Industri Game India: Pemblokiran Di Tengah Jalan Menuju Valuasi US$1 Miliar

Dari 10 negara di Asia, India menjadi negara dengan industri game yang mengalami pertumbuhan terbesar.

Pasar game di Asia merupakan bagian penting dari diskusi tentang industri game secara keseluruhan. Di akhir 2021, Niko Partners merilis laporan tentang perkembangan industri game di 10 negara Asia sepanjang 2021. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa nilai industri game di pasar Asia-10 pada 2021 mencapai US$35,7 miliar. Sepuluh negara yang dimaksud dalam laporan tersebut antara lain Filipina, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Di laporan tersebut, Niko Partners juga membahas tentang pertumbuhan industri game dalam beberapa tahun ke depan. Dari 10 negara di Asia, India menjadi negara dengan industri game yang mengalami pertumbuhan terbesar. Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari industri game di India pada periode 2020-2025 mencapai 29,8%. Diperkirakan, nilai industri game di India akan menembus US$1 miliar pada 2025.

Apa yang Membuat Industri Game India Tumbuh Pesat?

Populasi yang besar menjadi salah satu alasan di balik mengapa industri game di India bisa tumbuh sangat pesat. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1,39 miliar orang, India merupakan negara dengan populasi terbesar ke-2 di dunia setelah Tiongkok. Dan memang, nilai sebuah industri di sebuah negara biasanya berbanding lurus dengan jumlah penduduk di negara tersebut. Tak terkecuali dengan industri game.

Selain populasi yang besar, faktor lain yang membuat industri game India punya potensi untuk tumbuh besar, menurut Director for Southeast Asia Research, Darang S. Candra, adalah banyaknya jumlah pengguna internet. Di India, jumlah pengguna internet sempat mengalami pertumbuhan pesat berkat Jio Revolution.

Jio Revolution adalah revolusi internet yang terjadi karena perusahaan telekomunikasi Jio Reliance berani menawarkan layanan internet cepat dengan harga yang terjangkau. Perusahaan telekomunikasi tersebut didirikan pada 2007 dengan nama Infotel Broadband Services Limited (IBSL). Pada 2010, Reliance Industries membeli 95% saham perusahaan itu. Tiga tahun kemudian, nama IBSL diubah menjadi Reliance Jio Infocomm Ltd.

Pada 2016, Jio menawarkan akses internet 4G dan LTE ke warga India. Keberadaan jaringan internet cepat itu mengubah industri internet di India, termasuk industri game dan esports. Per November 2020, Jio masih menjadi operator telekomunikasi dengan jumlah pengguna terbesar di India.

Pertumbuhan jumlah pengguna internet berbanding lurus dengan kenaikan jumlah pengguna smartphone. Dan pertumbuhan jumlah pengguna smartphone menjadi alasan lain mengapa industri game di India bisa tumbuh pesat, ungkap Darang. "Pendapatan industri game di India diperkirakan akan mencapai US$1 miliar dalam 5 tahun berkat gabungan dari faktor-faktor di atas," katanya melalui email.

Tentu saja, pandemi COVID-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir juga mempengaruhi perilaku gamers di India. "Pembatasan sosial dan kebijakan bekerja dari rumah juga membuat banyak orang mencoba bermain game di rumah dengan skala yang masif," ujar Darang. "Pertumbuhan pemain game di India meningkat drastis pada 2020-2021."

Sekarang, pandemi mulai teratasi. Namun, Darang mengatakan, masyarakat India yang sudah terlanjur serius memainkan game-game populer seperti Battlegrounds Mobile India (versi India dari PUBG Mobile) atau game olahraga seperti FIFA dan game kriket, mereka tidak akan meninggalkan game yang mereka mainkan begitu saja. "Ekosistem esports yang sudah terbentuk juga meningkatkan kepopuleran game, terutama game esports, di India," kata Darang.

Pemblokiran Game dan Aplikasi di India

Industri game di India memang tengah tumbuh pesat belakangan. Namun, tetap ada faktor yang menghalangi pertumbuhan tersebut. Salah satunya adalah peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Baru saja, pemerintah India mengungkap rencana mereka untuk memblokir puluhan game dan aplikasi asal Tiongkok. Uniknya, Free Fire juga termasuk dalam daftar game dan aplikasi yang hendak diblokir. Padahal, game battle royale itu dibuat oleh Garena, yang bermarkas di Singapura.

Seperti yang disebutkan oleh Darang, kali ini bukan kali pertama pemerintah India melakukan pemblokiran pada aplikasi atau game buatan perusahaan Tiongkok. Hal serupa sudah terjadi sejak tahun 2020. Ketika itu, beberapa mobile game populer juga tak luput dari pemblokiran, termasuk PUBG Mobile dan Arena of Valor. Ketika itu, pemerintah India mengatakan, alasan mereka melakukan pemblokiran karena game atau aplikasi yang mereka blokir melanggar peraturan terkait pengumpulan data pengguna.

"Apabila developer game tidak berlokasi di Tiongkok, seperti Krafton dengan PUBG Mobile, masih ada kemungkinan game tersebut akan kembali muncul di India," ujar Darang. PUBG Mobile resmi diblokir di India pada September 2020. Namun, pada Juli 2021, Krafton meluncurkan Battlegrounds Mobile India (BGMI) untuk pengguna Android. BGMI merupakan versi India dari PUBG Mobile. Tak hanya itu, Darang juga mengungkap, saat ini, Free Fire Max juga masih bisa diunduh di Google Play India.

Free Fire Max masih bisa diakses di Play Store.

Ketika ditanya apa dampak dari pemblokiran pada sejumlah game dan aplikasi itu, Darang menjawab, "Kebijakan pemblokiran game ini tentu berdampak pada investor asing dan pengembang yang ingin memasarkan game mereka di India. Kalangan tersebut diperkirakan akan lebih hati-hati dan memerhatikan lebih saksama kebijakan-kebijakan dan situasi politik di India."

Hanya saja, sekarang, belum diketahui apakah pemerintah India akan melanjutkan tren pemblokiran game dan aplikasi asal Tiongkok. Pasalnya, beberapa game populer asal Tiongkok, seperti Genshin Impact atau Lords Mobile, masih bisa diakses oleh gamers India. Terkait masalah ini, Darang mengatakan, "Hal tersebut tergantung pada pemerintah India sendiri. Selama pemerintah India masih menganggap ada aplikasi atau game yang mengancam keamanan atau melanggar peraturan di India, pemblokiran masih akan mungkin terjadi."

Jika sejumlah game-game populer buatan developer asing diblokir di India, hal ini akan membuka kesempatan bagi developer lokal untuk memenangkan pasar gaming di negara tersebut. Darang mengatakan, memang, pemerintah India sudah menekankan pentingnya pengembangan industri game lokal.

"Hanya saja, saat ini, kebanyakan game populer di India masih merupakan game dari negara lain," ungkap Darang. Dia menjadikan FAU-G sebagai contoh. FAU-G adalah game battle royale buatan developer India, nCore Games. Namun, karena kualitasnya dianggap masih belum sebaik PUBG Mobile, game tersebut menuai banyak protes dan bahkan menjadi korban review bomb dari gamers India.

Sumber header: Pexels