Lini profesional dan bisnis adalah salah satu lini yang mungkin hampir tidak terpengaruh dengan meledaknya popularitas tablet dan PC hybrid yang terjadi di nusantara. Hal ini juga yang mungkin menjadi sedikit alasan mengapa HP berani mengenalkan tiga buah notebook terbaru, dengan tiga varian yang berbeda.
Itu berarti ada sembilan notebook yang mereka luncurkan. Jumlah ini cukup banyak jika kita bandingkan dengan produsen-produsen lain yang mungkin biasanya hanya merilis satu hingga tiga varian – langkah tersebut juga menunjukkan bahwa HP sangat percaya diri dengan apa yang mereka tawarkan. Jadi apa sajakah notebook-notebook baru ini?
Yang pertama adalah seri EliteBook 800. HP mengklaimnya sebagai notebook yang sempurna untuk menemani Anda dalam perjalanan bisnis. Tentu saja untuk mengusung ide ‘perjalanan bisnis’, produk ini bukan hanya harus tampil menarik (di Indonesia, penampilan adalah segalanya) tetapi juga optimal untuk fungsi kerja serta didukung oleh material yang diandalkan.
EliteBook 800 dibuat dengan rangka magnesium kemudian dikombinasi dengan bahan aluminium dan plastik. Ia sangat tipis, varian terkecil dengan layar 12-inci hanya memiliki bobot 1,33 kilogram. Bukan itu saja, ia disajikan dengan keyboard back-lit (manis dilihat, fungsional dalam gelap), dipadu dengan warna hitam graphite dan aksen kelabu yang mungkin mengingatkan kita pada mobil-mobil supercar dengan harga tak terjangkau.
Ultrabook ini tidak lupa didukung dengan konektivitas yang tinggi. Anda mendapatkan berbagai macam port dan tidak lupa port ethernet – yang satu ini bisa dibilang cukup langka di dalam produk kelas ultrabook yang kebanyakan mengandalkan Wi-Fi untuk dapat tersambung ke internet.
EliteBook 800 series terdiri dari EliteBook 820 G1 dengan layar 12-inci dan berat 1,33 kg, EliteBook 840 G1 dengan layar 14-inci dan baterai berteknologi Slice Battery yang mampu membuatnya bertahan hingga 33 jam, serta tipe EliteBook 850 G1 berlayar 15,6-inci dan didukung fungsi lengkap HP Client Security.
Mereka semua dipersenjatai fitur teknologi HP Sure Start yang mampu mendeteksi dan mengatasi serangan malware ke arah BIOS. Kita tahu, kita tidak bisa bermain-main soal BIOS: bahkan gagal update saja maka Anda terpaksa harus mengirimnya ke service center. Sure Start mampu menjaga dan memperbaiki BIOS yang ‘kurang sehat’.
Seri kedua adalah HP ProBook 600. Ia sangat tipis, namun dengan hardware yang tidak kalah canggih dan konektivitas yang tinggi. ProBook 600 mengkombinasikan fungsi kerja dan multimedia: ia cocok digunakan para admin IT, namun juga bisa berfungsi untuk menikmati video-video beresolusi tinggi berkat layar HD+ dan top-mounted speaker yang dimilikinya yang didukung DTS Sound+.
Tadi saya menyebutkan konektivitas tinggi, betul sekali. Anda mendapatkan port USB 3.0, Display Port 1.2 hingga fungsi 4G LTE WWAN.
Ada tiga buah varian ProBook 600: ProBook 640 G1 dengan layar 14-inci ditambah prosesor Intel Core generasi keempat (i3, i5 hingga i7, tergantung pilihan), kemudian ProBook 650 G1 dengan layar 15,6-inci, dan yang terakhir adalah ProBook 645 berlayar 14-inci dengan produk APU baru dari AMD – quad-core maupun dual-core.
Varian terakhir adalah seri HP ZBook dengan pilihan layar 14-, 15- dan 17-inci. Tampaknya mereka adalah primadona dari peluncuran ini. ZBook adalah notebook kelas workstation, dan HP menyebutkan bahwa mereka adalah PC workstation pertama dengan fitur switchable graphics.
Tentu saja untuk komputer sekelas ini Anda bisa mengkustomisasi ‘organ-organ’-nya. Anda mendapatkan pilihan prosesor dari Intel dan kartu grafis besutan Nvidia dan AMD. Walaupun seri 17-incinya mengingatkan saya pada notebook gaming, HP mengklaim ZBook lebih ringan 10 hingga 33 persen dibanding produk workstation lain.
Untuk mendukung kebutuhan profesional (yang biasanya datang dari industri kreatif dan desain), HP membenamkan konektivitas Thunderbolt, DreamColor yang memberikan layar berspektrum tinggi dan konsisten serta teknologi NVidia Optimus (atau AMD Dynamic Switchable Graphics jika Anda memilih varian ber-GPU AMD).
Menitikberatkan ke target konsumen kelas profesional dan bisnis ketimbang multimedia merupakan salah satu pendekatan cerdas saat ini ketimbang fokus dalam meracik produk multimedia. Saat fungsi multimedia bisa tergantikan dengan produk seperti hybrid PC dan tablet terjangkau, para profesional membutuhkan perangkat dengan fungsionalitas dan performa tinggi, serta desain yang lebih ‘tradisional’.
Dan karena mereka semua ditujukan untuk khalayak bisnis, jangkauan harganya memang lebih tinggi dari notebook lain: Seri ProBook 600 dengan harga mulai dari Rp 11 juta, EliteBook 800 mulai dari Rp 15 juta, dan Zbook mulai dari Rp 18 juta.