Beberapa tahun terakhir seakan menjadi tahun-tahun yang paling menyakitkan bagi para gamer yang ingin merakit PC desktop gaming-nya. Harga-harga komponen khususnya GPU meroket akibat penambangan crypto dan keterbatasan produksi chip.
Tahun 2022 ini seharusnya menjadi tahun ketika dua pabrikan GPU raksasa, NVIDIA dan AMD sudah mulai mampu mengejar ketersediaan stok dan juga menstabilkan harga. Namun ketika harga GPU belum turun ke normal, kini para builder telah dihantui oleh kemungkinan naiknya komponen lain yaitu RAM dan SSD.
Perkiraan tersebut diungkapkan oleh CEO Micron Technology, Sanjay Mehrotra saat diwawancara oleh Fox Business. Micron Technology merupakan perusahan komponen RAM dan SSD asal Amerika Serikat yang menjual produknya di bawah brand Crucial dan Ballistix.
“Ada bagian dari kelangkaan chip ini yang akan terus berlangsung namun akan membaik seiring berjalannya tahun 2022 dan beberapa akan terus berlangsung hingga 2023,” ujar Mehrotra.
Mehrotra menjelaskan bahwa Micron akan terus membuat investasi yang diperlukan untuk dapat memenuhi naiknya permintaan dari para kostumer mereka di seluruh dunia.
Sejalan dengan pernyataan dari CEO NVIDIA dan AMD, Mehrotra juga menyebut bahwa penyebab kelangaakan chip ini dikarenakan pandemi Covid yang terus terjadi. Peraturan lockdown yang terus berubah-ubah disebut membuat berbagai hal dalam proses produksi chipset mejadi terhambat.
Selain itu, Micron menyebut bahwa adanya perang antara Rusia dengan Ukraina membawa dampak besar bagi produksi semikonduktor. Hal tersebut dikarenakan sekitar 50% suplai gas neon dunia yang dibutuhkan pada produksi semikonduktor berasal dari Ukraina.
Sehingga, hal ini membuat semua suplai gas neon ke seluruh dunia menjadi hanya separuhnya saja semenjak invasi Rusia dimulai. Namun untungnya, Micron menjelaskan bahwa jalur produksi mereka seharusnya tidak akan terkena dampak.
Micron menyebutkan bahwa mereka memiliki lebih dari satu penyalur gas neon dan mereka juga telah membuat perjanjian jangka panjang yang membuat kiriman untuk mereka diprioritaskan.
Ke depannya Micron berencana menginvestasikan $150 miliar atau sekitar Rp2,1 kuadriliun untuk 10 tahun ke depan guna melakukan riset, pengembangan, dan produksi memori mereka.