Esports Global Fund, Ventura Baru dalam Dukungan Asosiasi Esports Inggris

Pengumpulan dana investasi secara institusional diharapkan bisa mendukung sustainability industri esports.

Esports dewasa ini telah mengubah dunia gaming menjadi sebuah industri hiburan dengan skala global. Dibandingkan olahraga tradisional, esports memiliki beberapa kelebihan antara lain ekosistem yang lebih inklusif, serta tidak terbatas pada ruang dan jarak. Ini berujung pada munculnya model bisnis baru yang lebih cepat dan scalable, serta bertumpu pada teknologi secara signifikan.

Perkembangan industri esports yang pesat pada akhirnya juga memunculkan permintaan yang tinggi dari dunia investasi untuk menemukan strategi yang tepat untuk menanamkan modal di sektor ini. Namun hingga sekarang kebanyakan investasi yang terjadi adalah investasi di perusahaan startup atau perusahaan privat. Sementara belum ada lembaga pendanaan yang bertindak sebagai penyedia modal institusional (institutional capital) yang signifikan.

Esports Global Fund (EGF) berusaha menjawab tantangan tersebut. Ventura baru yang akan diluncurkan pada tanggal 1 Juli 2019 ini terdiri dari sekelompok investor, entrepreneur, financier, serta gamer yang memahami potensi esports, perkembangannya, serta kebutuhannya akan investor-investor yang berpengalaman dan punya ikatan kuat. Menurut klaim mereka, saat ini EGF adalah satu-satunya pengelola investasi (fund) global di bidang esports yang berbasis di Eropa dan bersifat open-ended.

“Tujuan kami adalah untuk menciptakan fund yang belum pernah ada di dunia fund esports, menurut kami itu artinya menggunakan salah satu negara Eropa sebagai markas, mendaftarkan fund di Nasdaq, dan menempatkan diri kami di bawah pengawasan regulator, semuanya sambil menciptakan fund yang open-ended, kekal, dan bersifat liquid sebagian dengan target apresiasi modal jangka panjang,” ujar Investment Director EGF David Martin, dilansir dari GamesIndustry.biz.

Chester King, founder dan CEO British Esports Association | Sumber: University of Salford

EGF membuka pengumpulan dana investasi untuk maksimal 150 slot anggota, dengan kontribusi masing-masing investor sebesar minimal 125.000 Euro (sekitar Rp2,01 miliar). Menurut laporan GamesIndustry.biz, saat ini EGF telah mengumpulkan dana sebesar 30 juta Euro, dan sedang dalam negosiasi untuk mengumpulkan 50 juta Euro lagi. EGF sendiri menargetkan nilai aset sebesar 100 juta Euro dalam tiga tahun mendatang.

Ventura ini juga mendapat dukungan penuh dari asosiasi esports Inggris (British Esports Association, BEA). Bahkan CEO BEA yaitu Chester King juga menjabat sebagai penasihat dalam pengelolaan dananya. Dalam pernyataan tujuan di situs resminya, EGF berkata bahwa modal yang terkumpul akan digunakan untuk investasi di beragam vertikal bisnis, termasuk di antaranya bisnis semikonduktor, hardware dan software IT, pakaian, properti (venue), brand, dan properti intelektual.

Banyak pihak belakangan ini mulai mengkhawatirkan bahwa esports hanyalah akan menjadi bubble, bukan industri yang berkelanjutan. Meskipun industri esports diprediksi masih akan terus tumbuh hingga tahun 2021, profitabilitas lembaga-lembaga yang bergerak di bidang esports masih dipertanyakan. Namun para pegiat industri esports juga sudah banyak yang sadar akan hal ini dan menggeser fokus dari pertumbuhan ke sustainabiliy.

Industri esports di tahun 2018 juga semakin diminati oleh para penanam modal karena sudah masuk ke fase kedewasaan. Mudah-mudahan adanya lembaga pendanaan seperti EGF dapat membantu mendorong iklim investasi yang lebih stabil di industri esports. Apalagi mengingat EGF diisi oleh stakeholder dari segala macam aspek berbeda. Investasi di industri esports kita harapkan tidak hanya menjadi “bakar-bakar uang” saja, tapi menjadi suatu investasi yang menghasilkan di jangka panjang nanti.

Sumber: Esports Global Fund, GamesIndustry.biz, British Esports Association