Dark
Light

Lewat RPI Bappenas Targetkan Fixed Broadband Raih 49% Konsumen Pedesaan dan 71% Konsumen Perkotaan Dalam Lima Tahun

2 mins read
June 22, 2014

Program Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) yang dicanangkan pemerintah dalam upaya pemerataan jaringan internet ke seluruh wilayah Indonesia telah menandakan datangnya era di mana seluruh masyarakat Indonesia kini bisa saling terhubung satu sama lain dengan teknologi internet. Langkah ini tentu patut kita dukung secara positif dengan fokus pada pembangunan infrastruktur fixed dan mobile broadband yang menyeluruh, dalam lima tahun ke depan seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati akses internet cepat tak terkecuali bagi penduduk kota maupun perdesaan.

Rencana ini tak main-main. Dalam paparan presentasi rancangan yang disampaikan oleh Dedy S. Priatna, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, pihak pendukung program yang diantara lainnya ada dari lembaga Detiknas dan Mastel ini memiliki tugas untuk memperlebar peta persebaran jaringan internet di seluruh Indonesia dengan tak hanya meluaskannya, namun juga meningkatkan tingkat konsumsi dan akses kecepatan yang jauh lebih mumpuni dari saat ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Dedy pada pertemuan eksklusif dengan awak media dalam persiapan National Broadband Symposium 2014, di tahun 2013 Bappenas mengantongi data yang masih belum memuaskan akan hal ini. Pemaparan data yang disampaikan dibagi menjadi dua yakni pembangunan infrastruktur fixed broadband dan mobile broadband.

Selama 2013 kemarin, secara nasional jaringan fixed broadband masih menyentuh angka 15% dari konsumen rumah tangga dengan kecepatan akses internet yang bisa dinikmati sebesar 1Mbps. Lain halnya dengan konsumen wilayah bisnis, peta persebarannya bisa mencapai 30% dengan rata-rata kecepatan hingga 100Mbps. Jaringan pitalebar sendiri didefinisikan sebagai akses internet yang selalu tersambung dengan kecepatan minimal 2 Mbps untuk jaringan tetap dan 1 Mbps untuk mobile.

Untuk jaringan mobile broadband, Dedy mengatakan pertumbuhannya cukup baik. Teknologi yang terbilang masih lebih muda ketimbang fixed broadband ini nyatanya mampu bercokol di angka 12% dari total populasi, walau rata-rata kecepatannya masih sebesar 512Kbps. Namun begitu untuk populasi pasar secara keseluruhan, persebaran jaringan pitalebar masih sangat kecil yakni hanya sebesar 5%.

Lewat program RPI, tahun 2019 nanti adalah tahun dimana peta persebaran tadi diharapkan dapat bertumbuh secara sangat signifikan dan dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Bappenas menargetkan, dalam jangka waktu lima tahun ke depan, Bappenas menargetkan pembangunan yang dibagi lagi menjadi dua yakni target pembangunan infrastruktur perkotaan, dan target pembangunan infrastruktur perdesaaan. Jika di perkotaan pembangunannya jelas hanya tinggal meningkatkan angka yang sudah ada.

Untuk konsumen rumah tangga jaringan fixed broadband akan menjangkit di 71%  konsumen dengan kecepatan rata-rata hingga 20Mbps. Kemudian untuk konsumen bisnis, pengadopsiannya akan digenjot hingga 100% dengan kecepatan akses maksimal hingga 1Gbps. Begitu pula halnya dengan jaringanmobile broadband, penggunaannya pun juga ditargetkan akan bisa menyentuh hingga 100% populasi dengan kecepatan akses mencapai 1Mbps. Jika target ini terwujud, maka jaringan broadband akan mampu menyentuh 30% dari total keseluruhan populasi pasar di perkotaan.

Bagaimana dengan jaringan di perdesaan? Target Bappenas rupanya cukup “gila”. Dengan pasar yang saat ini masih dalam tahap pengedukasian lebih lanjut, dalam lima tahun mendatang Bappenas punya cita-cita untuk menyebar jaringan broadband yang sangat optimis.

Disampaikan dalam presentasinya, program RPI akan membantu penyebaran jaringan fixed broadband yang diharapkan bisa menyentuh 49% konsumen di kelas rumah tangga dengan kecepatan akses mencapai 10Mbps. Sama agresifnya dengan fixed broadband, jaringan mobile juga diproyeksikan akan menyentuh 52% dari total populasi perdesaan dengan kecepatan yang sama dengan masyarakat kota yakni sebesar 1Mbps. Jika terealisasi, jaringan broadband akan menjangkit sebanyak 6% dari total populasi pasar di perdesaan.

Selain menargetkan persebaran penggunaan jaringan broadband yang luas, program ini juga mengharapkan pengendalian biaya layanan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan daya beli pasar. Pihak Bappenas berharap, para operator layanan bisa menyesuaikan harga layanan yang kurang dari 5% dari rata-rata pendapatan bulanan masyarakat secara luas di tahun 2019 nanti.

Harapan yang diusung dari program RPI melalui pemaparan tadi sebenarnya masih berupa rancangan garis besar, masih banyak fokus dan pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan untuk mendukung perwujudan hal ini, namun demikian sebagai konsumen, target ini tentu mendatangkan harapan yang sangat besar akan pengadopsian teknologi internet yang kian menyeluruh di kehidupan masyarakat. Dan juga semoga saja pemerintahan Indonesia yang sebentar lagi akan berganti kepemimpinan dapat terus mendukung program ini hingga selesai tepat waktu dan sesuai dengan target yang diharapkan.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DaiySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Previous Story

Resmi Meluncur di Indonesia, Aplikasi Easy Taxi Gandeng Empat Operator Taksi di Jakarta

Next Story

Berry Kitchen Dapatkan Pendanaan dari East Ventures untuk Kembangkan Bisnis Katering Online

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,