Nama perusahaan Infobip memang masih asing di telinga orang Indonesia. Infobip adalah perusahaan penyedia jasa komunikasi berbasis cloud yang berasal dari Kroasia, telah beroperasi sejak 2006 silam. Terhitung kini telah resmi beroperasi di 48 titik yang tersebar di lebih dari 40 negara seluruh dunia.
Perusahaan ini awalnya merambah regional Asia Pasifik (APAC) sejak 2010 dan telah menjangkau Malaysia, Thailand, Korea, Vietnam, Filipina, Tiongkok, Taiwan, Jepang, dan terakhir Indonesia. Infobip baru meresmikan kantor perwakilannya di Jakarta sejak tahun lalu.
Sebelumnya, untuk menangani proses bisnis dari klien Indonesia masih dikerjakan oleh tim Infobip yang berada di Malaysia sebagai headquarter Infobip di regional APAC. Namun, sejak setahun lalu traksi perkembangan layanan mobile, Over The Top (OTT), perusahaan e-commerce, dan startup digital yang cukup pesat tahun lalu di Indonesia.
Hal ini rupanya jadi salah satu yang memicu Infobip untuk membuka kantornya di sini. Tujuan membuka kantor di Jakarta dikarenakan pihak Infobip ingin memberikan layanan yang lebih baik kepada mitra dan klien di Indonesia sebagai pasar yang sangat penting di regional APAC.
“Mulai berjamurnya perusahaan teknologi dan startup digital di Indonesia, jadi memicu kami untuk membuka kantor di sini. Mereka butuh teknologi Infobip untuk menjangkau end user lewat ponsel. Dengan pengalaman kami menangani klien dari kawasan global, diharapkan dapat membantu pertumbuhan bisnis klien kami,” ucap Ante Pamukovic, Regional Manager APAC Infobip kepada DailySocial, Selasa (29/11).
Komitmen Infobip untuk pengembangan Indonesia dan negara lainnya di regional APAC cukup serius. Pasalnya, beberapa waktu lalu perusahaan telah berinvestasi lebih dari 10 juta Euro untuk ekspansi global dalam hal pengembangan sistem, membangun tim lokal untuk bisnisnya di Indonesia. Saat ini, tim lokal Infobip di Indonesia baru berjumlah enam orang yang bergerak di bidang consumer relationship.
Alen Smoljan, Managing Director APAC Infobip, menambahkan pihaknya ingin serius berlama-lama beroperasi di Indonesia. Meski sementara ini tim lokal masih berjumlah enam orang, angka tersebut cukup ideal untuk memulai bisnis pada pertama kalinya sebab masih akan di back-up oleh tim Infobip di Malaysia bila ada isu tertentu yang belum bisa ditangani.
Rencananya, pihaknya berniat akan menambah orang dari berbagai divisi untuk ditempatkan di Indonesia agar layanan Infobip tidak hanya untuk klien yang berada di Jakarta saja, tetapi juga bisa merambah ke kota lainnya di seluruh Indonesia.
“Seiring perkembangan bisnis Infobip di Indonesia, kami memang berniat untuk menambah divisi lainnya di tempatkan di sini mulai dari human resource, finance, dan lainnya,” terang Smoljan.
Peluang dan tantangan Infobip di Indonesia
Bisnis Infobip di Indonesia memang masih baru sehingga masih jarang terdengar, terlebih model bisnisnya memang bergerak di belakang layar. Namun secara global, brand Infobip sudah bermitra dengan perusahaan teknologi mulai dari mobile network operator seperti Vodafone, O2, Ooredoo, dan lainnya. Kemudian, perusahaan finansial seperti SoftBank, perusahaan modern IT dan startup.
Maka dari itu, untuk meningkatkan brand awareness pihak Infobip tidak hanya bakal promosi ke klien saja tetapi juga ke masyarakat umum. Juga, gencar melakukan edukasi ke klien mengenai manfaat produk Infobip yang dapat menekan biaya investasi perusahaan.
“Brand Infobip di Indonesia masih minim diketahui banyak orang, makanya kami akan lebih gencar melakukan edukasi mengenai brand itu sendiri, juga benefit dari Infobip untuk mendukung perusahaan dalam engage konsumen. Ini memang butuh waktu, tapi kami yakin dengan expertise yang dimiliki lambat laun Infobip akan makin dikenal,” terang Harun Valjekvac, Business Development Infobip Indonesia.
Di samping tantangan tersebut, sambung Valjekvac, Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar bagi bisnis Infobip itu sendiri. Pasalnya, Indonesia termasuk negara berkembang dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak di Asia Tenggara. Terlebih itu, banyak startup digital yang lahir di Indonesia.
Perusahaan tersebut, menurut Valjekvac, membutuhkan sokongan bantuan teknologi dari perusahaan seperti Infobip untuk dukung pertumbuhan bisnis mereka. ”
Gaet perusahaan teknologi, finansial, dan startup digital
Ada beberapa layanan yang ditawarkan Infobip mulai dari SMS, voice, push, email, dan chat apps, bahkan menyediakan layanan omni-channel. Di mana, layanan akan otomatis memilih jalur pemberitahuan sesuai kebiasaan, lokasi, dan preferensi konsumen.
Proses bisnisnya dari klien Infobip sampai ke end user, ada tiga cara. Melalui validasi nomor ponsel konsumen, autentifikasi dua-faktor lewat SMS atau pesan suara, atau lewat notifikasi dari aplikasi klien.
Hanya saja, untuk bisnis Infobip di Indonesia sementara ini baru tersedia layanan untuk SMS saja. Akan tetapi, pada dasarnya perusahaan yang menggunakan jasa dari Infobip bisa bergerak di berbagai macam mulai dari e-commerce, finansial, IT, OTT, operator telekomunikasi, ritel, travel, hingga healthcare.
Adapun beberapa klien perusahaan teknologi yang sudah menggunakan jasa Infobip diantaranya adalah Go-Jek, Traveloka, AirAsia, KoinWorks, UangTeman, dan FastPay. Dalam waktu mendekat, Bank Mandiri akan segera menyusul jadi klien Infobip.
Nofita Sari, Kepala Tim Penjualan Infobip Indonesia, mencontohkan bila konsumen tiket dari AirAsia atau Traveloka, nanti akan ada SMS yang berisi link yang terintegrasi dengan situs resminya untuk kebutuhan e-ticket. Sementara untuk Bank Mandiri, rencana bisnisnya akan sedikit berbeda.
Bank pelat merah tersebut akan jadi pihak pendukung distributor gas LPG yang ingin membeli gas dari perusahaan pelat merah lainnya. Dengan pemesanan lewat SMS, nantinya pembayaran akan langsung terpotong dari rekening distributor yang sudah memiliki rekening Bank Mandiri.
“Jadi untuk Bank Mandiri, end user-nya bukan masyarakat tapi distributor gas LPG. Rencana ini baru akan di resmikan tahun depan,” ucap dia.
Nofita melanjutkan, untuk pembayaran dari layanan Infobip hanya akan dikenakan berdasarkan tingkat penggunaannya saja. Misal, untuk tiap SMS yang dilakukan maka ada biaya yang harus dibayarkan klien.
“Kami tidak ada biaya masking dan integrasi dengan sistem klien hanya membutuhkan API, kami sediakan toolsnya saja untuk dibantu hubungkan dengan perusahaan operator telko. Kami hanya kenakan charge dari tingkat usage saja,” pungkas dia.
Perusahaan dengan fokus bisnis yang hampir mirip dengan Infobip di Indonesia, jumlahnya masih belum begitu banyak. Pemain lokal terbesar yang bermain di sektor ini salah satunya adalah Jatis Mobile. Layanan yang diberikan Jatis Mobile disebutkan masih terbatas untuk layanan SMS, belum merambah ke voice dan email seperti Infobip.