Dark
Light

Newzoo: Demografi dan Tren Perilaku Pemain Game Metaverse

3 mins read
January 26, 2022
Minecraft adalah salah satu game proto-metaverse.

Tahun lalu, banyak perusahaan yang menunjukkan ketertarikan dengan metaverse. Pada Oktober 2021, Facebook bahkan mengganti namanya menjadi Meta dan menyatakan bahwa metaverse akan menjadi fokus mereka sebagai perusahaan.

Metaverse digadang-gadang akan menjadi evolusi berikutnya dari game. Dan saat ini, telah ada beberapa game yang memberikan pengalaman serupa konsep metaverse, seperti Fortnite, Minecraft, dan Roblox. Newzoo menyebut game-game tersebut “proto-metaverse games” dan para pemainnya sebagai “metaverse players“. Belum lama ini, perusahaan riset itu mengeluarkan laporan tentang demografi dan perilaku digital dari para pemain metaverse.

Demografi Metaverse Players

Untuk mengetahui demografi dari metaverse players, Newzoo melakukan studi pada 5.521 gamers di Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman. Berdasarkan studi itu, diketahui bahwa kebanyakan pemain metaverse adalah laki-laki. Di kalangan para metaverse players, sebanyak 59% merupakan laki-laki dan 41% adalah perempuan. Sementara dalam kategori gamers secara umum, jumlah perempuan justru lebih banyak: sebanyak 53% gamers adalah perempuan dan 47% merupakan laki-laki.

Selain itu, juga diketahui bahwa umur rata-rata pemain metaverse lebih muda daripada gamers secara umum. Umur rata-rata pemain metaverse adalah 27 tahun, dan umur rata-rata gamers adalah 38 tahun. Hal ini tidak aneh, mengingat game-game metaverse — seperti Roblox, Minecraft, dan Fortnite — memang cenderung ramah anak daripada game-game AAA kebanyakan.

Demografi para pemain metaverse. | Sumber: Newzoo

Berdasarkan data dari Newzoo, bisa disimpulkan bahwa Gen Z dan Gen Alpha memainkan game-game proto-metaverse saat mereka masih menjadi anak-anak atau remaja. Gen Z adalah orang-orang yang terlahir pada periode 1996-2010, dan Gen Alpha memiliki rentang tahun lahir 2010 sampai saat ini.

Data dari Roblox Investor Day menunjukkan, pada 2020, 54,86% pemain harian Roblox merupakan anak dan remaja di bawah umur 13 tahun. Karena Gen Z dan Gen Alpha sudah memainkan game-game proto-metaverse sejak kecil, mereka punya potensi untuk menentukan arah pengembangan metaverse di masa depan.

Sementara itu, bagi brands dan perusahaan, metaverse bisa menjadi salah satu alat marketing saat mereka menyasar Gen Z dan Gen Alpha. Karena, dua generasi tersebut sangat sulit untuk dijangkau menggunakan alat marketing tradisional. Penggunaan media sosial pun bukan jaminan bahwa iklan dari sebuah brand akan sampai ke Gen Z atau Gen Alpha.

Memang, saat ini, Gen Z dan Gen Alpha belum memiliki daya beli yang kuat. Namun, ke depan, mereka akan tumbuh dewasa dan menjadi target pasar baru bagi brands dan perusahaan. Mengingat metaverse adalah salah satu alat yang bisa digunakan untuk mendekatkan diri dengan Gen Z dan Gen Alpha, tidak heran jika banyak perusahaan sudah mulai menjajaki metaverse sejak saat ini.

Perilaku Metaverse Players Saat Bermain Game

Salah satu hal yang unik dari pemain metaverse adalah kebanyakan dari mereka menjadikan game sebagai alat untuk bersosialisasi. Menurut data dari Newzoo, dalam 3 bulan terakhir, lebih dari 50% pemain metaverse aktif melakukan sosialisasi dalam game. Sebanyak 62% pemain Roblox mengaku mereka bermain game untuk bertemu dengan teman mereka, sementara jumlah pemain Fortnite dan Minecraft yang menjadikan game sebagai tempat untuk berkumpul dengan teman mencapai 58% dan 57%.

Pemain yang aktif bersosialisasi dalam game biasanya menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game. Tren ini berlaku untuk para pemain Fortnite, Minecraft, dan Roblox. Dan lama waktu yang dihabiskan oleh pemain berbanding lurus dengan banyaknya uang yang mereka habiskan di game. Jadi, jika seseorang menggunakan game untuk bersosialisasi, kemungkinan, mereka bermain game dalam waktu yang lebih lama dan memiliki spending yang lebih besar daripada gamers yang bermain game sendiri.

Lama waktu rata-rata yang dihabiskan oleh gamers yang senang bersosialisasi vs yang tidak suka bersosialisasi. | Sumber: Newzoo

Jika dibandingkan dengan pemain yang tidak tertarik untuk bersosialisasi, pemain yang bermain demi bisa berkumpul dengan teman menghabiskan waktu rata-rata 2 jam lebih lama setiap bulannya. Dan, seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, pemain yang tidak bersosialisasi menghabiskan waktu sekitar 9 jam untuk bermain game setiap bulan. Sebagai perbandingan, pemain yang aktif bersosialisasi dalam game menghabiskan waktu selama sekitar 11 jam per bulan untuk bermain game.

Sementara itu, dalam 6 bulan terakhir, pemain yang aktif bersosialisasi dalam game menghabiskan US$1,28 lebih banyak daripada gamers yang memilih untuk bermain sendiri. Memang, selisih spending antara keduanya tidak besar. Namun, jika angka itu dikalikan dengan jumlah pemain sebuah game — yang bisa mencapai jutaan atau bahkan puluhan juta orang — maka hal itu akan memberikan pengaruh besar pada pemasukan perusahaan game.

Data total spending gamers yang suka bersosialisasi dan gamers yang lebih suka main sendiri. | Sumber: Newzoo

Media Sosial Favorit Para Pemain Metaverse

Kebanyakan pemain metaverse memang menjadikan game sebagai tempat untuk berkumpul dengan teman-teman mereka. Namun, mereka juga masih aktif menggunakan media sosial. Biasanya, para pemain metaverse akan menggunakan media sosial yang relatif lebih baru, seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat. Sebaliknya, tidak banyak pemain metaverse yang menggunakan Facebook, media sosial yang terbilang lawas.

Data dari Newzoo menunjukkan, sebanyak 41% pemain metaverse menggunakan TikTok dalam 6 bulan terakhir. Sebagai perbandingan, di kalangan gamers biasa, hanya 21% dari gamers yang menggunakan platform video singkat itu dalam setengah tahun terakhir. Sementara itu, 52% pemain metaverse menggunakan Instagram dan 49% menggunakan Facebook. Jika dibandingkan dengan gamers secara umum, sebanyak 41% gamers menggunakan Instagram dan 58% menggunakan Facebook.

Perilaku penggunaan media sosial di kalangan gamers dan pemain metaverse. | Sumber: Newzoo

Umur pengguna memang punya pengaruh pada kebiasaan seseorang dalam menggunakan media sosial. Namun, pemain metaverse memang punya kecenderungan lebih besar untuk menggunakan media sosial yang lebih baru. Misalnya, pada gamers dengan rentang umur 10-20 tahun, para pemain metaverse punya kemungkinan 10% lebih besar untuk menggunakan Instagram dan 18% untuk menggunakan TikTok serta SnapChat. Sementara pada gamers di umur 21-35 tahun, sebanyak 42% pemain metaverse menggunakan TikTok. Padahal, di kalangan gamers biasa, hanya 24% dari mereka yang menggunakan TikTok.

Saat ini, Facebook masih menjadi media sosial yang populer, khususnya di negara-negara berkembang seperti India dan negara-negara Afrika. Namun, para pengguna Facebook di negara-negara Barat mulai menua. Karena itu, tidak heran jika sebagai perusahaan, Facebook memutuskan untuk mengganti fokus mereka ke metaverse. Pasalnya, metaverse memang sangat populer di kalangan generasi muda.

Previous Story

ESL dan FACEIT Kini Resmi Milik Arab Saudi

Next Story

Pasar Video Game Asia Tahun 2022 Berkembang Ke Berbagai Negara

Latest from Blog

Don't Miss

Lenovo Berkolaborasi dengan Minecraft, Hadirkan Promo Eksklusif

Sejak dirilis pertama kali pada tahun 2009, Minecraft memang hadir

H3RO Land dari Bima+, Teman Mabar Anak Esports

Salah satu bentuk dukungan untuk perkembangan esports di tanah air