Indo Pacific Edelman, sebuah digital PR agency yang cukup terkemuka akhir minggu lalu merilis sebuah hasil riset gabungan dengan Brandtology. Brandtology adalah sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang brand intelligence yang terkenal dengan tool untuk social media monitoringnya.
Kedua perusahaan ini bekerjasama dengan mengadakan riset untuk 10 brand teknologi ternama di beberapa negara di asia. Riset yang dilakukan ini dinamakan Asia Pacific Digital Brand Index yang bertujuan merubah data kuantitatif dari 51 perusahaan teknologi terbesar di Indonesia menjadi wawasan seputar merek utama dan topik yang menghasilkan diskusi online.
Riset yang dilaksanakan dari Juli-September 2009 ini mengungkap beberapa fakta yang cukup menarik seputar brand ternama dan channel diskusi. Channel (jalur online) yang dimasukkan pun terbilang cukup relevan, yaitu 496 lebih dari 469 channel mulai dari situs jejaring sosial, forum online, blog, dan lain-lain.
Dari hasil tersebut terlihat 10 brand teknologi yang paling ramai dibicarakan di internet yang dipimpin oleh Intel, AMD, dan Google. Pihak Edelman sendiri menyatakan disclosure terhadap 3 klien mereka yang ternyata masuk ke 10 besar dalam daftar ini, meskipun begitu hasil riset ini tetap independen dan obyektif.
Lalu, channel mana saja yang menjadi favorit untuk pembicaraan seputar brand teknologi? Berikut chart-nya.
Terlihat Kaskus mendominasi sebagian besar channel yang ramai membicarakan brand teknologi di Internet, agak disayangkan karena disini channel Kaskus dipecah-pecah per sub-forum. Memang sih tujuannya agar lebih tepat mengarahkan ke channel mana saja, namun garis besar channelnya hanya menjadi 3 saja : Kaskus, Twitter dan Mac Club Indonesia.
Sepertinya memang Kaskus jelas mendominasi bersama dengan Twitter yang mewakili platform jejaring sosial terbuka. Facebook tidak masuk karena alasan yang cukup jelas : conversation is not really happening on Facebook. Meski engine Brandtology mengaku mampu men-scan Facebook, namun ternyata mention brand teknologi di Facebook sangat minim sekali.
Lalu apa impactnya untuk end-user seperti kita? Well, memang hampir tidak ada. Riset yang dilakukan ini memang sengaja ditujukan untuk brand owner dan corporate yang ingin tahu channel online yang harus mereka “jajah” untuk menginfiltrasikan brand mereka ke audience.
Loh, kalau tidak ada direct-impactnya untuk end-user kenapa diposting juga? Because information is power š