Dalam daftar lima turnamen esports paling populer di Agustus 2021, ada tiga turnamen mobile esports. Hal ini menunjukkan, mobile esports kini tidak lagi bisa dipandang sebelah mata. Salah satu kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan industri mobile esports adalah Asia Tenggara. Tidak heran, mengingat kebanyakan negara di Asia Tenggara memang merupakan negara mobile first.
Menurut data dari white paper berjudul Games & Esports: Bona Fide Sports, yang merupakan hasil kerja sama Tencent dan Newzoo, pertumbuhan industri esports di Asia Tenggara di masa depan hampir mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan industri esports global. Pada periode 2019-2024, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari industri esport di Asia Tenggara mencapai 20,8%. Sebagai perbandingan, tingkat CAGR dari industri esports global di periode yang sama hanya mencapai 11,1%.
Mobile Esports Jadi Kunci Pendorong Pertumbuhan Industri di ASEAN
Pada akhir 2021, jumlah penonton esports di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 42,5 juta orang. Indonesia menjadi negara dengan jumlah penonton esports paling banyak, mencapai 17 juta orang. Vietnam menduduki posisi kedua dengan jumlah fans esports sebanyak 8,1 juta orang. Berbanding lurus dengan jumlah penonton yang terus bertambah, pemasukan industri esports di Asia Tenggara pun juga menunjukkan tren naik. Pada 2021, jumlah pemasukan industri esports di Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$39,2 juta. Angka ini diduga akan naik menjadi US$72,5 juta pada 2024.
Dalam white paper dari Tencent dan Newzoo disebutkan bahwa kunci pertumbuhan dari industri mobile esports di Asia Tenggara adalah persaingan terbuka. Ada tiga faktor yang membuat sebuah mobile game menjadi game esports yang populer, yaitu mobilitas, aksesibilitas, dan lifestyle.
Semakin tinggi aksesibilitas sebuah game, maka kemungkinannya untuk menjadi populer pun semakin besar. James Yang, Director of PUBG Mobile Global Esports, Tencent Games menjelaskan, sebuah game akan bisa menjadi game esports yang populer di Asia Tenggara jika game itu bisa dimainkan di smartphone kelas menengah atau bahkan kelas pemula sekalipun. Selain itu, model bisnis yang digunakan pada sebuah game juga menentukan. Biasanya, game esports yang populer menggunakan model bisnis free-to-play atau gratis. Hybrid.co.id pernah membahas mengapa game esports yang populer biasanya merupakan game gratis di sini.
Di Amerika Utara dan Eropa Barat, game esports yang populer adalah game PC, seperti Dota 2, League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, Rainbow Six Siege, dan lain sebagainya. Namun, di Asia Tenggara, popularitas mobile esports mengalahkan ketenaran game esports PC maupun konsol. Dua game esports yang paling banyak ditonton oleh masyarakat ASEAN adalah PUBG Mobile dan Mobile Legends. Walau memang, masih ada orang-orang yang menjadi fans setia dari game esports PC, seperti Dota 2 dan CS:GO.
Salah satu alasan mengapa mobile esports jauh lebih populer dari game esports PC adalah karena sebagian besar populasi online di Asia Tenggara mengenal internet melalui smartphone. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Newzoo, sekitar 82% populasi online di Asia Tenggara bermain mobile game. Tak hanya itu, sebanyak 39% responden menjadikan smartphone sebagai perangkat gaming utama mereka.
“Kami melihat perubahan tren di industri esports, dari game PC dan konsol ke mobile game,” ujar James Yang, Director of PUBG Mobile Global Esports, Tencent Games, dikutip dari situs resmi Tencent. “Tren ini dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan hardware perangkat mobile dan keberadaan jaringan 5G.”
Memang, saat ini, performa smartphone semakin mumpuni. Faktanya, sejak beberapa tahun lalu, mulai muncul kategori smartphone gaming. Sesuai namanya, smartphone gaming mengutamakan fitur-fitur untuk bermain game dan memang ditujukan untuk para mobile gamers. Tak hanya itu, aksesori untuk bermain game pun mulai muncul di pasar, seperti controllers dan paddlers.
Dengan keberadaan aksesori itu, pengalaman bermain game di smartphone semakin menyerupai pengalaman bermain game di konsol dan PC. Dalam 10 tahun belakangan, mobile game pun mulai berubah, menjadi semakin kompleks. Hal ini dibuktikan dengan kemunculan game-game ber-genre MOBA dan battle royale, yang pada awalnya hanya muncul di PC atau konsol.
Selain smartphone yang semakin mumpuni, alasan lain yang mendorong pertumbuhan ekosistem mobile esports di Asia Tenggara adalah kemunculan jaringan 5G. Sekarang, ada beberapa negara Asia Tenggara yang telah mulai menggelar jaringan 5G, seperti Indonesia. Selain itu, Singapura, Malaysia, dan Thailand pun telah memulai pembangunan jaringan 5G.
Dampak Pandemi ke Industri Esports
Esports adalah salah satu industri yang mendapatkan imbas positif dari pandemi virus corona. Selama pandemi, jumlah orang yang menonton konten esports di platform streaming game naik. Menurut Newzoo, jumlah penonton esports di dunia pada akhir 2021 akan mencapai 474 juta orang. Sebagai perbandingan, pada 2020, jumlah penonton esports adalah 435,9 juta orang dan pada 2019, angka itu hanya mencapai 397,8 juta orang.
Menariknya, Yang mengatakan, tidak semua penonton konten esports memainkan game yang diadu. Dia juga mengungkap, sepanjang 2020, jumlah hours watched dari kompetisi-kompetisi PUBG Mobile mencapai lebih dari 200 juta jam. Dia juga optimistis, para penonton PUBG Mobile baru — yang mulai menonton konten esports saat pandemi — akan tetap setia bahkan setelah keadaan mulai berangsur pulih. Selama pandemi, banyak kompetisi esports yang digelar secara online. Ke depan, menurut Yang, kompetisi esports akan digelar dengan model hibrida, yang menggabungkan model turnamen offline dan online.
“Esports adalah tren penting yang tidak bisa kita acuhkan,” ujar Yang, seperti dikutip dari The Star. “Para pemegang kepentingan — baik di dalam maupun luar industri esports — akan mendapatkan untung jika mereka bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem competitive gaming.”
Sementara itu, Hugo Tristão, Esports Head, Newzoo mengatakan, sekarang, industri esports telah menjadi bagian penting dari industri game. Karena itu, di masa depan, akan bermunculan pelaku industri esports baru, mulai dari organisasi esports, penyelenggara turnamen, perusahaan broadcasting, sampai perusahaan marketing khusus esports.