Setelah membuka layanannya di bulan Oktober lalu di sejumlah negara berkembang di kawasan Asia dan Afrika, layanan jual beli mobil Carmudi membuka tahun 2014 dengan ekspansi di pasar Indonesia dan Filipina. Layanan yang didukung oleh Rocket Internet ini menyatakan pertambahan pasar ini tak lepas dari perkembangan industri otomotif yang pesat di kedua negara Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri pasar jual mobil secara online sudah cukup ramai, meskipun masih ada ruang untuk berekspansi. Selain Mobil123 dan RajaMobil yang memiliki segmentasi pasar yang sama, Carmudi juga harus bersaing dengan layanan iklan baris raksasa macam Tokobagus dan Berniaga. Stefan Haubold, co-founder Carmudi, mengatakan kepada e27 bahwa targetnya adalah mencapai posisi tiga besar di segmen iklan baris mobil di setiap negara, meskipun dia menekankan adalah lebih penting untuk menghantarkan layanan berkualitas tinggi untuk memastikan kepuasan pelanggan.
Menurut Haubold, biasanya konsumen mencari tiga hal saat memanfaatkan layanan seperti ini: transparansi, penawaran yang sesuai untuk budgetnya dan ketersediaan berbagai macam jenis mobil yang bisa dipilih. Konsumen juga menginginkan kemampuan untuk membandingkan penawaran produk dari kota dan lokasi yang berbeda dalam satu tempat. Hal inilah yang ditawarkan di Carmudi.
Di awal peluncurannya, Carmudi telah memiliki lebih dari 1000 listing untuk informasi penawaran mobil di Indonesia. Konsumen dapat memilih mobil yang diinginkan berdasarkan harga, jarak yang sudah ditempuh, tahun pembuatan, lokasi, kondisi (baru, lama ataupun rusak), dan merk. Untuk mengurangi kemungkinan penipuan, konsumen bisa memilih apakah hanya ingin melihat dari penjual yang sudah diverifikasi.
Sejauh ini Haubold menolak menginformasikan berapa banyak informasi penawaran yang terdaftar dan terjual di Carmudi. Haubold hanya mengatakan sejak pendiriannya, Nigeria adalah pasar terbesarnya saat ini.
Secara platform, Carmudi telah menyediakan ruang untuk penawaran motor dan kendaraan komersial — seperti truk ataupun mobil boks. Meskipun saat ini data di kedua segmen tersebut masih kosong, ini bisa menjadi diferensial dalam usahanya bersaing dengan layanan sejenis.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]