Dark
Light

Layanan Crowdfunding untuk Investasi Startup Bigcolors Bakal Masuki Pasar Indonesia

1 min read
January 7, 2014

Layanan crowdfunding yang memfasilitasi investasi startup Bigcolors bakal memperluas pasarnya ke Indonesia tahun ini. Di paruh pertama tahun 2014, seperti dikutip dari TechCrunch, Indonesia termasuk dalam negara-negara Asia Pasifik yang menjadi lahan incaran Bigcolors — yang berbasis di Hong Kong. Sebelumnya Bigcolors sudah memasuki pasar Singapura bulan Desember yang lalu dan membuka layanannya di Thailand bulan Januari ini.

Bigcolors bakal memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk memasukkan dananya bagi startup (sebagai angel investor) yang menginginkan seed funding untuk memperkuat ekspansi bisnisnya. Ada tiga skema yang diajukan untuk pendanaan ini, yaitu $25.000 untuk 5% saham, $50.000 untuk 10% saham dan $100.000 untuk 20% saham. Setiap startup yang menginginkan untuk memperoleh pendanaan melalui Bigcolors akan dievaluasi dan diwawancarai terlebih dahulu. Setiap startup yang lolos seleksi bakal memperoleh valuasi awal yang sama, yaitu $500.000.

Saham yang diperoleh pun bisa diperjualbelikan sebelum startup bersangkutan masuk ke lantai bursa. Artinya setiap angel investor bisa menjual saham startup yang dimilikinya sebelum waktunya.

Layanan seperti ini memang memungkinkan masyarakat kebanyakan, yang memiliki dana terbatas, untuk ikut “memiliki” sebuah startup. Permasalahannya tentu saja investasi early stage funding tidak untuk semua orang. Setiap investor harus tahu bahwa risiko berinvestasi di sebuah startup teknologi sangat besar dan hanya sebagian kecil yang memberikan keuntungan dan mampu bertahan secara jangka panjang. Itu sebabnya hanya sekelompok orang tertentu yang berminat masuk ke bisnis high risk high gain ini.

Mengingat banyak kasus penipuan investasi di Indonesia, sejujurnya saya khawatir bahwa program seperti Bigcolors ini bakal mendapat banyak hambatan. Mereka harus sering mengedukasi pasar bahwa program seperti ini memiliki risiko tinggi dan bukan untuk masyarakat kebanyakan. Seandainya startup yang didanai bangkrut, investor harus rela dananya (sebagai penyertaan modal) hangus. Adalah lebih baik jika Bigcolors berkonsultasi terlebih dahulu dengan otoritas keuangan seperti Bappepam LK ataupun OJK sebelum meluncurkan layanannya di Indonesia.

Mimpi “durian runtuh” seperti yang dirasakan investor Twitter, Facebook atau Instagram harus dibuang jauh-jauh karena pasar investasi startup di Indonesia secara umum masih jauh dari kondisi stabil dan menguntungkan.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Previous Story

Promosi Bergaya UFO dari Nvidia

Next Story

Microsoft Akan Sediakan Fasilitas ‘Pilih OS’ untuk Konsumen?

Latest from Blog

Don't Miss

Semakin Banyak Developer Game yang Tertarik dengan Blockchain Game

Belakangan, semakin banyak developer game yang tertarik dengan blockchain game.
Pendanaan Awal Olsera

Startup POS Olsera Terima Pendanaan Awal 35,8 Miliar Rupiah dari Kejora-SBI Orbit Fund

Startup pengembang platform point-of-sales (POS) Olsera hari ini (07/1) mengumumkan