Jadi Sponsor Turnamen Esports, Acer Predator Fokus ke Konten Digital

Acer merasa, kegiatan offline tak terlalu memengaruhi penjualan mereka

Virus Corona membuat berbagai acara game dan turnamen esports ditunda atau dibatalkan, seperti E3 dan Point Blank World Challenge 2020. IEM Katowice 2020 juga terpaksa diselenggarakan tanpa penonton. Hal ini tidak hanya menyebabkan masalah untuk penyelenggara turnamen, tapi juga vendor yang berencana untuk memamerkan atau bahkan menjual produknya di tempat turnamen esports diadakan. Meskipun begitu, Acer Predator, yang memasuki tahun ketiga sebagai rekan Intel Extreme Masters, menganggap ini bukan masalah besar bagi mereka.

Manuel Linnig, Director of Public Relations, EMEA, Acer menjelaskan bahwa sejak awal, Acer memang lebih fokus pada konten digital daripada kegiatan offline saat turnamen berlangsung untuk membangun reputasi merek dan meningkatkan penjualan. Padahal, turnamen seperti IEM kini juga menyediakan expo hall, memungkinkan vendor untuk memamerkan atau bahkan menjual langsung produknya pada pengunjung.

"Saat fans masuk ke booth di expo hall untuk berinteraksi, mereka biasanya tidak mengingat banyak tentang apa yang mereka lihat," kata Linnig pada The Esports Observer. "Karena itu, kami lebih fokus untuk membuat konten digital daripada mengadakan kegiatan offline." Dia menjelaskan, kegiatan offline di turnamen esports memang memberikan dampak pada penjualan. Namun, dampak itu tidak besar. "Jika Anda menonton pertandingan sepak bola, Anda lebih tertarik dengan pertandingannya atau makanan dan minuman yang dijual sepanjang pertandingan?"

Sumber: ESL via The Esports Observer

Lebih lanjut dia menambahkan, "Di industri ini, atau kebanyakan vendor di sini, Anda menggunakan turnamen esports sebagai batu loncatan, lalu mendorong penjualan melalui toko retail atau online." Dia menjelaskan, memberikan promosi khusus pada produk yang ditampilkan di turnamen esports -- yang bisa berlangsung selama tiga sampai empat minggu -- memang bisa memengaruhi penjualan. Namun, jika mereka hanya menawarkan diskon, itu tidak akan menarik banyak pembeli.

Linnig mengungkap, membiarkan para gamer mencoba hardware atau aksesori secara langsung di expo turnamen esports memang bisa mendorong penjualan di masa depan. Meskipun begitu, kegiatan offline tidak meningkatkan angka penjualan secara drastis. Menurut Linnig, itu karena seorang pengunjung bisa mengunjungi booth dari banyak vendor. Jadi, kecil kemungkinan mereka akan mengingat satu vendor tertentu.

Acer memasuki tahun ketiga dalam kerja sama dengan IEM. | Sumber: ESL via The Esports Observer

Selain menjadi sponsor dari IEM, Acer Predator juga mensponsori turnamen Rainbow Six Siege, yang dianggap sebagai game tactical shooter terpopuler setelah Counter-Strike. Sebelum itu, mereka sempat mendukung esports League of Legends. "Dengan Riot Games, kami menjadi sponsor dari League of Legends selama dua tahun. Tapi, kami merasa Counter-Strike lebih cocok dengan merek kami," ujar Linnig. Alasan Acer lebih tertarik untuk mendukung Rainbow Six Siege adalah karena game itu memerlukan PC dengan spesifikasi yang tinggi. Lain halnya dengan League of Legends yang memang dibuat agar semua orang bisa memainkannya, walau spesifikasi PC mereka tak terlalu mumpuni.

Linnig menjelaskan, jika industri dapat membuat PC berkemampuan tinggi, maka developer akan membuat game yang menuntut PC berperforma tinggi. "Tren lain yang kami lihat adalah mobile PC, khususnya laptop. Laptop kini mulai menawarkan performa layaknya PC desktop. Kami juga melihat bahwa orang-orang sekarang senang menggunakan laptop untuk memainkan game berperforma tinggi, sehingga mereka bisa memainkannya dimana saja," ujar Linnig.