Kesuksesan Genshin Impact Buat Microsoft Tertarik dengan Developer Tiongkok

Microsoft gagal untuk mendapatkan kontrak kerja sama dengan HoyoVerse untuk merilis Genshin Impact di Xbox

Microsoft pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadikan Grand Theft Auto 3 sebagai game eksklusif Xbox. Namun, mereka menolak tawaran tersebut. Alhasil, GTA 3 diluncurkan di PlayStation 2. Hal ini membuat para gamers sering mengidentikkan game GTA dengan konsol PlayStation. Padahal, GTA 4 diluncurkan di PlayStation 3 dan Xbox 360.

Tampaknya, Microsoft mengulang kesalahan yang sama dengan Genshin Impact. Sebelum Genshin Impact diluncurkan, Microsoft dikabarkan tengah berdiskusi dengan HoyoVerse -- yang sebelumnya dikenal dengan nama miHoYo -- terkait peluncuran game RPG itu di Xbox.

Namun, diskusi itu tidak berakhir dengan tanda tangan kontrak antara Microsoft dan HoyoVerse. Keputusan Microsoft itu membuka jalan bagi Sony untuk bernegoisasi dengan HoyoVerse agar PlayStation jadi satu-satunya konsol yang bisa memainkan Genshin Impact.

Menyadari kesalahan mereka, Microsoft dikabarkan sedang mencari developer Tiongkok yang memiliki potensi dalam membuat game populer berikutnya.

Ketertarikan Microsoft di Developer Tiongkok

Sejak lama, Tiongkok dikenal sebagai pasar game terbesar di dunia. Namun, sekarang, Tiongkok tidak lagi hanya menjadi konsumen, tapi juga kreator dari game. Genshin Impact menjadi salah satu contoh game Tiongkok yang berhasil meraih sukses di pasar global. Dan tampaknya, kesuksesan HoyoVerse dengan Genshin Impact membuat Microsoft tertarik dengan game-game buatan developer Tiongkok, menurut narasumber Reuters.

Memang, sejak dirilis dua tahun lalu, Genshin Impact telah menghasilkan miliaran dollar untuk HoyoVerse, yang bermarkas di Shanghai, Tiongkok. Tak hanya itu, game itu juga menciptakan standar baru untuk game multiplayer cross-platform. Jadi, tidak heran jika Sony dan Microsoft tengah mencari game multiplayer cross-platform lain yang tidak kalah mumpuni.

Genshin Impact menciptakan standar baru bagi game multiplayer cross-platform.

Sejak beberapa tahun lalu, baik Sony maupun Microsoft memang sudah memiliki program investasi untuk developer kecil yang punya potensi membuat game berkualitas. Namun, minat Microsoft pada developer Tiongkok adalah sesuatu yang baru.

Para analis menyebutkan, naiknya minat korporasi asal Barat akan game Tiongkok menunjukkan bahwa industri game di Tiongkok telah menjadi semakin matang. Karena, hal itu berarti, game-game buatan developer Tiongkok kini bisa disandingkan dengan game-game AAA dari developer Barat, ungkap Daniel Ahmad, Senior Analyst di Niko Partners.

"Sekarang, developer game di Tiongkok sedang mencoba untuk melakukan standarisasi dari alat pengembangan game mereka, menciptakan proses produksi game, dan memberikan modal besar-besaran pada tim developer," kata Daniel, dikutip dari Reuters.

"Pada akhirnya, semua ini akan membuat game buatan developer Tiongkok menjadi lebih kompetitif sehingga ia bisa menjangkau lebih banyak audiens, baik dari segi platform maupun geografis."

Microsoft terus berusaha untuk memperkaya library dari Game Pass.

Sejauh ini, strategi Microsoft dalam menggoda gamers untuk menggunakan Game Pass adalah dengan menawarkan sejumlah game AAA populer, termasuk game eksklusif Xbox. Tapi, mereka tidak melulu mengincar game AAA untuk memperkaya daftar Game Pass. Sekarang, mereka juga mulai menawarkan uang pada developer indie agar mereka mau memasukkan game mereka ke layanan langganan buatan Microsoft itu.

Kini, fokus Microsoft tertuju pada developer Tiongkok. Dua narasumber Reuters mengungkap, kreator Xbox itu telah membuat tim khusus untuk mencari game buatan developer Tiongkok.

Salah satu strategi Microsoft untuk menarik minat developer Tiongkok adalah menyediakan Game Pass untuk PC dan mobile. Pasalnya, industri game di Tiongkok ditopang oleh gamers PC dan mobile. Jadi, tentu saja, developer game Tiongkok lebih tertarik untuk membuat game PC atau mobile.

Microsoft tidak segan untuk mengeluarkan jutaan dollar demi mendapatkan lisensi atas sebuah game. Sebagai contoh, Microsoft rela membayar Snail Games US$2,5 juta agar developer Tiongkok itu setuju untuk memasukkan ARK: Survival Evolved ke Game Pass. Untuk mendapatkan lisensi ARK 2, Microsoft menghabiskan US$2,3 juta.

ARK: Survival Evolved.

Snail Games bukan satu-satunya developer yang menarik minat Microsoft. Eksekutif dari Recreate Games -- developer game asal Shanghai -- mengungkap bahwa perusahaannya menandatangani kontrak dengan Microsoft pada tahun lalu agar mereka meluncurkan game multiplayer mereka, Party Animals, secara eksklusif di Xbox.

"Xbox menghubungi banyak developer di Tiongkok. Dan kebanyakan developer yang dihubungi fokus dalam membuat game untuk konsol dan PC," kata CEO Luo Zixiong, pendiri dari Source Technology.

Kegagalan untuk Gandeng HoyoVerse

Dibandingkan dengan Microsoft, Sony menunjukkan ketertarikan akan ekosistem developer game Tiongkok lebih dulu. Perusahaan Jepang itu memperkenalkan program gaming accelerator "China Hero Project" pada 2017. Tujuan dari program itu adalah untuk membantu developer Tiongkok merilis game di PlayStation. Melalui program tersebut, Sony telah membantu proses pengembangan dari 17 game . Dari 17 game tersebut, sebanyak 7 game berhasil dirilis.

"Dua tahun belakangan, kami tidak mengungkap banyak hal ke masyarakat. Satu hal yang pasti, program China Hero Project masih berlanjut," kata Kuangyi Zhou, mantan manajer dari China Project Hero, pada Reuters. "Kami bangga akan semua game yang muncul dari program ini. Kami yakin, akan ada game-game baru yang diluncurkan via program tersebut."

Sony lebih dulu menunjukkan ketertarikan dengan game Tiongkok via China Hero Project. | Sumber: Niko Partners

Pada 2019, Sony bekerja sama dengan HoyoVerse untuk mengembangkan Genshin Impact. Dengan begitu, walau Genshin Impact bisa dimainkan di PC dan mobile, PlayStation jadi satu-satunya konsol yang bisa digunakan untuk memainkan game RPG itu.

Padahal, ketika Genshin Impact masih dalam tahap pengembangan, Microsoft dikabarkan telah mengadakan diskusi dengan HoyoVerse. Namun, pada akhirnya, diskusi itu tidak berujung dengan tanda tangan kontrak. Tampaknya, Microsoft menyesali hal itu. Agar tidak mengulang kesalahan yang sama, mereka pun kini tertarik untuk menggandeng developer asal Tiongkok.

Mencegah Blunder Terulang Kembali

Total penjualan PlayStation 4 menembus 117 juta unit. Sementara angka penjualan Xbox hanya mencapai 58,5 juta unit. Kabar baiknya, setelah meluncurkan Xbox Series X|S, Microsoft mulai bisa menyusul Sony di pasar konsol game. Walau unggul dari segi hardware, Xbox generasi terbaru tetap memiliki kelemahan: sedikitnya game eksklusif untuk Xbox Series X|S.

Microsoft menyadari masalah tersebut. Untuk mengatasinya, mereka pun sibuk mengakuisisi sejumlah perusahaan game besar, termasuk ZeniMax -- perusahaan induk Bethesda -- dan Activision Blizzard, dalam dua tahun terakhir. Tak hanya kreator game AAA, Microsoft juga tampaknya developer dengan skala yang lebih kecil, termasuk developer asal Tiongkok.

Microsoft akuisisi induk dari Bethesda.

Selain memperkaya jajaran game untuk Game Pass dan Xbox, alasan lain di balik ketertarikan Microsoft akan developer game Tiongkok adalah mencegah blunder mereka dengan Genshin Impact terulang kembali.

Sayangnya, menemukan game baru yang berpotensi untuk menjadi hype -- seperti Grand Theft Auto 3 atau World of Warcraft -- bukanlah hal mudah. Sebagai perusahaan, Microsoft harus bisa menganalisa potensi sebuah game secara mendalam: mengetahui potensi dari audiens yang menjadi target game tersebut serta mengenali masalah yang mungkin terjadi di masa depan.

Sumber header: Pexels