Disney Hapus Konten di Platform Streaming Video, Apa Dampaknya?

Fans tidak akan lagi bisa menonton konten yang hanya tersedia di platform streaming, tanpa versi fisik

Netflix sukses mendisrupsi industri film ketika mereka meluncurkan platform streaming video di 2007. Mereka berhasil memenangkan hati banyak pecinta film karena platform mereka menyajikan berbagai film dan seri TV yang bisa ditonton kapan saja dengan biaya berlangganan yang cukup terjangkau. Melihat kesuksesan Netflix, sejumlah perusahaan media pun tertarik untuk membuat platform streaming mereka sendiri. Salah satunya, Disney.

Seiring dengan bertambahnya platform streaming video, persaingan pun menjadi semakin ketat. Dan tampaknya, Disney mulai merasa bahwa untung yang mereka dapatkan dari bisnis streaming video tidak sebesar yang diharapkan.

Pada Q1 2023, Disney+ dikabarkan telah kehilangan empat juta pelanggannya. Disney pun mulai mengubah strategi perusahaan untuk menekan biaya. Dan hal ini berujung pada penghapusan sejumlah konten dari Disney+.

Penghapusan Konten di Disney+ dan Hulu

Disney akan menghapus sejumlah konten dari platform streaming video mereka: Disney+ dan Hulu. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi mereka untuk menekan biaya pengeluaran. Diperkirakan, total impairment charge atau penurunan nilai dari semua konten yang akan Disney hapus mencapai sekitar US$1,5-1,8 miliar.

"Kami sedang meninjau konten yang ada di layanan Direct-to-Consumer (DTC) kami. Kurasi konten yang kami lakukan ini sejalan dengan perubahan strategi perusahaan," kata CFO Disney, Christine McCarthy dalam laporan keuangan terbaru Disney, dikutip dari Deadline. "Alhasil, kami akan menghapus sejumlah konten dari platform streaming kami."

CFO Disney, Christine McCarthy. | Sumber: The Walt Disney Company

Sayangnya, McCarthy tidak memberikan informasi tentang seri TV atau film apa saja yang akan Disney hapus. Satu hal yang pasti, belum lama ini, Disney+ memutuskan untuk tidak melanjutkan seri TV Willow dan National Treasure. Ke depan, McCarthy menambahkan, Disney juga akan mengurangi jumlah konten yang mereka produksi.

Disney bukan satu-satunya perusahaan yang memutuskan untuk menghapus sejumlah konten dari platform streaming mereka. Pada Desember 2022, Warner Bros. juga mengumumkan bahwa mereka akan menghapus beberapa seri TV dari layanan HBO Max. Beberapa seri itu antara lain Raised By Wolves, Head of the Class, dan The Time Traveler's Wife.

Selain itu, HBO Max juga akan menghapus beberapa reality show, termasuk FBoy Island, Legendary, dan Finding Magic Mike. Kabar baiknya, walau semua seri TV tersebut tidak lagi tersedia di HBO Max, Warner Bros memutuskan untuk menjual lisensi film-film itu ke pihak ketiga, yaitu platform streaming Free Ad-Supported TV (FAST).

Raised By Wolves jadi salah satu seri TV yang dihapus dari HBO Max. | Sumber: Rotten Tomatoes

Saat ini, masih belum diketahui apakah Disney akan mengikuti jejak Warner Bros. dan menjual lisensi dari konten yang mereka hapus dari platform streaming mereka ke pihak ketiga. Lucunya, ketika Disney memutuskan untuk membuat platform streaming video sendiri, mereka melakukan hal itu karena mereka tidak ingin menjual lisensi konten mereka ke pihak ketiga.

Tahun lalu, CEO Disney, Bob Iger mengatakan bahwa pada awalnya, menjual lisensi konten ke pihak ketiga, seperti Netflix, memang menguntungkan. Tapi, Disney kemudian sadar bahwa terus menjual lisensi konten mereka ke pihak ketiga merupakan langkah berbahaya. Karena, hal itu justru bisa merugikan Disney di masa depan. Pada akhirnya, Disney pun memutuskan untuk membuat platform streaming sendiri. Dan sekarang, strategi bisnis Disney akan platform streaming kembali berubah.

Kekecewaan Para Kreator Film

Banyak pelaku industri kreatif yang menyayangkan keputusan platform streaming untuk menghapus berbagai konten yang mereka punya. Apalagi karena sebagian konten yang dihapus masih cukup baru.

John Bickerstaff, penulis dari seri TV Willow merasa, keputusan Disney untuk menghapus Willow dari Disney+ sangat kejam. Pasalnya, Willow -- yang merupakan sekuel dari film yang dirilis pada 1988 -- baru saja ditayangkan enam bulan lalu.

Seolah hal itu tidak cukup buruk, fans juga tidak bisa membeli versi fisik dari seri TV Willow. Karena, tidak semua konten yang Disney buat untuk platform streaming video mereka akan dirilis dalam bentuk DVD. Popularitas konten akan menjadi dasar dari keputusan Disney untuk merilis versi fisik dari konten tersebut atau tidak. Jadi, jika film favorit Anda masuk dalam daftar konten yang dihapus oleh Disney dan film itu tidak dirilis dalam versi fisik, Anda tidak akan bisa menonton film tersebut secara legal lagi.

Keputusan perusahaan media untuk menghapus sejumlah konten dari platform streaming mereka merupakan pukulan besar bagi para kreator film. Sian Heder, sutradara dari film pemenang Oscar, CODA, menjadi salah orang yang merasa khawatir dengan tren penghapusan konten ini.

Sekarang, CODA memang bisa ditonton di Apple TV+. Namun, jika Apple memutuskan untuk menghapus film tersebut dari library platform streaming mereka, maka film tersebut akan hilang begitu saja. Karena, bahkan Heder tidak punya versi fisik dari film yang dia buat. Walau memang, para kreator akan punya kesempatan untuk meminta Digital Cinema Package (DCP).

Julia Hart, sutradara dari Stargirl dan Hollywood Stargirl, jadi salah satu korban dari keputusan Disney untuk menghapus sejumlah seri TV di Disney+. Pasalnya, kedua film yang Hart sutradarai masuk dalam daftar film yang Disney hapus, menurut laporan Cultured Vultures. Padahal, kedua film tersbut mendapat sambutan yang cukup baik.

Alasan lain mengapa Hart kecewa dengan keputusan Disney untuk menghapus sejumlah konten dari paltform streaming video mereka adalah karena hal ini akan menghapus kesempatan pelaku industri film untuk membangun reputasi. Selama ini, proyek untuk membuat konten yang hanya tayang di platform streaming video membuka kesempatan bagi pelaku industri film untuk membangun reputasi mereka.

Walau Disney sudah memutuskan untuk menghapus sejumlah konten mereka, tampaknya mereka masih bersedia untuk berubah pikiran jika mereka mendapat protes keras dari para fans. Buktinya, Howard pada awalnya masuk dalam daftar film yang akan Disney hapus.

Namun, setelah mendapatkan protes dari para penonton, Disney memutuskan untuk mempertahankan film dokumenter tentang Howard Ashman tersebut. Ashman sendiri merupakan salah satu penulis lirik lagu animasi klasik The Little Mermaid.