Pasca perilisan resminya, GeForce Now terus mendapat banyak perhatian di industri gaming. Sayang perhatian tersebut lebih mengarah ke sisi negatifnya, di mana banyak publisher game ternama yang mangkir dan memutuskan untuk menarik semua game-nya dari katalog GeForce Now.
Menyimpulkan bahwa Activision Blizzard, Bethesda, 2K Games dan nama-nama besar lain di dunia gaming yang meninggalkan GeForce Now sebagai korporasi yang serakah adalah reaksi yang paling gampang kita berikan sebagai konsumen. Namun di saat yang sama, kita tidak boleh mengabaikan sudut pandang developer itu sendiri.
Seorang developer indie bernama Raphael van Lierop sempat bercerita di Twitter bahwa Nvidia mencantumkan game buatannya, The Long Dark, di katalog GeForce Now tanpa izin. Poin yang ingin dia sampaikan adalah, developer berhak mengatur di mana saja game garapannya eksis, sebab ini merupakan bagian dari strategi pemasaran mereka dalam menjalankan bisnis di industri gaming.
Yup, bisa jadi sumber perkaranya memang hanya sesimpel seputar perizinan, bukan perkara duit seperti yang banyak konsumen asumsikan. Itulah mengapa Nvidia memutuskan untuk mengambil kebijakan baru: mulai sekarang, suatu game baru bisa muncul di katalog GeForce Now apabila developer dan publisher-nya sudah menyetujui.
Nvidia bilang bahwa respon developer dan publisher cukup positif terhadap kebijakan barunya. Sejauh ini sudah ada lebih dari 200 publisher yang setuju, termasuk salah satunya studio indie pimpinan Raphael van Lierop itu tadi, Hinterland.
Tanpa mengabaikan transparansi, Nvidia juga memaparkan bahwa sejumlah publisher masih belum punya strategi bulat seputar cloud gaming. Alhasil, Nvidia bakal menghapus semua game dari publisher yang belum menyetujui kebijakannya mulai tanggal 31 Mei mendatang.
Kebijakan baru ini pastinya bakal menghambat pertumbuhan katalog game milik GeForce Now. Pun begitu, para pelanggan setidaknya tidak perlu lagi khawatir game yang sedang asyik dimainkannya di GeForce Now tiba-tiba hilang begitu saja karena ditarik oleh publisher-nya.