Dalam sebuah seminar tentang cloud computing, Francis Lee dari Joyent menyebutkan ada sejumlah mitos yang melingkupi cloud computing. Mitos-mitos inilah yang membuat orang-orang ataupun perusahaan masih enggan untuk berpindah dari model data center lama ke layanan cloud computing. Edukasi tentang cloud computing mutlak diperlukan untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan cloud computing. Tahun 2012 seperti yang saya prediksikan di Indonesia akan menjadi tahun di mana orang akan ingin tahu lebih banyak tentang teknologi cloud, termasuk mencoba layanan tersebut secara langsung.
Satu hal yang pasti, dengan mengalihkan sumber daya ke teknologi cloud bukan berarti pemilik data bisa ongkang-ongkang kaki dan lepas tangan jika ada hal-hal yang tidak diinginkan (misalnya: crash, hacked) terjadi dengan penyedia layanan cloud-nya. Penyedia layanan cloud yang baik pasti dari awal kontrak akan mengajak klien untuk duduk bareng mendesain environment sistem untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ini merupakan bukti awal keseriusan penyedia layanan cloud untuk secara sungguh-sungguh membantu kita mengurusi alih sumber daya terhadap seluruh sistem komputer yang dimiliki perusahaan.
Berikut adalah mitos-mitos cloud computing yang disebutkan oleh Francis Lee dan bagaimana sesungguhnya yang terjadi di dunia nyata:
1. Cloud Computing tidak secure, reliable, dan scalable
Tiga hal ini saya gabungkan menjadi satu. Faktanya adalah cloud computing bisa saja tidak secure, reliable, dan scalable. Hal ini bisa terjadi jika kita memilih penyedia layanan cloud yang tidak tepat dan kita tidak terlibat langsung dalam pendesainan arsitektur sistem komputer yang dikehendaki. Menurut Francis, penggunaan layanan cloud bukan berarti sistem tersebut langsung 100% aman. Kita tetap perlu memasang sistem pengaman seperti SSL dan semua layer keamanan yang menjadi faktor utama apakah sistem kita mudah ditembus atau tidak. Dari awal, seharusnya penyedia layanan cloud sudah memberikan saran-saran tentang cara terbaik untuk memastikan keamanan sistem.
Sementara itu, faktor reliable dan scalable bergantung dengan cara kita mendesain sistem komputer yang dimiliki di cloud dan bagaimana backup plan yang dimiliki oleh penyedia layanan cloud. Dengan demikian, langkah persiapan — baik dalam memilih penyedia cloud maupun mendesain arsitektur sistem komputer — merupakan hal critical untuk menentukan apakah sistem akan secure, reliable, dan scalable.
2. Cloud Computing tidak menghemat uang
Bisa jadi bahwa ternyata biaya yang dikeluarkan untuk mengalihkan sumber daya ke layanan cloud tidak lebih murah ketimbang membuat data center sendiri. Masalahnya, membuat data center sendiri itu pastinya membutuhkan yang namanya ruangan, infrastruktur, dan hardware yang semuanya adalah aset dan memiliki faktor depresiasi. Belum lagi seandainya kita perlu memperbarui semua itu secara berkala.
Sebaliknya dengan mengalihkan sistem ke teknologi cloud, hanya satu hal yang kita pikirkan dari sisi keuangan, yaitu biaya operasional. Tidak ada aset dan depresiasi yang perlu diurusi. Anggap saja seperti pembayaran bulanan yang rutin dikeluarkan, seperti halnya layanan listrik, air, atau telepon. Tidak perlu pusing dengan pembaruan teknologi ataupun bagaimana membuang perangkat yang sudah usang.
3. Cloud Computing membutuhkan skill IT yang baru
Apakah teknologi cloud membutuhkan skill yang baru? Sekarang dibalik, jika Anda berkecimpung di dunia Teknologi Informasi, hal apa yang tidak baru setiap harinya? Berbeda dengan dunia teknik lainnya, IT adalah dunia yang sangat cepat menuntut perubahan. Ini termasuk dengan skill dan ilmu yang diperlukan. Apa yang menjadi tren lima tahun lalu bisa jadi sudah tidak ada yang menggunakan saat ini.
Khusus untuk teknologi cloud, para administrator sistem di perusahaan tentu harus mengerti bagaimana meng-handle teknologi yang diterapkan oleh layanan cloud computing. Belajar terus-menerus, terutama untuk teknologi baru, adalah keharusan dan itu bukanlah hal yang bisa ditawar. Tentu saja penyedia layanan cloud akan selalu membantu jika memerlukan transfer ilmu dan teknologi.
—
Itu merupakan sekelumit mitos yang berkaitan dengan cloud computing. Garis besarnya adalah teknologi cloud memang memudahkan kita mengurusi sistem komputer yang dimiliki tapi pemilik sistem tetap secara penuh bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem yang dimiliki sudah benar-benar cukup secure, reliable, dan scalable. Update terhadap perkembangan teknologi juga merupakan keharusan di dunia yang serba cepat ini.
Semoga kita bisa memahami teknologi cloud dengan lebih baik dan dapat memutuskan apakah teknologi cloud computing merupakan solusi terbaik bagi sistem kita atau tidak.
tidak akan menjadi tren – karena tidak akan terlalu berpengaruh banyak, hanya berhubungan dengan server.
untuk cloud storage sendiri meskipun telah menjadi trend itu hanya berlaku di tempat dengan koneksi internet lancar, kl tidak malah menjadi problem tersendiri.
Bisa diperjelas lagi alasan anda soal “tidak akan terlalu berpengaruh banyak, hanya berhubungan dengan server.” ?? 🙂
hahahahah =)) atas gak jelas
😀 sory bila kurang jelas maksudnya dari segi web programming penggunaan cloud server tidak terlalu berpengaruh banyak. Mungkin effect yg utama hanya scalabilitas , harga dan security saja dalam memilih cloud or not, dan ketiga nya tak berpengaruh banyak pada web programming.
(u/ security maksudnya keamanan pada sistem cloud server)
saya sengaja nanya untuk memperjelas point anda 🙂
nah, sekarang soal “tidak akan menjadi tren – karena tidak akan terlalu berpengaruh banyak, hanya berhubungan dengan server.” saya rasa itu bukan alasan bahwa cloud tidak akan menjadi trend , dan setelah anda perjelas lagi ini katanya soal web programming 🙂
Trend itu kan bukan hanya web programming, banyak hal yang bisa cloud lakukan dan menjadi trend.. mobile juga bisa menggunakan cloud, untuk perhitungan kompleks juga bisa menggunakan cloud.
Sudah pernah menggunakan Platform as a service? seperti heroku.com .. kalo belum pernah saya sarankan untuk menggunakan.. karena itu MENGUBAH cara biasa dalam web programming, kemudahan deployment salah satunya.
Lihat github, joyent, gwt, YQL dan ada sangat banyak lagi.. itu semua di cloud dan itu bisa untuk web programming.
Cloud bukan hanya dari sisi server .. buka saja aws.amazon.com untuk contohnya.. dari Mapreduce , caching dll bisa dijadikan service , jadi bukan compute saja 🙂
saya hanya ingin dia memperjelas poinnya supaya saya bisa menanggapi, dan barusan saya tanggapi 🙂
hmmm bukannya heroku justru malah memperjelas point saya dimana kita sudah tidak memperhatikan sisi server lagi, dan dapat menggunakan berbagai language web standard untuk memanfaatkan cloud computing ??
Apakah itu artinya “Tidak akan menjadi trend” .. ?? 🙂
“tidak akan menjadi tren – karena tidak akan terlalu berpengaruh banyak, hanya berhubungan dengan server.”
Definisi trend bagi anda itu apa? 🙂
ah pusingggg