Meta resmi mengumumkan Llama 2, generasi terbaru dari model bahasa AI yang mereka kembangkan sendiri secara internal. Sesuai namanya, ini merupakan penerus langsung dari model bahasa AI Llama yang Meta luncurkan di bulan Februari lalu.
Dibandingkan pendahulunya, Llama 2 diklaim telah dilatih menggunakan 40% lebih banyak data, serta memiliki context length dua kali lebih besar. Berdasarkan pengujian internal yang Meta lakukan, Llama 2 juga berhasil mengungguli berbagai model bahasa open-source lain dalam hal penalaran, pemrograman, kecakapan, dan tes pengetahuan.
Open-source? Ya, Meta sengaja merilis Llama 2 sebagai model bahasa open-source yang dapat digunakan secara gratis oleh siapa pun, baik untuk keperluan riset maupun komersial. Meta percaya bahwa prinsip serba terbuka ini adalah jalan terbaik untuk mengembangkan teknologi generative AI.
“Kami percaya bahwa pendekatan terbuka adalah pendekatan yang tepat untuk pengembangan model AI terkini, terutama di ranah generatif yang teknologinya berkembang pesat,” tulis Meta dalam pengumuman resminya. “Membuka akses ke model AI terkini berarti generasi pengembang dan periset dapat menguji coba model tersebut, mengidentifikasi dan memecahkan masalah dengan cepat sebagai sebuah komunitas.”
Meta tidak sendirian dalam memperkenalkan Llama 2. Mereka juga ditemani Microsoft sebagai mitra utamanya, yang menjamin bahwa model bahasa ini telah mendapat dukungan penuh di platform Azure maupun Windows. Seperti dijelaskan oleh Microsoft, Llama 2 telah dioptimalkan agar bisa berjalan secara lokal di PC Windows. Dengan kata lain, developer pada dasarnya hanya membutuhkan kartu grafis kelas high-end agar bisa melakukan fine-tuning Llama 2 sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Di saat yang sama, Meta turut bermitra dengan Qualcomm untuk menghadirkan Llama 2 di smartphone mulai tahun 2024, dengan harapan supaya aplikasi-aplikasi berbasis AI dapat berjalan tanpa harus mengandalkan layanan cloud.
Meski Llama 2 dirilis sebagai model open-source, Meta ingin memastikan bahwa pengaplikasiannya bisa selalu dipertanggungjawabkan. Transparansi dan keamanan merupakan dua aspek yang mendapat perhatian khusus, dan itu diwujudkan dengan mengadakan uji coba secara internal maupun eksternal.
Selain melalui platform Microsoft Azure, Llama 2 juga akan tersedia lewat platform lain seperti Amazon Web Services (AWS) maupun Hugging Face. Hal ini tentunya akan semakin memperluas jangkauan Llama 2 dibanding pendahulunya, yang diklaim menerima lebih dari 100.000 permintaan untuk digunakan oleh para peneliti — salah satunya dari tim peneliti Stanford University, yang sempat menyulap Llama menjadi pesaing ChatGPT dengan modal seadanya.