Dark
Light

Mencari atau Dicari Investor?

2 mins read
May 10, 2011

Rama beberapa waktu yang lalu menuliskan tentang topik yang berhubungan dengan investor, dan saya cukup setuju bahwa pertumbuhan investor akan terus meningkat di tahun ini.

Namun satu hal yang masih menjadi pemikiran saya adalah tentang bagaimana mereka – para investor ini- mendekati startup yang ada di Indonesia. Tentang pendekatan yang dilakukan oleh mereka atas startup yang baru muncul atau telah ada sebelumnya.

Tulisan ini memang tidak bisa merekam secara luas dan lengkap tentang cara investor mendekati startup, namun setidaknya bisa memberi gambaran singkat dari pengalaman yang saya temukan di sebuah acara bertaraf Asia yang juga menghadirkan beberapa startup di Jakarta beberapa waktu lalu.

Entah karena itu adalah sebuah event atau memang pendekatan investor memang demikian, namun proses mendekati startup secara langsung sambil menawarkan pendanaan ditempat saya pikir kurang bijak, akan lebih baik bagi saya jika perkenalan di sebuah event menjadi perkenalan awal yang nantinya akan berlanjut ke pendekatan yang lebih ‘dalam’, dimana masing-masing saling mengenal dan mencari kecocokan. Bahkan bisa jadi dalam proses pendekatan ini tidak ada percakapan tentang investasi (dana), hanya saling mengenal dan mengetahui kapasitas masing-masing.

Saya jadi teringat ketika di acara FOWAB sekitar bulan Agustus tahun lalu. Ketika itu hadir mas Dondi Hananto, Satya – Koprol, Aria Rajasa – GantiBaju, Selina – Urbanesia, Fares dari Scraplr dan Rama – DailySocial sebagai moderator. Mereka masing-masing menceritakan tentang pengalaman yang berhubungan dengan investasi dan investor, satu hal yang sempat saya ingat betul adalah tentang kecocokan.

Layaknya menemukan co-founder atau partner, menemukan investor adalah sebuah persoalan tersendiri, kecocokan baik secara personal maupun visi-misi adalah faktor penting dalam proses pendanaan. Tidak berlaku untuk semua startup memang, tetapi bisa jadi berlaku bagi kebanyakan startup. Setidaknya itu yang saya dapat dari uraian pada acara FOWAB diatas serta percakapan bersama dengan beberapa relasi yang sudah, sedang dan akan mendapatkan pendanaan. Saya kira proses pendekatan dan menemukan kecocokan juga dialami Rama saat memutuskan untuk mendapatkan pendanaan dari MerahPutih Inc..

Pada acara yang menghadirkan startup yang dijelaskan di awal tulisan, saya juga berkesempatan berbincang dengan salah satu investor asal Singapura, dari beberapa pertanyaan tentang perkembangan startup di Indonesia, saya bisa menangkap bahwa ia cukup tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, selain masalah yang berkaitan dengan pemerintah, kami bercakap tentang startup itu sendiri. Kemudian saya juga mencoba melakukan diskusi tentang bagaimana cara untuk mendekati startup, investor asal Singapura ini cukup setuju dengan pilihan cara yang bisa dilakukan investor dalam mendekati startup, perlahan namun pasti.

Memang persaingan untuk mendapatkan startup untuk didanai juga cukup ketat, namun perlahan disini tentunya bukan berarti lambat, perlahan dalam artian cermat, mempelajari secara detail, proses perkenalan yang intens, analisis potensi pasar, mempelajari tim/talent dari startup itu sendiri serta tentunya melihat visi-misi masa depan startup yang bersangkutan.

Memang gaya investor dan startup juga berbeda-beda, tetapi saya pikir itu kasus khusus, secara mendasar proses dari investasi tidak bisa dilakukan secara singkat, sebagai contoh salah satu teman saya sempat hampir ‘frustasi’ ketika beberapa kali bertemu investor namun tidak kunjung jelas perkembangannya, sampai pada pertemuan kesekian baru terlihat ‘maunya’ apa.

Di sisi lain, startup yang mencari investasi juga sebenarnya berbeda-beda, tergantung pula dari layanan atau aplikasi yang dikembangkannya, kesepakatan pendanaan ada yang bisa dilangsungkan secara cepat bisa juga perlahan. Startup juga tentunya perlu untuk mengenal secara lebih jauh investor yang akan memberikan investasi (bisa berupa dana atau jaringan, relasi, dukungan lain atau kombinasi), kesamaan persepsi dari startup sebagai sebuah bisnis dibutuhkan agar bisnis tersebut berjalan lancar dan berkesinambungan.

Pendekatan yang intens serta detail dan proses tukar pikiran bisa menambah informasi dari masing-masing pihak, startup – investor, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebuah startup, yang saya pandang sebagai sebuah usaha rintisan (berorientasi sebagai sebuah perusahaan) tentunya membutuhkan dukungan mendasar dari founder dan jika akan mendapatkan investasi, investor.

Mencari atau dicari investor memang bisa menjadi pilihan bagi startup atau investor itu sendiri, namun yang terpenting menurut pendapat saya adalah pendekatan dan riset, riset di sini bisa jadi riset lengkap atau riset sederhana yang bisa dilakukan bersamaan dengan proses perkenalan dan berdiskusi. Saling mengetahui proporsi dari masing-masing pihak, karena sebuah usaha tentu mencari cara untuk bertahan dan berkesinambungan, bahkan jika strateginya adalah exit sekalipun. Hampir tidak ada yang instan, apalagi kebutuhan atas dukungan penuh menjadi satu bagian penting dari startup, sebagai usaha baru, dukungan penuh harus diberikan baik oleh founder maupun investor.

Bagaimana pendapat Anda?

[Sumber gambar]

[English version for this post]

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

4 Comments

  1. sob ane mau tanya web angel.co itu apakah efektif cari investor thanks

  2.  peluang bisnis di dunia pertanian dengan keuntungan besar

    sarottama.wordpress.com

  3. Pasar yang bagus memang perlu diseriusi untuk digarap, hal tersebut
    tentunya akan membutuhkan modal yang tidak sedikit. nih ada slusi untuk
    mendapatkan modal tanpa jaminan, hanya mengirimkan company profile dan proposal
    untuk dianalisa, jika layak maka maka proyek bapak/ibu akan mendapat kucuran
    dana. info lengkapnya dapat menghubungi salah satu mediator yakni bpk
    Kriswanto, SE di no telp 0878.5413.8558 atau via email [email protected]

     

    semoga bisa membantu dan slam sukses…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Tempa Labs Develop Animal Choirs Game for BlackBerry PlayBook

Next Story

Perhatikan Remaja, Mereka Adalah Pendorong Utama Pertumbuhan Mobile

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,