Humania, grup musik duo yang populer di era 1990-an, resmi meluncurkan proyek NFT terbarunya yang diberi nama The Hums. Grup yang digawangi oleh Eq Puradiredja dan Heru Singgih tersebut pertama mengumumkan rencananya soal The Hums pada bulan Juli lalu, dan tepat tanggal 17 November kemarin, aset-aset NFT-nya akhirnya di-mint di blockchain Cardano.
Dilansir Majalah Cardano, terdapat total 420 aset NFT dalam koleksi The Hums, masing-masing dengan trait yang berbeda. Komposisi NFT-nya sendiri mencakup 3D artwork dengan dua karakter profile picture (PFP), serta satu lagu eksklusif gubahan Humania dalam dua versi yang berbeda.
Lagu yang dimaksud adalah single anyar berjudul “The World is Changing, Can U Feel It?” Setiap pembeli akan mendapatkan NFT dari lima kategori rarity yang berbeda secara acak. Dalam mengerjakan proyek NFT The Hums ini, Humania bekerja sama dengan seniman grafis Patton Hutajulu.
Dari segi utilitas, kolektor NFT The Hums dijanjikan sejumlah keuntungan macam merchandise, tiket konser, maupun kesempatan untuk ikut dalam sesi meet-and-greet. Tanpa perlu terkejut, royalti dari setiap penjualan di secondary market pun juga tersedia. “Pemilik NFT The Hums akan mendapatkan special treatment dari pihak kami,” ungkap Eq Puradiredja, seperti dikutip oleh Majalah Cardano.
We’re about to mint in a couple of hours..and also doing a giveaway too right now in our discord, join while you still can fam! #NFTmusic #CNFTmusic #CardanoCommunity #CNFTGiveaway #CNFTCommunity #CNFTProject pic.twitter.com/qLnIxGLXJj
— The Hums – Minting Live !!! (@The_Hums) November 17, 2022
Meski sempat vakum dari industri musik selama sekitar 16 tahun, Humania sebenarnya mulai kembali aktif berkarya sejak tahun 2018. Belakangan, mereka juga aktif mengeksplorasi pemanfaatan teknologi blockchain. Bukan semata karena mengikuti tren, melainkan karena mereka sangat percaya akan potensi yang dihadirkan blockchain bagi kalangan artis.
“Di era teknologi blockchain ini, kami melihat sebersit harapan bahwa teknologi ini dapat memberikan alternatif solusi dari 2 permasalahan di industri musik, yaitu pendataan dan transparansi,” jelas Eq.
Dibanding cabang industri hiburan lain seperti film atau game, industri musik memang terkesan lebih menerima keberadaan NFT, dan sering kali alasannya juga berkaitan dengan problematika streaming economy yang tidak transparan. Hal ini juga yang akhirnya memicu lahirnya banyak sekali platform NFT musik, termasuk yang berfokus pada musisi-musisi lokal seperti Netra.
The Hums sendiri sebenarnya sudah diinisiasi sejak dua tahun lalu. Sebelum merilis koleksi NFT-nya sendiri, Humania sempat berkolaborasi dengan artis grafis asal Indonesia dan menghasilkan karya NFT berjudul “Vertraumt” yang dijual melalui marketplace Foundation.