Mereka datang, mereka eksekusi, mereka jual.
Samwer Brothers mungkin bukan idola bagi kebanyakan pengusaha, tetapi perusahaan mereka memberikan dampak yang besar bagi pasar startup seperti Indonesia.
Sejak kedatangan mereka beberapa bulan yang lalu, Rocket Internet telah memperkerjakan orang dengan sangat cepat, mereka membawa perusahaan tiruan ke pasar dan mendapatkan uang dari sana. Orang-orang ini tidak banyak bicara, bahkan salah satu strategi mereka adalah menghindar dari blog teknologi seperti kami. Itu bisa berarti ada yang disembunyikan oleh mereka, tetapi bisa juga berarti bahwa mereka ingin fokus atas apa yang mereka lakukan dan berbagai hal yang ingin menambahkan nilai untuk mereka dan perusahaannya. Tentu saja Rocket Internet juga sebenarnya tidak populer diantara media teknologi karena prinsip anti-inovasi mereka, yang mungkin menjadi alasan utama mereka menghidari jurnalis teknologi.
Tetapi salah satu hal yang Rocket Internet bawa adalah perilaku berhenti bertanya, fokus dalam mengerjakan sesuatu dan membuatnya berjalan. No rockstar bullshit.
Jika Anda memperhatikan bagaimana mereka beroperasi di pasar baru, Anda akan kaget. Mereka telah hadir di Indonesia baru 3 bulan yang lalu dan mereka telah memiliki ratusan karyawan, dengan lebih dari 6 produk yang telah ada di pasar. Orang-orang ini tidak berkeluh kesah mengenai layanan pembayaran untuk e-commerce mereka, mereka hanya mencoba cara untuk membuatnya berhasil. Mereka tidak menunggu, dan itu adalah perilaku pemenang.
Startup Indonesia bisa belajar dari orang-orang ini, belajar bagaimana mereka fokus dalam mengembangkan sebuah bisnis yang menguntungkan, tidak hanya mengembangkan “sesuatu yang keren”. Betul pendapat ini masih bisa diperdebatkan, tetapi Indonesia belum siap untuk “mengubah dunia”. Saya tidak bilang tidak mungkin, tetapi masih banyak hal yang harus kita perbaiki sebelum kita bisa mengubah dunia, dan Samwer Brothers tidak akan menunggu hal tersebut untuk memperbaiki dengan sendirinya.
Kita bisa terus menjelek-jelekan Rocket Internet, tetapi mereka tahu cara melakukan eksekusi dan membesarkan skala perusahaan dengan cepat. Motif dan agenda mereka mungkin tidak mulia, tetapi mereka bisa mengajarkan kita untuk membangun bisnis dan ekosistem yang sebenarnya. Persis seperti apa yang dibutuhkan oleh startup Indonesia saat ini, yaitu seseorang yang bisa menunjukkan bagaimana menjalankan bisnis secara serius: mengembangkan dan mengeksekusi.
Foto: Wired.
Wah..blog teknologi terutama di Indonesia ternyata malah men-support Rocket internet.
“Mereka datang, mereka eksekusi, mereka jual.”
“Startup Indonesia bisa belajar dari orang-orang ini, belajar bagaimana mereka fokus dalam mengembangkan sebuah bisnis yang menguntungkan, tidak hanya mengembangkan “sesuatu yang keren”
Rama, tidakkah anda melihat kontradiksi di kedua statements tersebut? Rocket internet tidak mengembangkan bisnis yang menguntungkan. Kebalikannya, mereka malah memanfaatkan deep pocket mereka untuk mengembangkan perusahaan dengan tingkat kecepatan yang tidak wajar dengan tujuan utama untuk merangkul user sebanyak-banyaknya dan menguasai pasar secepat-cepatnya agar tidak ada pemain lain yang tidak bisa masuk. Forget about long term strategy. Forget about profitability. Setelah hal itu tercapai, seperti yang anda sudah sebut di atas, mereka akan berusaha menjual perusahaan tersebut.
Tentunya anda bisa mengerti kalau startup2 yang akan menjadi pondasi internet Indonesia harus punya pikiran yang jauh ke depan, dan tidak hanya berpikir untuk berkembang secara cepat tanpa peduli kepada ekosistem dan kelangsungan jangka panjang perusahaan. Jika semua startup hanya memikirkan short term gain dan berharap suatu hari akan bisa dijual ala Rocket Internet, tamatlah sudah cita-cita kita semua mempunyai industri internet yang self-sustaining dan menjadi raja di negeri sendiri.
Saya harap anda bisa minta maaf kepada semua pelaku startup2 Indonesia yang sudah anda tampar dengan tulisan seperti ini.
Bukannya kita memang perlu di tampar ya? Startup juga entitas bisnis. Kalau memang harus exit cepat ya gak mungkin dong ditunda hanya karena takut disebut tidak keren? Kecuali kita memang punya agenda lain yang lebih penting.
Deep pocket player menurut saya bagus buat Indonesia. Iterasi ekosistem bisa berjalan lebih cepat. Pasar bisa lebih cepat matang. Infrastruktur juga akan jadi lebih kondusif karena pengaruh deep pocket player.
Apa yang tidak wajar dengan merangkul user sebanyak-banyaknya? Kalau kita diberi modal besar kemungkinan besar kita juga melakukan hal yang sama. Mengamankan pasar, beberapa langkah di depan.
“Jika semua startup hanya memikirkan short term gain dan berharap suatu hari akan bisa dijual ala Rocket Internet, tamatlah sudah cita-cita kita semua mempunyai industri internet yang self-sustaining dan menjadi raja di negeri sendiri.”
Kalau mau self-sustain, saya rasa kita harus siap dengan kompetisi keras semacam ini. Tak terhindarkan.
Untuk short-term gain, kita tak akan bisa mencegah orang untuk bermimpi. Kalau ternyata mimpinya semalam bisa sukses, kita tak bisa melarang. Mereka akan belajar, the hard way. Or laugh even effing louder because they nail it while we never believe their suppose-to-be fake dream.
Slap me.
Hi Rama! Kamu sudah gila ya???? Kamu kalau tidak mengerti pentingnya eksistensi bisnis internet di Indonesia tak usah menulis blog lah! Kamu telah merusak dan mematikan semangat mulia startup2 di negeri tercinta ini!!!!
Menarik tulisannya!
Kalau saya sendiri tertampar dengan tulisan ini, but in positive way. Terlepas dari visi dan tujuan Rocket Internet they are just do the real hard work and know what to do with their cash in hand. Begitu ada tujuan, tanpa babibu langsung kerja dan they made it real fast! Kadang malu sama diri sendiri juga sih yang progress dalam bisnisnya lambat karena kebanyakan mikir, ga dieksekusi2 dan selalu cari excuse saat ada masalah.
Ok Startups founders, now get back to work!
PS: Pinspire.co.id udah live lho! Wow, they are quick!
“You call me crazy like it’s a bad thing” – William Henley
yes, tanpa kompetisi yang berarti startup Indonesia ga akan maju, cuman jadi ajang sok2an aja yang punya startup tanpa ngasih value ekonomi yang berarti.
Sampah komennya
@Rajasa : secara defacto sudah awal 2011. Temenku sempat mau dihijack.
Pake id yang jelas dong, jangan “Guest” atau “Nama Random Untuk Menyembunyikan Identitas” jadi jelas tanggung jawabnya kalau mengeluarkan suatu pernyataan, jangan pengecut yang hanya berani melontarkan pendapat “mengundang” lalu bersembunyi di belakang username anonymous 😀
coba penulis membaca dari business week bloomberg edisi maret kemarin, mereka menceritakan mengenai “kehebatan” 3 orang ini sebagai Copycat dan di musuhi orang di silicon valley.
Maafkan kalau saya disini tidak begitu mahir dalam bertutur kata.
Menurut saya apa yang tertulis di Bloomberg Business Week itu benar2 membuka mata kita siapa mereka sebenarnya. Mereka berbisnis hanya untuk menghancurkan, dengan menggunakan cara2 yang kotor.
Tidak sepantasnya mereka di tulis dengan di puji2 karena mereka justru mengacaukan gelombang eCommerce di Indonesia.
Rama, pernahkah anda sebelum menulis artikel ini, anda mencoba untuk membeli / ber transaksi di salah satu web nya mereka ? Zalora atau Lazada.
Saya pernah, ini bukan sentimen pribadi.
Saya penah ingin mencoba membeli iPhone 4S. Apa yang saya dapatkan ? Customer service mereka dengan canggih mencari2 product yang namanya iPhone 4S. Membutuhkan waktu hampir 10 menit, dan mereka menawarkan iPhone nya mau warna apa bu ? ada warna pink, putih,orange, blue, black. Totalnya adalah 5 warna.
Dan orangnya ngotot lagi, kalau iPhone ada 5 warna. Bukan hanya knowledge mereka yang kacau. Delivery nya mereka membutuhkan waktu 7-10 hari utk di antar, dan ini adalah wilayah Jakarta.
Hal ini akan menghancurkan image eCommerce di Indonesia. Saya tau di luar sana ada eCommerce buatan anak bangsa yang bener2 mengutamakan service.
Rama, ketika anda menulis tanpa mencoba, artinya anda mematikan masa depan anak bangsa ini. Image yang bagus di hajar dengan web eCommerce dr luar dimana tidak menomorsatukan service sama sekali. Lama2 orang menjadi muak dengan eCommerce di indonesia. padahal di luar sana ada yg bagus.
Saran saya, sebelum menulis, coba dulu. Sehingga anda bener2 menulis sesuatu yang bermutu dan sesuai dengan kenyataan.
ah ini lagi, masih ada ajah yg komen picik gini, gak usah menggurui di ruang bebas seperti ini, semua bebas ber-anonymous ataupun bersembunyi
Di satu sisi Rocket Internet sangat pandai memanfaatkan kondisi Indonesia yang masih “labil” untuk urusan teknologi gini hahaha 🙂 Hey, they offer training for their Indonesia programmer to be trained in Phillipines, correct or not?
bingung kenapa orang indo cepet banget emosian/tersingung, cuma ditampar dengan tulisan begini aja langsung marah. pendapat orang kan beda-beda. yah kalo emang si A bilang dia pro Rocket Internet yah good for him, kalo si B bilang dia ga setuju dgn Rocket Internet yah silahkan. menurut gw tulisan yang kontroversi kaya gini kadang perlu. tapi apa sih arti kata-kata orang? biarin lah orang mo ngomong apa tentang industry or business anda, toh dia ga nyerang or menjelekan nama company or pribadi anda secara langsung kan? Rocket Internet mungkin musuh semua orang tapi harusnya pertanyaan nya apa hal positif yang bisa diambil dari Rocket Internet. masalah apakah orang mengagungkan or menjelekan Rocket Internet is irrelevant.
wah keren, kalah cepet dong kita…
padahal niat any juga copycat gitu…. banyak start up yang keren di luar sana. Tapi emang ane g mampu, bukan cuman sumber daya tapi skill, hehehehe….
kalau pun kita protes, toh nyatanya g mampu juga. Kalau copycat – knapa prinsipal ide awalnya tidak memikirkan indonesia. Gap ini dipakek mereka dengan cerdas, syaratnya mereka harus cepat bergerak… dan itu telah mereka lakukan !
mungkin kita lebih banyak berkomentar daripada bekerja – conto ne ya komen2 sebelum ini lah… wkwkwkwk
In short, ambil yang bagus dari Rocket Internet. Untuk masalah eksekusi dan scalling up, rasanya mereka emang world class. Dan kalo mau bawa bawa nasionalisme, sekalian aja bawa agama 😀
hahaha.. 😀
Ini bukan masalah nasionalisme..tetapi lebih memberikan kesempatan untuk membentuk industri mandiri yang self-supporting dan membuka banyak lapangan kerja di DALAM NEGERI sendiri dan menumbuhkan ekonomi berbasis digital di Indonesia yang menguntungkan rakyat sendiri. Ada alasannya mengapa China begitu protektif terhadap industri internet mereka.
Jadi Pak Agus, tolong dipikir lebih jauh lagi. Nasionalisme bukan nasionalisme kosong, tapi ada sisi riilnya juga 🙂
Dan karena DS nulis artikel ini, industri digital dalam negri jadi terancam? Come on, jangan merendahkan pelaku industri digital dalam negri dong 😀
Menurut saya, ada banyak juga hal positif dari eCommerce bikinan anak negeri yang bisa dibahas dan dijadikan artikel disini. Uang bukan segalanya, yang terpenting adalah SERVICE dan KEPERCAYAAN dari masyarakat Indonesia.
Jadi daripada membuang waktu untuk mengulas terus menerus tentang Rocket Internet dan segala COPY CAT-nya.. Sebaiknya TUNJUKAN dukungan Anda dengan mengulas eCommerce bikinan anak bangsa yang tidak hanya bermodalkan duit dengan beriklan sana-sini. tapi sudah terbukti pelayanannya ga malu2in buat semua pecinta eCommerce !
Saya sendiri maniak online shopping, saya bandingkan semua web jual beli online yang pernah Anda tulis disini..
Saat saya belanja di Zalada – salah satu COPY CAT buatan ROCKET INTERNET (saya lihat iklannya di Banner Daily Social ini) dan saya benar2 kecewa, saya hanya belanja 1 blouse rajut, dan diantar 3 minggu kemudian.. !!
sedangkan NORMALnya maksimum hanya 2 hari saat saya belanja di web lainnya.
Silakan pembaca atau penulis mencoba langsung untuk web lainnya bikinan rocket dan buktikan sendiri seperti saya “maniak online shopping” ini.. telah membuktikannya !
Hidup Indonesia !!!
aneh dengn Rocket Internet ini… inovasi bukan nomor 1 bagi mreka namu mereka fokus, dan menghasilkan uang. 2 jempol.
Ini artikel kog kaya translate-tan aja yah yah? Kegnya marshable tulis sama persis. Dan mereka up duluan. Apakah artikel di DS ini hanya translate-tan?
Saya Pro Rocket Internet…seperti yang Navinort bilang di atas, jika ada agenda lain semisal soal “Keren” atau “Inovasi”, jika agendaku saat ini adalah duit mo gimana?
Startup Digital bukan cma lahir dari ide jenius dan kode keren….tapi juag celah bisnis
“Guest” : Memalukan
Nope. Artikel ini justru diaggregasi oleh The Next Web.
Ada linknya?
saya baca majalahnya. dan ya, memang dia ‘dimusuhi’ banyak pihak.
menurut saya pribadi, artikel majalah tersebut juga menjelaskan hal lain, setidaknya artikel di majalah tersebut juga menjelaskan bagaimana keahlian rocket internet dalam hal strategi eksekusi dan membesarkan skala perusahaan secara cepat. dua topik yang menjadi hal pokok di artikel ini.
Iya dong, sama seperti hak memakai nama anonymous, saya juga berhak untuk menyampah 🙂
Prediksi saya : Karena si gang of three ini sudah jadi musuh bersama banyak perusahaan, kita tinggal hitung hari… eh, hitung tahun… maybe short years 🙂
dan juga REPUTASI….
Karena ada artikel ini kalian semua menjadi saling teriak, saling ejek dan saling menjatuhkan. Namun dari perdebatan ini mungkin kalian secara bersama sama bisa menolong industri ECommerce Indinesia. Pls carikan solusi untuk masalah ini. terserah kalian mau berantem mau saling hina atau mau dengan cara DAMAI. Yang saya yakini kalian (penulis & yg komentar) pasti master master industri internet.