Setelah rumornya beredar beberapa waktu lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, akhirnya mengumumkan jika raksasa media sosial ini akan mengganti nama induk perusahaannya jadi Meta.
Selain itu, bersamaan dengan perubahan nama tadi, Zuckerberg juga mengumumkan rencananya membangun ‘metaverse’ — sebuah dunia digital yang dibangun di atas dunia fisik, yang mencakup virtual reality ataupun augmented reality. Karena itulah, perubahan nama ini dianggap lebih sejalan dengan misi mereka ke depannya.
Jika Anda masih belum familiar dengan istilah metaverse, kami pernah menjelaskannya lebih lengkap di artikel ini.
Pada kesempatan yang sama, Zuckerberg juga memprediksi jika metaverse akan menjangkau satu miliar orang dalam satu dekade ke depan. Ia juga menjabarkan rencana futuristisnya untuk menciptakan dunia digital yang memungkinkan penggunanya benar-benar merasakan presensi satu sama lainnya meski berjauhan lokasinya.
Platform ini nantinya juga memungkinkan pengguna untuk mengkustomisasi avatar dan ruang digital mereka, mendekorasi kantor digital dengan foto-foto, video, atau bahkan buku. Meski begitu, Zuckerberg juga mengatakan jika mereka masih butuh waktu yang tidak sebentar untuk mewujudkan visi tadi jadi kenyataan. “Cara terbaik untuk memahami metaverse adalah dengan mengalaminya sendiri.” Ujarnya. Namun ia juga mengatakan jika memang belum ada metaverse yang utuh.
Zuckerberg pun bercerita jika sebelumnya Facebook telah memulai dua proyek metaverse tahun lalu yaitu Horizon World yang memungkinkan pengguna mengundang kawan mereka ke dunia digital mereka dan Horizon Workrooms yang menyuguhkan fitur yang sama namun dengan nuansa profesional. Ia juga mengatakan jika mereka ingin mengeksplorasi lebih jauh terkait NFTs dan kripto, dan sedang mengerjakan aplikasi gaming.
View this post on Instagram
Perubahan ini tidak akan mengganti nama produk atau platform mereka seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, dan Oculus namun pada induk perusahaan yang menaungi produk-produk tersebut. Perubahan ini mungkin mirip dengan yang dilakukan Google saat mengganti nama dan restrukturisasi induk perusahaannya jadi Alphabet di 2015.
Meski begitu, perubahan nama perusahaan ini jadi dikait-kaitkan oleh banyak orang dengan skandal yang belum lama ini melibatkan nama baik Facebook. Salah satunya adalah pembocoran dokumen internal oleh Frances Haugen seperti hasil riset tentang Instagram yang ternyata berbahaya bagi kesehatan mental remaja dan keengganan mereka untuk menghilangkan hate speech dari platform mereka untuk pasar di luar Amerika Serikat.
Terkait itu tadi, Zuckerberg mengatakan jika laporan tersebut adalah “usaha terkoordinir untuk memilah dokumen yang bocor untuk menggambarkan image negatif ke perusahaan.”
Feat image: AP News