, Google Adsense masih yang terbaik. apalagi kalau dilihat banyak publisher yang menjadikannya salahs satu pendapatan primier. atau paling ngak sama / lebih dibanding PNS kita.

    Seperti halnya media yang saatnya berkonvergensi ke internet. sudah seharusnya PPC lokal bergerak / ber-evolusi untuk menjadi sesuatu yang berbeda. .. sekadar info saya mendengar kabar kalau Inventco.net mau melakukan terobosan iklan yang mirip PPC namun menggabungkannya dengan barang virtual.

  17. Di PPC Indonesia http://www.ppcindonesia.net ada fitur untuk blokir website pemasang iklan, juga ada set keyword sendiri, ada juga daftar keyword yang dipakai pemasang iklan dan juga harga keywordnya.

    Jadi penerbit iklan bisa memblokir iklan yang tidak di inginkand ari websitenya, hanya jujur harus di akui penjual mimpi masih mendominasi.

    Sebagai penyelenggara jasa PPC tugasnya adalah memberikan fitur agar penerbit iklan dapat mengontrol iklan yang masuk, keputusannya tetap ada di tangan penerbit iklan itu sendiri mau memblokir atau mempersilahkan para penjual mimpi nongol diblognya.

  18. Di PPC Indonesia http://www.ppcindonesia.net ada fitur untuk blokir website pemasang iklan, juga ada set keyword sendiri, ada juga daftar keyword yang dipakai pemasang iklan dan juga harga keywordnya.

    Jadi penerbit iklan bisa memblokir iklan yang tidak di inginkand ari websitenya, hanya jujur harus di akui penjual mimpi masih mendominasi.

    Sebagai penyelenggara jasa PPC tugasnya adalah memberikan fitur agar penerbit iklan dapat mengontrol iklan yang masuk, keputusannya tetap ada di tangan penerbit iklan itu sendiri mau memblokir atau mempersilahkan para penjual mimpi nongol diblognya.

  19. Adbide sudah mendukung sistem contextual advertising, juga di adbide disediakan fitur untuk menolak iklan yang tidak ingin ditampilkan.
    Untuk iklan yang bukan penjual mimpi memang sulit untuk mendapatkannya, ya mungkin kami harus mengembangkan brand dulu, baru dilirik pengiklan-pengiklan besar. Itu pun baru mungkin lho.
    Salam

  20. Adbide sudah mendukung sistem contextual advertising, juga di adbide disediakan fitur untuk menolak iklan yang tidak ingin ditampilkan.
    Untuk iklan yang bukan penjual mimpi memang sulit untuk mendapatkannya, ya mungkin kami harus mengembangkan brand dulu, baru dilirik pengiklan-pengiklan besar. Itu pun baru mungkin lho.
    Salam

  21. ppcklik.com juga bisa jadi alternatif, bisa blokir iklan tertentu yang di inginkan sehingga iklan yang muncul tetap bisa sesuai yang kita inginkan.Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Vodafone Buka Toko Aplikasi Mobile

Next Story

Mantan President Friendster Hengkang

Latest from Blog

Don't Miss

GoScreen

Lewat Akuisisinya Terhadap Promogo, Gojek Luncurkan Layanan Iklan GoScreen

Setelah diakuisisi tahun 2018 lalu oleh Gojek, startup pemasang iklan
Dian Gemiano

Ketum IDA, Dian Gemiano Berbicara tentang Lanskap, Disrupsi, dan Masa Depan Industri Media Digital

Senin (07/9) lalu, Indonesia Digital Association (IDA) mengadakan proses pemilihan