Dark
Light

Mungkinkah Demam AirBnB Masuk ke Indonesia?

1 min read
June 15, 2011

AirBnB adalah sebuah startup baru asal AS yang fenomenal, menarik perhatian banyak pihak di industri internet termasuk para investor. AirBnB dipelopori oleh Brian Chesky, Joe Gebbia, dan Nathan Blecharczyk, didirikan tahun Agustus 2008 yang juga merupakan lulusan dari inkubator legendaris YCombinator. AirBnB sampai saat ini sudah mencairkan lebih dari US$ 100 juta pendanaan dari Digital Sky Technologies (DST), YCombinator, Sequoia Capital, Greylock Partners dan juga nama-nama besar VC lainnya.

Rencana dari AirBnB sendiri sangat ambisius, untuk bertumbuh menjadi sebuah perusahaan berskala dunia dan ingin membuka cabang di beberapa negara, yang merupakan alasan mereka membutuhkan ratusan juta dollar pendanaan dari investor. Rencana ini-pun sudah mulai berjalan, AirBnB mengakuisisi Accoleo yang pada dasarnya merupakan clone AirBnb yang berbasis di Jerman dan secara resmi menjadi kantor perwakilan AirBnb di Eropa.

Kalau dilihat-lihat, model ini mengingatkan saya akan model Groupon yang secara perlahan menghasilkan uang dan juga menghasilkan trend Groupon-clone yang menyebar di seluruh dunia, menghasilkan ribuan clone di seluruh penjuru dunia yang siap menjadi kompetitor lokal dan pastinya juga siap menjadi target akuisisi. Groupon-pun melihat hal ini sebagai peluang untuk ekspansi secara global dengan mengakuisisi pemain daily deals terbesar di sebuah negara dan menjadikannya bagian resmi dari Groupon seperti Disdus menjadi Groupon Indonesia.

Tidak butuh berapa lama, tiba-tiba saya mendengar beberapa orang sedang mengerjakan situs yang serupa dengan AirBnB yang mentargetkan pasar lokal, AirBnB clone. Saya sendiri tidak kaget, justru akan sangat menarik untuk dilihat apakah trend Groupon di Indonesia juga akan berlaku untuk AirBnB. Konsep produk yang relatif sederhana, model bisnis yang jelas, tentunya menjadi sasaran empuk untuk dicoba sebagai bisnis internet. Ditambah lagi dengan pasar real-estate online di Indonesia yang lumayan menggiurkan.

Masalah kultur mungkin sedikit menjadi masalah, namun masalah kultur yang ada di model Groupon-pun berhasil ditanggulangi, mungkinkah hal yang sama terjadi untuk AirBnB? Tentu bisa, kebanyakan orang tentu tidak bermasalah dengan menyewakan kamar/rumah/apartemen ke seseorang yang bersedia membayar dengan harga pantas dan tentu saja reputasi yang bagus.

AirBnB bisa menjadi besar di Indonesia, sama seperti Groupon menjadi besar di Indonesia.

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Nusantara Incubation Fund diluncurkan untuk startups Indonesia

Next Story

Semua Model E-Commerce Jadi Satu di NawarTrus.com

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,