Solusi berbasis omni-channel bisa dibilang menjadi kebutuhan banyak peritel online yang ada saat ini. Layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Melihat kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia, Jubelio hadir.
Jubelio didirikan tiga orang co-founder yang memiliki latar belakang pengembangan produk berbasis omni-channel, yakni Susandi Putra Nst (CEO), Luthfi Makhfudz (CTO), dan Arif Budiman (CFO). Diceritakan dalam wawancara dengan DailySocial, sebelumnya para co-founder pernah mengembangkan sistem serupa untuk salah satu ritailer di Inggris, waktu itu diberi domain www.romanoriginals.co.uk.
“Selain itu kami juga punya background di accounting (www.mobiz.co.id). Sehingga kami punya keyakinan dalam product development Jubelio. Dengan menggabungkan pengalaman kami di omni-channel dan accounting menjadi satu produk yang terintegrasi,” ujar Susandi.
Hadir di pasar yang sudah ramai, Jubelio tidak ingin menyajikan produk omni-channel yang biasa-biasa saja. Pihaknya ingin mengakomodasi kebutuhan transaksi secara menyeluruh, baik yang dilakukan secara online hingga offline di satu aplikasi. Sehingga selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.
“Kompetitor kami kebanyakan hanya menyediakan integrasi ke marketplace-nya, tapi terputus di POS dan Accounting. Kalaupun ada integrasi ke Accounting harus membeli paket terpisah yang tentunya jadi lebih mahal dan kurang ideal,” imbuh Susandi.
Saat ini sudah ada beberapa marketplace yang terintegrasi dengan sistem Jubelio, di antaranya Bukalapak, Lazada, elevenia, Shopee, Zalora, dan WooCommerce. Sedangkan untuk jasa kurir meliputi JNE, TIKI, dan POS Indonesia. Untuk memastikan integrasi berjalan baik, Jubelio melakukan komunikasi intens dengan teknis di masing-masing marketplace guna memastikan integrasi kami dengan mereka berjalan lancar.
“Tantangannya lebih ke diri kami sendiri. Bagaimana agar kami bisa membuat Jubelio, dari sisi kualitas produk dan service, bisa diterima oleh customer kami. Juga melihat para pemain omni-channel yang mulai bermunculan. Jubelio harus selalu berada di depan dari sisi teknologi dan kepuasan pelanggan. Itu tantangan terbesar kami,” ujar Susandi.
Saat ini Jubelio masih berjalan dengan pendanaan sendiri, alias bootstrapping. Namun Susandi mengatakan pihaknya terbuka untuk kerja sama strategis dan pendanaan dari semua pihak yang mau menyelaraskan visinya dengan Jubelio. Beberapa target ke depan, Jubelio masih akan menyelesaikan roadmap produk. Juga memperluas kerja sama integrasi dengan marketplace, kurir, hingga pihak perbankan untuk mendukung sistem pembayaran.