[Tekno] Gogoro Pamerkan Prototipe Baterai Solid State, Lebih Efisien dan Lebih Aman dari Baterai Tradisional

Dikembangkan bersama ProLogium, baterai solid state ini sepenuhnya kompatibel dengan semua motor yang mengadopsi teknologi battery swapping Gogoro

Gogoro membangun reputasinya di industri kendaraan bermesin elektrik lewat teknologi battery swapping-nya yang inovatif. Namun perusahaan asal Taiwan itu tidak puas sampai di situ saja. Mereka juga memikirkan bagaimana cara membuat teknologinya lebih efisien dan lebih aman lagi ketimbang yang sudah ada sekarang.

Salah satu caranya adalah dengan mengandalkan teknologi baterai solid state. Sesuai istilahnya, baterai solid state mengacu pada sel baterai yang padat ketimbang yang berisi cairan. Pada baterai jenis ini, yang digunakan bukan lagi lithium ion, melainkan lithium ceramic. Hasilnya adalah sel baterai yang memiliki tingkat kepadatan energi yang lebih tinggi, sekaligus yang lebih tidak rentan rusak.

Untuk mewujudkannya, Gogoro bekerja sama dengan ProLogium, perusahaan yang memang bergerak di bidang pengembangan baterai solid state, dan yang masih satu kampung dengan Gogoro. Keduanya pada dasarnya menggabungkan spesialisasinya masing-masing; ProLogium memasok sel baterai lithium ceramic-nya, lalu Gogoro mengemasnya menjadi modul baterai yang siap digunakan di jaringan motor listriknya.

Kolaborasi tersebut sudah membuahkan hasil. Lewat siaran pers, Gogoro mengumumkan bahwa mereka sudah mempunyai prototipe baterai solid state yang fungsional, yang kompatibel dengan semua motor yang dibekali teknologi battery swapping Gogoro. Dengan kata lain, kemasan luarnya nyaris tidak berubah, dan yang berbeda hanyalah sel baterai yang tersimpan di dalamnya.

Dibandingkan baterai lithium ion yang Gogoro gunakan saat ini, baterai solid state ini diestimasikan mampu menawarkan kapasitas energi yang lebih besar dalam volume kemasan yang sama persis. Kalau tadinya cuma 1,7 kWh per modul, dengan teknologi solid state angkanya bisa naik sampai 2,5 kWh per modul. Peningkatan 40% tanpa mengorbankan kompatibilitas, benar-benar inovasi yang menjanjikan.

Kapasitas energi yang lebih besar berarti pengguna bisa menempuh jarak yang lebih jauh lagi sebelum modul baterainya perlu ditukar dengan yang baru. Namun itu bukan satu-satunya manfaat yang dibawa teknologi baterai solid state. Menurut penjelasan Electrek, separator plastik di dalam sel baterai lithium ceramic tidak mungkin bisa tertusuk berkat lapisan keramik tipis yang membalutnya. Di sel baterai lithium ion, rusaknya separator plastik ini adalah salah satu penyebab utama terjadinya kasus modul baterai yang terbakar.

Gogoro dan ProLogium sudah punya rencana untuk mengomersialkan baterai solid state ini, tapi sejauh ini mereka sama sekali belum bisa menentukan kapan. Dugaan saya, mungkin ongkos yang diperlukan untuk memproduksi secara massal masih terlalu besar. Setidaknya untuk sekarang, ekosistem motor listrik di Indonesia masih akan mengandalkan baterai standar Gogoro.

Via: Engadget.