Dark
Light

Kriuq.com: Tanya, Jawab dan Bagikan Konten

2 mins read
April 15, 2011

Anda mungkin sudah mengenal Quora, yang awal tahun ini sempat menjadi salah satu layanan populer dalam waktu singkat di Indonesia.

Jika Quora kurang mendapatkan adopsi pengguna Indonesia yang berkelanjutan, salah satunya dikarenakan peraturan yang ketat serta penggunaan bahasa Inggris pada layanan mereka, Anda bisa mencoba salah satu project yang dikembangkan oleh Mufti Ali yaitu Kriuq.com. Layanan Kriuq memang mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Quora namun dengan beberapa kelonggaran peraturan serta penggunaan bahasa yang tentunya dikhususkan untuk pengguna Indonesia.

Kriuq.com dikembangkan oleh Mufti Ali sejak Januari dan menjadi semacam weekend project. Dijelaskan Ali, Kriuq merupakan sebuah media untuk berdiskusi, pengguna bisa mengajukan atau menjawab pertanyaan atau membagikan konten tertentu yang nantinya bisa dikomentari oleh pengguna lain. Pertanyaan yang diajukan bisa ditujukan untuk publik atau pada pengguna tertentu. Anda juga bisa follow pengguna lain untuk menambahkan relasi Anda di Kriuq.

Kriuq juga menyediakan beberapa fasilitas untuk memudahkan pengguna dalam ‘mengikuti’ pertanyaan tertentu sehingga bisa melihat perkembangan jawaban atas pertanyaan yang menarik. Ali juga menjelaskan bahwa ia sadar akan persaingan yang ada di layanan Q&A, oleh karenanya Kriuq ini akan dikembangkan menjadi media diskusi dengan cita rasa Indonesia.

Harus saya katakan, secara mendasar tampilannya memang mirip dengan Quora, namun dengan perbedaan fitur serta fasilitas yang ada. Tampilan Kriuq kali ini juga merupakan tampilan kedua yang beberapa waktu lalu diubah oleh Mufti Ali, perubahan dilakukan agar pengguna mendapatkan gambaran atas layanan yang disediakan Kriuq.

Sejauh ini memang cita rasa Indonesia yang bisa terlihat pada layanan Kriuq adalah bahasa yang digunakan oleh pengguna, yang saat tulisan ini ditulis berjumlah 130 orang. Masih banyak yang bisa dikembangkan oleh Kriuq agar layanan mereka bisa diterima oleh pengguna Indonesia, survey kecil-kecilan tentang apa yang pengguna Indonesia butuhkan untuk layanan Q&A mungkin bisa membantu Kriuq menemukan ciri khas Indonesia yang mereka cari.

Salah satu hal yang saya cari dari layanan Q&A tentu saja adalah pertanyaan dan jawaban yang berkualitas, dan itu saya temukan dari layanan Quora, ketatnya peraturan di sana juga salah satunya diperuntukkan sebagai cara untuk menjaga kuallitas konten yang ada. Permasalahan yang ada dengan pengguna Indonesia cukup rumit sebenarnya, cenderung dilematis.

Pengguna Indonesia yang reaktif atas layanan baru (terutama berunsur sosial) di satu sisi adalah pangsa pasar yang menggiurkan, namun di sisi lain menimbulkan persoalan tersendiri terutama tentang kualitas konten yang dibagikan, Kriuq tentunya harus menemukan cara agar konten yang dibagikan dilayanan mereka bisa tetap terjaga kualitasnya namun di sisi lain, layanan yang disediakan jangan terlalu rumit untuk digunakan.

Perjalanan project yang ingin dikembangkan menjadi startup ini memang masih panjang, saya sendiri juga masih menemukan beberapa bug, seperti fasilitas pencarian, yang adalah bagian penting dari layanan seperti Kriuq, masih harus disempurnakan, minimal dari tampilan hasil pencarian yang saya pikir masih kurang rapih serta logo yang terpotong ketika saya mengakses layanan Kriuq. Untuk tampilan juga sepertinya harus dikembangkan agar beda dari tampilan layanan sejenis, atau lebih baik jika Kriuq melakukan survey sederhana untuk mencari tampilan seperti apa yang digemari oleh pengguna lokal, saya pikir behaviour pengguna kita tentu memiliki keunikan tersendiri.

Anda yang ingin mencoba layanan Kriuq bisa menuju tautan ini, dan tentunya saya menunggu komentar dan pendapat Anda tentang layanan Kriuq.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

27 Comments

  1. Saya coba liat kriuq.com.
    Jujur aku bingung sebenernya ni web maunya apa?
    Knp ga di spesifikasi tema web?
    Kyknya klo berusaha menjangkau satu untuk semua rada susah…

    Saya sendiri bingung gmn web sprti ini di monetisasi >.<
    Mungkin pake nama kriuq krn terinspirasi delicious y…

  2. Saya kemaren baca postingan 37signals ttg valuation n podcastnya juga.
    Saya cm ketawa2 aja…

    coba pikirkan ini :
    Kaskus, berapa valuasinya? ada yang bilang sampe milyaran.
    Pertanyaannya : “Berapa uang yang BENAR-BENAR kaskus hasilkan dalam 1 bulan?”

    Banyak pertanyaan lucu sbenernya klo bicara masalah valuasi…
    Jason F cuma ketawa2 aja saat 37signals divaluasi nilainya 100bilion…
    37Signals mendapat keuntungan dari pembayaran 1juta dolar per bulan.

  3. Copycatz Quora banget nih, eksekusinya juga kurang sama sekali. Setahu saya para engineer yang ada di Quora itu kebanyakan eks-Facebook. Apa bener mau bikin situs dengan skala seperti itu dengan sumber daya satu orang developer, dengan status weekend project? Maksud dan tujuannya apa?

    Poin lain yang harus diperhatikan, UI Quora telah didesain sedemikian rupa supaya dapat memenuhi kebutuhan si user, dan saya yakin design UI seperti itu dicapai dengan proses perencanaan dan iterasi yang begitu banyak. Seengganya tolong hargai ciptaan orang lain. Meskipun mungkin dari segi hukum, Kriuq tidak akan kena sangsi karena memang berbeda region hukum.

  4. Model bisnis seperti ini memang sudah lazim dan banyak diaplikasikan di sana mas. Dengan bertambahnya jumlah investor, nilai perusahaan akan semakin besar. Si investor pun untung karena nominal share yang mereka miliki di perusahaan semakin bertambah. Meskipun revenue perusahaan belum bisa menutupi semua modal yang sudah diinvestasikan.

  5. Sebenernya saya udah mau buat nih yg kaya beginian, tapi keduluan. . smoga bisa bikin yg lebih bagus.

  6. saya setuju dengan mas Alan, good point. tanpa mengurangi rasa hormat, sebaiknya kita juga menghargai hasil cipta orang lain jika produk kita memang ingin dihargai orang lain 🙂

  7. Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan “Apa bener mau bikin situs dg skala seperti itu dg sumber daya satu org developer, dg status weekend project?”
    Ada satu kata2 Joel Spolsky yg terngiang di kepala saya “Satu orang programmer hebat jauh lebih berharga dari seratus programmer medioker.”

    Dan itu terbukti setiap waktu…
    Web itu tidak memiliki skala.
    Web tidak memiliki bentuk lebih besar atau lebih kecil.
    Bagi programmer hebat lembur itu menyenangkan, mereka lembur karena suka.

    Saat Derek ditanya “Kenapa km merekrut org, bukannya kamu bisa mengerjakannya sendiri?”
    Jawab Derek “Kadang kita butuh teman untuk berbagi dan bercerita, bertukar pikiran.”
    Kebanyakan karyawan yg membludak itu bukan dari web itu sendiri, melainkan saat skala permintaan/konsumen membesar, barulah KADANG karyawan itu dibutuhkan. Baik karena kita bener2 perlu ataupun hanya sebagai teman berbagi.

  8. Mungkin karena begitu stupit-nya saya jadi ga tau apa itu “nominal share”.
    Dan hei bukannya saat awal membangun bisnis nyata kita harus bertanya :
    “Kapan/seberapa cepat balik modal?” atau “Apakah ada pelanggan yg cukup untuk jasa/produk ini?”

    Jika pertanyaan itu tidak terjawab berdoalah untuk diakuisisi perusahaan yang lebih besar, atau ada venture capitalis bodoh yang melakukan valuasi konyol.

  9. Saya tidak bilang kaskus itu tidak bagus.
    Kaskus itu bagus dan hebat, saya suka kaskus.
    Tapi dalam sisi bisnis, saya harus jujur bahwa
    “Bisnis yang terus-menerus tidak menghasilkan uang akan mati, pada akhirnya.”

    Sekali lagi, tujuan utama bisnis bukanlah menghasilkan uang, BUKAN!
    Tapi uang itu penting agar bisnis bisa bertahan, dan kita punya tagihan listrik yg harus di bayar.
    Jika bisnis tidak menghasilkan uang tapi Anda bisa membayar tagihan listrik dari pekerjaan formal, tidak masalah jika startup Anda tidak menghasilkan uang.

    Bisnis lebih karena kecintaan, kesenangan, dan kreativitas.
    Bukankah itu yg kita cari hingga begadang malem-malem nulis kode n desain UI.

    Saya bersyukur tidak menggunakan “bahasa jargon korporat” dalam menulis atau berbicara.
    Karena saya manusia yang ngobrol/nulis seperti teman.

  10. Cara menentukan nilai perusahaan yang paling mudah menurut saya dengan menghitung nilai aset (bangunan, komputer, meja, etc) lalu ditambahkan X kali dari pendapatan pertaunnya. Misalkan kaskus menghasilkan 1 Milyar per bulan = 12 Milyar per tahun. Lalu kaskus dianggap mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tinggi, sehingga X tersebut diasumsikan adalah 10. Maka harga kaskus ya 120 Milyar (sekali lagi ini perumpamaan, bukan angka sebenarnya).

    Cara kedua yang saya tau adalah dengan nominal share yang sudah disebutkan saudara Alan diatas. Bila ada investor membeli saham sebesar 10% dengan harga 1 M di taun 2009, lalu di tahun 2010 ada yang membeli saham 10% seharga 2M, maka saham 10% ya dinilai harganya 2M. Investor yang masuk di taun 2009 jadi untung 1M kan? 😀

    Semoga cukup simple untuk dimengerti. Tidak pakai jargon apa2 kok.

  11. Saya tidak sebodoh itu mas Rajasa…
    Kaskus itu divaluasi sedemikian besarnya bukan karena pendapatannya, tapi karena budaya hype aneh bahwa “semakin banyak pengguna, berarti semakin berhagalah bisnis Anda.”
    Itulah konsep freekonomik aneh.

    Dan kenapa valuasi itu saya bilang konyol, karena valuasi itulah yang menyebabkan kehancuran net pada th 90’an.
    Para investor menilai bukan dari seberapa menghasilkannya bisnis, atau seberapa bagusnya si pebisnis dan melihat peluang pengembangan.
    Atau yg Seth Godin sebut sebagai trik tipu menipu “Anda berharap ada orang yang lebih bodoh daripada Anda nantinya akan membeli saham Anda.”

    Saya setuju dengan paragraf mas Rajasa yg pertama.
    Tapi sayangnya jarang ada investor yg berusaha menghitung dengan cara seperti itu sekarang,
    mereka terjangkit virus hype, alih-alih menggunakan akutansi sederhana dari dasar bisnis.

    Lalu kenapa saya bilang “jargon”?
    Karena memang saya bodoh 😛

  12. Oke kalo memang kemampuan Mas Mufti Ali memang lebih hebat daripada milik team Quora (diakumulasikan), saya bisa setuju dengan paragraf pertama. Kalo memang aksi plagiat tsb dilakukan hanya untuk cari lembur karena suka, mungkin oke.

    Maaf, tapi yang jelas, plagiaris seperti ini harus ditentang. Saya sarankan kepada Mas Mufti, jika ingin tetap menjalankan situs Kriuq dan menjadikannya sebagai bisnis, setidaknya tolong pikirkan UX dan UI yang lebih original. Saya rasa Anda lebih kreatif dari ini.

  13. Ahaha not sure why i’m still doing this but i’ll bite.

    So basically yang Anda bilang bahwa kaskus tidak menghasilkan uang? Coba dilihat rate card mereka lalu kalikan dengan jumlah spot iklan mereka. Lalu tambahkan dengan jumlah user yang terdaftar di AKTB (akses kaskus tanpa batas).

    Believe me, they made tons of money and they are worth every penny on that valuation.

  14. saya ingin tanya ke mas ali, kenapa sih bikin sesuatu dengan konsep yang mirip (sama) ky orang lain?
    to me, it looks just like another clone, but different content. why should i choose this one?

  15. setuju sama mas @rajasa. saya rasa tidak sekonyol itu, “semakin banyak pengguna, berarti semakin berhagalah bisnis Anda.” karena banyak pengguna mendatangkan trafik. Situs yang mendatangkan banyak trafik itu menguntungkan karena perusahaan-perusahaan bisa mengetahui lebih gampang market mereka (tergantung dari perusahaan ingin tahu tipe pengunjun yg kaya gimana). Contohnya ya google yg dapet keuntungan dari ads. Google bisa menspesifikasi adsnya untuk visitor2 tertentu sesuai dengan interestnya berdasarkan informasi dari layanan2 google yg user pakai.

    Kalau facebook lebih detail lagi, kita bisa tahui setiap status, interest di profil page, sampe detail lainnya, sehingga perusahan-perusahaan bisa lebih gampang jika ingin mengetahui pasar mereka. oleh karena itu facebook memiliki value yg besar.

    Anyway, sukses buat Kriuq 🙂

    CMIIW

  16. Saya TIDAK PERNAH DALAM 1 KATA PUN bilang Kaskus tidak menghasilkan uang…

    Saya hanya bilang uang yang dihasilkan sama sekali tidak sesuai dengan valuasinya.
    Valuasi itu terlalu berlebihan.
    A ton of money… Kata syp? ngarang…
    Mau bertaruh???

  17. Maaf tapi kayaknya OOT dari artikelnya nih mas. Kalo masih ingin berdebat lebih jauh dan pake taruhan segala, mungkin lebih baik post di media lain atau di blog saja.

  18. +sigh+ haters gonna hate i guess..

    I’m good friends with andrew, danny and ken. Kalau dibilang ngarang ya terserah si. Saya sudah kasih metoda ngitung revenuenya. Please do a background check before you start yelling at someone 🙂

    Yeah i agree this has gone overboard. Over and out.

  19. Maaf jika saya terlalu byk komentar yg tidak relevan.
    Terutama saya minta maap sm DailySocial.
    Kebanyakan komentar saya tidak disukai, jd sy minta maap.
    Saya hanya benci pada manajer, org2 kurang kerjaan.
    Dan kebanyakan lebih suka jd manajer daripada menjadi expert dlm keahliannya.
    Itulah Top-Down manajemen yg diajarkan di kuliah… so…
    ***This is my last comment in Daily Social.
    Semoga DailySocial makin eksis 🙂

    Last quote from 37signals :

    “Start a business, not a startup.
    Ah, the startup. It’s a special breed of company that gets a lot of attention (especially in the tech world).
    The start up is a magical place. It’s a place where expenses are someone else’s problem. It’s a place where that pesky thing called revenue is never an issue. It’s a place where you can spend other people’s money until you figure out a way to make your own. It’s a place where the laws of business physics don’t apply.
    Startups try to ignore this reality. They are run by people trying to postpone the real, sustainable business

    Anyone who takes a “we’ll figure out how to profit in the future” attitude to business is being ridiculous. That’s like building a rocket ship but starting off by saying, “Let’s pretend gravity doesn’t exist.” A business without a path to profit isn’t a business, it’s a hobby.
    So don’t use the idea of a startup as a crutch. Instead, start an actual business. Actual businesses have to deal with actual things like bills and payroll. Actual businesses worry about profit from day one. Actual businesses don’t mask deep problems by saying, “It’s OK, we’re a startup.” Act like an actual business and you’ll have a much better shot at succeeding.”
    -37Signals, Rework-

  20. “This is my last comment in Daily Social.”

    Wah jangan sensitif gitu dong mas, ga baik buat bisnis lho. Tenang aja, Getting Real sama Rework udah saya tamatin kok 🙂

  21. Tidak ada komen saya yg tidak nyambung.
    Komen saya pertama adl ttg bgmn monetisasi Kriuq.com.
    Lalu saya membandingkan dg Kaskus n memberi saran ttg “seharusnya Kriuq dr awal memikirkan masalah keuangan.”

    Justru reply2 dr comment saya yg ga nyambung.
    Tiba2 malah mbahas kaskus sbg pokok pembicaraan, bukannya ttg monetisasi Kriuq.
    Pdhl kaskus cm contoh aja.

    Trus ada kalimat “Tenang aja, Getting Real sama Reawork udah saya tamatin.”
    Memang saya peduli…
    Saya menulis quote itu karena saya sedang membahas masalah monetisasi Kriuq.
    Itulah knp sy menulisnya bukan reply dr comment mas Alan, tapi menulis comment baru, karena sy tidak sedang membalas comment mas Alan.
    Dan tiba2 mas Alan bilang gitu, ya sy cuma ketawa2 aja.

    Buku n informasi sudah tersebar dimana2.
    Saya bahkan berpikir bahwa setiap org DailySocial n pembacanya pasti sudah membaca ribuan buku ttg IT, Analog, Digital, Komputasi, Elektronika, dll.
    Jadi saya tdk pernah berpikir bahwa mas Alan itu tidak pernah membaca buku X, Y atau Z.
    Quote itu tidak ada hubungannya dengan “Saya telah membaca buku X, jd saya lebih tau dr Anda.”
    Setiap org bs membeli buku yg sama…

    Dari awal sampe akhir comment saya selalu nyambung.
    reply comment saya-lah yg ga pernah nyambung.
    Krn saya bosan, n ini cukup mengganggu kerjaan saya, jd sy hanya ingin membaca DS aja.

    Thanks, bye2 comment…

  22. kriuq.com bagus, terlepas dari mirip dgn karya yg sudah ada. Banyak dari kita yg baru bisa mimpi/melamun tapi jarang yg bisa mewujudkan dgn sebuah karya nyata. Ibarat senang ‘ngecap’ di warung kopi sambil analisa karya orang detail banget, tapi tak satupun terlahir sebuah karya dari tangannya, mungkin sibuk ngaduk kopi ng’kali. Go Mufti Ali teman baikku 🙂

  23. Terima kasih masukanya Mas Alan.

    “Apa bener mau bikin situs dengan skala seperti itu dengan sumber daya satu orang developer, dengan status weekend project? Maksud dan tujuannya apa?”

    Bener mas, saya mengerjakan nya di akhir pekan, saat libur kerja, karena saya fulltime employe di salah satu perusahaan dengan deadline ketat. Tapi tentu saja beda skalanya mas, saya bukan expert, masih cupu :D. Maksud dan tujuanya adalah saya ingin membuat karya, jadi just do it.

    Saya menghargai karya orang lain Mas.

  24. “saya ingin tanya ke mas ali, kenapa sih bikin sesuatu dengan konsep yang mirip (sama) ky orang lain?”
    Karena saya menyukai konsep nya. Saya suka konsep stackoverflow, hackernews, digg, reddit, twitter dan quora.

    why should i choose this one?
    Mas Anwari tidak harus memilih ini, pilihan di tangan anda sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Ingin Semacam Instagram di BlackBerry? Sekarang Ada Pikubo

Next Story

You Want Instagram-Like on Your Blackberry? We Have Pikubo Now

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,