14 November 2022

by Glenn Kaonang

FIFA Ungkap 4 Game Web3, Perdana Usai Bercerai dengan EA

Keempatnya — AI League, Upland, Matchday, dan Phygtl — adalah inisiatif gaming perdana FIFA usai memutus kerja sama dengan EA pada bulan Mei lalu

Hanya beberapa hari tersisa sebelum Piala Dunia 2022 resmi dimulai. Guna menyambut kemeriahan ajang empat tahunan tersebut, FIFA menghadirkan game baru yang dapat para penggemar sepak bola nikmati — bukan cuma satu, melainkan empat game sekaligus, dan semuanya masuk dalam kategori game Web3 yang sedang naik daun.

Game yang pertama adalah AI League bikinan studio asal Selandia Baru bernama Altered State Machine. Sesuai judulnya, game ini dideskripsikan sebagai permainan sepak bola kasual 4 lawan 4 yang dikendalikan oleh AI. Dalam AI League, masing-masing pemain akan berperan sebagai pemilik sekaligus pelatih dari tim AI-nya, dan mereka dapat meningkatkan performa timnya melalui sejumlah sesi latihan maupun power-up.

FIFA turut mengklaim bahwa pemain bisa saling memperdagangkan karakter mereka, dengan tujuan untuk meracik kombinasi squad favoritnya masing-masing. Agar nuansa sepak bola jalanannya semakin kental, model lapangan di AI League juga dibuat berdasarkan lokasi-lokasi seperti Paris, Rio de Jainero, Yaoundé, maupun Seoul.

Game yang kedua adalah Upland. Kalau namanya kedengaran familier, kemungkinan besar itu karena Anda tahu Upland sebagai metaverse yang menjual lahan-lahan virtual dalam bentuk aset NFT. Sekarang, Upland juga menawarkan koleksi aset digital resmi Piala Dunia, termasuk halnya deretan video highlight legendaris dari turnamen global tersebut.

Game ketiga yang FIFA perkenalkan adalah Matchday. Dibangun di atas jaringan blockchain Solana, Matchday mengajak pemain untuk memprediksi hasil pertandingan dengan memanfaatkan sederet kartu. Sepintas, premisnya kedengaran mirip seperti game fantasy football populer Sorare, dan di Matchday kita pun juga bisa mengumpulkan kartu-kartu NFT pemain sepak bola untuk membentuk tim impian masing-masing.

Terakhir, ada game berjudul Phygtl yang sejauh ini masih belum sepenuhnya operasional. FIFA mendeskripsikan Phygtl sebagai aplikasi fan engagement yang mempersilakan para penggemar untuk mengumpulkan beragam hadiah dalam format augmented reality, termasuk yang dirancang untuk mengabadikan momen-momen terbaik yang terjadi di Piala Dunia.

Yang menarik, keempat game Web3 ini merupakan inisiatif gaming perdana FIFA pasca 'perceraiannya' dengan EA. Seperti yang diberitakan pada Mei lalu, FIFA dan EA resmi memutus kerja sama setelah sekitar tiga dekade berkolaborasi, dan FIFA 23 adalah game sepak bola terakhir dari EA yang mengusung nama FIFA di judulnya.

Melihat bentukannya, keempat game ini jelas tidak dirancang untuk menyaingi maupun menggantikan FIFA 23, yang ternyata menjadi game tersukses di sepanjang seri game FIFA. Fokus pada aspek Web3-nya juga tidak terlalu mengejutkan, mengingat FIFA sudah cukup lama menyuarakan ketertarikannya soal ini. September lalu, FIFA bahkan mengumumkan bahwa mereka akan merilis koleksi NFT momen terbaik bernama FIFA+ Collect.

Sumber: Ledger Insights dan FIFA.