
Polemik Seputar Kecanduan Game: Bias Substansi dan Solusi
23 January 2021
WHO nyatakan gaming disorder sebagai gangguan kejiwaan dan jelaskan kriterianya namun faktanya tak semua ahli setuju dengan hal tersebut.
Video game sering disebut sebagai sumber dari berbagai masalah, mulai dari membuat para murid malas belajar, para pria mengacuhkan kekasihnya, sampai penembakan massal di sekolah di Amerika Serikat. Tak hanya itu, game juga diklaim bersifat adiktif, membuat para pemainnya ingin terus bermain.
Sejatinya, game adalah media hiburan. Dan seperti yang disebutkan oleh Josh Bycer, pemilik Game-Wisdom, game memang didesain untuk membuat para pemainnya ingin terus bermain. Pada saat yang sama, para developer juga biasanya menerapkan mekanisme yang memudahkan para pemain untuk berhenti kapan pun mereka mau, misalnya fitur quick save/quick load.
Sama seperti kegiatan lain, seperti membaca buku atau berkebun, bermain game juga bisa membuat Anda lupa waktu. Hal ini membuat sebagian orang — khususnya orangtua — khawatir bahwa game menyebabkan kecanduan. Pertanyaannya: kapan bermain game menjadi berbahaya?
This is a premium article, get unlimited premium article with Hybrid Subscription.
Join Hybrid.co.id subscription and get analysis, interview, and data about the esports ecosystem and gaming in Indonesia. Subscribe to enjoy all premium content. Click button subcribe to know more. Learn more
Pay per Article
Rp3k - 5k/article
- Anytime Access, only this article
powered by
Unlimited Article Monthly
Rp25.000/Month
- Premium Article
- Hybrid Talk Early Access
- Deals Promo and Exclusive Access
- Weekly Newsletter
Unlimited Article 6 Month
Rp100.000/6 Mon
- Premium Article
- Hybrid Talk Early Access
- Deals Promo and Exclusive Access
- Weekly Newsletter
Please, Sign In to Access
Premium Article
Rekomendasi Artikel