Esports tengah berkembang pesat, mendorong semakin banyak perusahaan untuk menjadi sponsor dan investor. Karena itulah, dalam beberapa tahun belakangan, semakin banyak liga dan tim esports yang muncul. Memang, esports berbasis digital. Meskipun begitu, penyelenggara turnamen esports tetap memerlukan stadion dengan kapasitas yang cukup besar untuk mengadakan turnamen esports. Inilah yang mendorong pertumbuhan bisnis pembangunan stadion khusus esports. Walau di Indonesia jumlah stadion khusus esports tak banyak, di Amerika Serikat dan Tiongkok, semakin banyak pihak yang tertarik untuk membuat stadion khusus esports.
Salah satu stadion khusus esports yang tengah dibangun adalah Fusion Arena. Biaya membangun stadion berkapasitas 3.500 kursi ini mencapai US$50 juta. Stadion milik Comcast Spectator tersebut akan menjadi markas untuk tim Overwatch League mereka, Philadelphia Fusion. Mulai tahun depan, Overwatch League memang akan menggunakan sistem kandang-tandang, mendorong tim-tim yang ikut serta di dalamnya untuk membuat markas sendiri.
Brian Esposito, Vice President of Partnership, Spectra, yang merupakan agen sales eksklusif dari Fusion Arena mengatakan bahwa stadion ini memang dibuat khusus untuk esports. “Kami tidak mencoba melakukan retrofit, kami memang membuat stadion ini khusus untuk para penggemar esports,” katanya, seperti dikutip dari The Esports Observer. Dia mengatakan, lain halnya dengan kebanyakan stadion olahraga tradisional, semua kursi di Fusion Arena akan menghadap ke panggung utama. Fusion Arena dibangun di Philadelphia Sport Complex, yang merupakan pusat dari olahraga di kota tersebut. Selain sebagai tempat bertanding, Fusion Arena ini juga akan digunakan sebagai tempat latihan tim esports.
Saat ini, Esposito tengah mencari sponsor pada tingkat founder. Proses ini tak jauh berbeda dengan proses pembangunan stadion untuk olahraga tradisional. Sayangnya, dia enggan untuk memberitahukan pihak yang menjadi calon pembeli, tapi dia mengaku dia akan mengumumkan soal sponsorship ini pada akhir tahun 2019 atau awal 2020. Fusion Arena sendiri baru akan dibuka pada 2021. Namun, Spectra ingin bisa mendapatkan sponsor di awal proses pembangunan sehingga pihak sponsor juga bisa menentukan desain dari stadion tersebut.
Di Amerika Serikat, perusahaan properti juga tertarik untuk masuk ke ranah esports. Simon Property Group menanamkan investasi US$5 juta di Allied Esports untuk menyediakan fasilitas esports di sejumlah pusat perbelanjaan mereka. Dengan begitu, mereka bisa mengadakan kompetisi esports di mall-mall mereka. Di Indonesia, cukup banyak turnamen esports yang diadakan di mall, seperti Legion of Champions yang diadakan di Mall Taman Anggrek pada awal November 2019.
CEO Allied, Frank Ng mengatakan, fasilitas yang dibangun oleh Allied dengan Simon akan dijadikan sebagai pusat komunitas esports. Dengan begitu, para pengunjung pusat perbelanjaan di bawah Simon akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari berkunjung ke mall lain.
“Sebagai industri, esports masih bayi, masih sangat muda… tapi, satu faktor yang sangat penting adalah kita harus bisa menyajikan pengalaman menonton offline, sama seperti ketika Anda menonton konser untuk musik, film, atau teater,” kata ng. “Anda harus memiliki tempat fisik untuk memberikan kesan otentik sehingga para hardcore player akan menjadi influencer untuk menyebarkan informasi dari ke semua orang, karena itulah, kami membuat pusat untuk komunitas, yang akan berperan penting dalam industri.”
Selain itu, Nerd Street Gamers juga berusaha untuk menyediakan tempat untuk bermain yang disebut sebagai Localhost. Mereka sadar, tidak semua orang memiliki akses ke perangkat atau jaringan internet yang memadai untuk bermain game esports. Visi mereka didukung oleh perusahaan retail Five Below, yang baru saja memimpin pendanaan Seri A.
Sumber header: fusionarenaphilly.com