Dark
Light

Esports Bisa Isi Kekosongan Akibat Banyak Acara Olahraga yang Dibatalkan

1 min read
March 16, 2020

Wabah virus Corona menyebabkan berbagai acara olahraga ditangguhkan atau dibatalkan, mulai dari NBA, Formula One, sampai liga sepak bola. Ini membuat stasiun televisi kesulitan untuk mengisi kekosongan akibat batalnya berbagai kegiatan olahraga tradisional tersebut. Pertandingan esports bisa menjadi konten alternatif untuk mengisi kekosongan itu. Memang, virus Corona juga menyebabkan berbagai turnamen esports ditunda atau dibatalkan, seperti Point Blank World Challenge 2020. Namun, berbeda dengan olahraga tradisional yang harus diadakan secara offline, pertandingan esports masih bisa diselenggarakan secara online.

“Pertama, nyawa manusia lebih penting dari industri olahraga atau esports,” kata jurnalis esports, Rod “Slasher” Breslau pada Adweek. “Namun, merebaknya virus Corona akan memberikan dampak besar pada indsutri esports. Banyak liga olahraga tradisional yang dibatalkan dan orang-orang enggan untuk meninggalkan rumah. Dua hal ini akan membuat banyak orang bermain game dan menonton konten game.”

Ketika virus Corona mewabah, League of Legends Pro League (LPL), liga di Tiongkok, sempat ditunda. Namun, pada awal Maret 2020, tim LPL mengumumkan, mereka akan kembali menyelenggarakan LPL walau pertandingan harus diadakan secara online. Keadaan ini memang tidak ideal. Meskipun begitu, kebanyakan pertandingan esports memang tidak diadakan di hadapan banyak penonton. Biasanya, pertandingan esports diselenggarakan di studio dengan jumlah penonton dan staf yang tidak terlalu besar. Interaksi antar para pemain esports juga biasanya tidak banyak. Dan yang paling penting, keberlangsungan turnamen esports biasanya tidak tergantung pada hasil penjualan tiket.

“Untuk memastikan turnamen esports berjalan lancar, jauh lebih realistis untuk mengadakan pertandingan di studio daripada di stadion,” ujar Breslau. “Memang, belakangan, semakin banyak orang yang menonton pertandingan esports secara langsung. Meskipun begitu, sejak lama, pertandingan esports diadakan tanpa penonton. Jika dibandingkan dengan olahraga tradisional, esports punya kelebihan karena pertandingan tetap bisa dijalankan.”

League of Legends Pro League telah kembali digelar. | Sumber: Riot Games via Rift Herald
League of Legends Pro League telah kembali digelar. | Sumber: Riot Games via Rift Herald

Selama ini, pertandingan esports biasanya disiarkan melalui platform streaming, seperti Twitch atau YouTube Gaming. Meskipun begitu, juga ada jaringan televisi yang menyiarkan konten esports. Salah satunya adalah Turner. Mereka pernah menyiarkan pertandingan esports dari berbagai game, mulai dari Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive, sampai Rocket League. ESPN juga pernah menyiarkan turnamen esports. Tak hanya itu, mereka juga mulai membahas berita terkait esports.

Breslau menjelaskan, mengingat ESPN adalah jaringan televisi 24 jam sementara March Madness dibatalkan, masuk akal jika mereka memutuskan untuk menayangkan konten game dan esports untuk menggantikan turnamen basket tingkat universitas yang dibatalkan itu. Sayangnya, infrastruktur esports saat ini masih belum memadai untuk menggantikan semua acara olahraga tradisional yang telah ditunda atau dibatalkan. Meskipun begitu, ini bisa menjadi kesempatan bagi esports untuk mencuri perhatian pecinta olahraga.

Previous Story

Rekap Week 2 PMPL ID 2020 S1: Bigetron RA Tampil Dominan

Next Story

Moog dan Korg Gratiskan Aplikasi Synth Digitalnya Agar Musisi Bisa Tetap Berkarya Selama Pandemi

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan

Peran Mobile Esports Dalam Pertumbuhan Industri Esports Global

Beberapa tahun belakangan, industri esports memang tumbuh pesat. Setiap tahun,