Perkembangan Tren Hotel Esports di Asia

Semakin banyak hotel di Asia yang menawarkan fasilitas gaming

Pesatnya pertumbuhan industri game dan esports memberikan dampak positif ke industri lain, termasuk industri pariwisata. Pada 2019, diperkirakan bahwa dampak ekonomi langsung dari urnamen esports Rainbow Six, Major Raleigh, ke kota tuan rumah mencapai US$1,45 juta. Tak hanya itu, keberadaan kompetisi esports juga memunculkan tren baru, yaitu hotel esports.

Secara umum, hotel esports bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok. Pertama, hotel yang menyediakan peralatan gaming ke seluruh kamar dan memiliki fasilitas khusus di kawasan hotel. Kedua, hotel biasa yang memiliki kamar standar, tapi juga kamar khusus dengan peralatan gaming. Untuk hotel tipe kedua, pihak hotel biasanya bekerja sama dengan brand gaming atau publisher game.

Niko Partners telah mengamati tren hotel dengan fasilitas gaming sejak 2017. Sampai saat ini, jumlah hotel dengan fasilitas gaming semakin menjamur, khusunya di Asia.

Popularitas Hotel dengan Fasilitas Gaming di Asia Timur dan Asia Tenggara

Hotel esports pertama di Asia terletak di Chungli, Taipei. Ialah i Hotel, yang didirikan pada 2017. Hotel ini merupakan hasil kerja sama antara ASUS ROG dan 168inn. Pada awalnya, hotel tersebut memiliki 44 kamar yang dilengkapi dengan PC gaming dari ASUS. Sementara itu, hotel pertama yang menargetkan gamers di Jepang mulai beroperasi pada 2020. Hotel e-ZONe menawarkan 9 lantai berisi kamar tamu dan 3 lantai yang dikhususkan untuk fasilitas gaming.

Tampilan kamar i Hotel di Taiwan. | Sumber: Booking

Sedangkan Mayfield Hotel merupakan salah satu hotel dengan fasilitas gaming yang beroperasi di Seoul, Korea Selatan. Untuk menawarkan fasilitas gaming, Mayfield Hotel bekerja sama dengan perusahaan gaming, MSI. Selain Mayfield, dua hotel lain yang juga menawarkan fasilitas khusus untuk para gamers adalah H Hotel dan Donkey Hotel. Kedua hotel ini dikenal berkat harganya yang ramah kantong, jaringan internet yang cepat, dan fasilitas gaming yang bisa langsung digunakan oleh para tamu.

Sementara itu, di Asia Tenggara, Malaysia dan Singapura menjadi dua negara yang memulai tren hotel esports. Di Singapura, Fairmont Singapore bekerja sama dengan Razer untuk membuat kamar mewah khusus gamers, yang dinamai Razer Gaming Suite. Hanya saja, keberadaan kamar khusus gaming ini tidak permanen. Mulai beroperasi pada Mei 2022, Razer Gaming Suite hanya bisa disewa sampai April 2023.

Salah satu Razer Gaming Suite.

Singapura juga menjadi rumah dari Arena Esports, yang terletak di Bugis Village. Arena Esports merupakan hotel bertema gaming terbesar di Asia Tenggara. Total luas dari hotel dan arena dari Arena Esports mencapai 25 ribu kaki persegi. Tidak heran, mengingat hotel ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk co-working, co-playing, dan co-living.

Malaysia menjadi rumah dari hotel bertema esports pertama di Asia Tenggara, yaitu SEM9 Senai. Awalnya, hotel ini dikenal dengan nama Perth Hotel. Namanya diganti setelah organisasi esports, SEM9, memutuskan untuk membangun hotel tersebut. Dalam membangun hotel ini, SEM9 juga didukung oleh SEAGM dan Aiken Digital. SEM9 Senai sudah mulai beroperasi sejak 1 Juni 2022.

Tren di Tiongkok

Per semester pertama 2022, jumlah hotel esports di Tiongkok mencapai 11 ribu hotel. Angka ini diperkirakan akan naik menjadi lebih dari 20 ribu hotel pada akhir 2023. Menurut data dari 2022 Esports Hotel Research Report, yang dibuat oleh China Tourist Hotels Association dan Tongcheng Travel, sebanyak 36% dari 11 ribu hotel esports di Tiongkok merupakan hotel yang mengkhususkan diri untuk menyediakan fasilitas gaming dan esports. Sementara 64% lainnya merupakan hotel biasa yang dilengkapi dengan fasilitas gaming.

Sama seperti di Indonesia, Tiongkok juga memiliki banyak internet cafe atau warung internet. Namun, bisnis warnet di Tiongkok mengalami penurunan sejak pandemi COVID-19. Kabar baiknya, pandemi justru menumbuhkan tren hotel yang dilengkapi dengan fasilitas gaming. Di Tiongkok, keberadaan hotel yang menargetkan para gamers mulai populer di kota-kota tier 2, seperti Xi'an dan Zhengzhou. Namun, pada 2018 dan 2019, hotel untuk para gamers tak hanya menjamur di kota-kota tier 2, tapi juga kota tier 1, seperti Shanghai.

Jinge Hotel sudah dilengkapi dengan AI bernama VEEGY. | Sumber: Jing Daily

Tak hanya menyediakan fasilitas gaming, hotel esports di Tiongkok juga mulai menawarkan layanan unik lain. Sebagai contoh, sebagian hotel mulai menyediakan escape rooms atau murder mystery games. Ada juga hotel dengan dekorasi bertema game tertentu. Terakhir, muncul intelligent esports hotel. Misalnya, Jinge Hotel, yang dibangun oleh Tencent Esports dan Ouyu Technology. Hotel ini dilengkapi dengan VEEGY, AI yang dapat memberikan informasi terkait hotel dan skena competitive gaming pada para tamu.

Di Tiongkok, hotel esports didatangi oleh gamers dari beragam usia. Namun, berdasarkan data dari Niko Partners, gamers di rentang umur 15-18 tahun memberikan kontribusi paling besar pada total tamu di hotel dengan fasilitas gaming, yaitu sebesar 8,3%. Selain itu, hotel yang dilengkapi dengan perlatan gaming juga populer di kalangan gamer berumur 19-22 tahun.

Data tentang tamu hotel dengan fasilitas gaming di Tiongkok. | Sumber: Niko Partners

Hotel dengan fasilitas gaming sangat populer di kalangan gamers muda Tiongkok karena selama hampir 20 tahun terakhir, gamers di bawah umur dilarang untuk pergi ke warnet. Alhasil, gamers muda yang bercita-cita untuk menjadi pemain profesional pun memilih untuk pergi ke hotel. Sebanyak 79,5% tamu hotel esports memang bercita-cita untuk aktif di skena competitive gaming, baik di tingkat amatir maupun profesional.