Bicara soal cloud gaming, cukup mudah menunjuk Microsoft sebagai salah satu pihak yang paling gencar mempromosikannya. Layanan berlangganannya, Xbox Game Pass Ultimate, datang membawa fitur yang memungkinkan pemain untuk memainkan game-game AAA di smartphone atau tablet hanya dengan bermodalkan koneksi internet yang bagus. Sekarang, Microsoft rupanya juga ingin para developer game untuk memanfaatkan kehebatan teknologi cloud.
Dalam sebuah video yang ditujukan untuk kalangan developer, Microsoft menjabarkan rencananya untuk bermitra dengan studio game demi mengembangkan deretan game yang bersifat cloud-native buat ekosistem Xbox. Program ini merupakan inisiatif dari divisi baru Xbox Games Studios Publishing yang bernama Cloud Gaming Organization.
Video presentasinya banyak membahas mengenai aspek-aspek teknis dari teknologi berbasis cloud yang ditawarkan. Dijelaskan bahwa game cloud-native adalah game yang bisa memberikan pengalaman-pengalaman baru; pengalaman yang sebelumnya tidak mungkin bisa dicapai tanpa melibatkan teknologi cloud.
Game cloud-native bukan sebatas game yang dapat di-stream dari server ke perangkat milik pengguna. Yang Microsoft maksud justru adalah game yang memanfaatkan teknologi cloud untuk memproses beberapa bagian dari game, entah itu rendering, simulasi physics, lighting, dan lain sebagainya.
Contoh terbaiknya adalah Microsoft Flight Simulator, yang mengakses data dalam jumlah masif dari platform cloud Microsoft Azure demi menyajikan tingkat realisme yang luar biasa. Contoh lainnya adalah Crackdown 3, yang juga memanfaatkan Azure untuk mengolah simulasi physics dalam game, sehingga performa game yang dirasakan oleh pemain tetap bisa konsisten tidak peduli sekompleks apapun aksi yang sedang mereka saksikan di layar masing-masing.
Menurut Microsoft, teknologi cloud ini menawarkan beragam keuntungan, baik dari sisi developer maupun pemain. Bagi pihak developer, mereka bisa memanfaatkan jaringan komputer di cloud untuk meningkatkan kapasitas rendering grafik, jumlah AI agent, randomization fitur maupun level, serta untuk mengaplikasikan special effect yang memukau. Bagi pemain, mereka bisa menikmati game dengan NPC yang lebih realistis berkat pemanfaatkan natural language processing, atau mendapatkan pengalaman yang lebih baik dalam game-game yang mengemas banyak elemen prosedural berkat bantuan machine learning.
Kedengarannya sangat menjanjikan memang, namun Microsoft tidak lupa menekankan bahwa semua ini masih dalam tahap riset awal dan belum diimplementasikan. Meski begitu, Microsoft tidak segan mengajak developer berdiskusi demi mengumpulkan masukan, sehingga pada akhirnya mereka bisa menentukan area yang harus difokuskan terlebih dulu. Game cloud-native tidak selamanya harus berarti game AAA yang ambisius, tetapi bisa juga mencakup judul-judul indie yang eksperimental.
Via: Games Industry.