Memasuki tahun ketiga, Findaya (PT Mapan Global Reksa) pengembang dari layanan Gopay Paylater pada pekan lalu merilis fitur “Pick Your Limit” untuk menjawab kebutuhan pengguna dalam pengelolaan keuangan yang berbeda-beda setiap bulannya. Diklaim inovasi ini pertama kalinya hadir di ekosistem fintech Indonesia.
“Kami ingin memenuhi kebutuhan pengguna Gopay Paylater yang berbeda-beda dan ingin memiliki kendali sepenuhnya atas keuangan mereka melalui inovasi Pick Your Limit. Hal ini sesuai dengan komitmen kami untuk menjadikan paylater sebagai teman terpercaya masyarakat Indonesia dalam mengatur keuangan,” ucap Head of Growth Gopay Paylater Neni Veronica dalam keterangan resmi.
Secara terpisah dalam wawancara bersama DailySocial, Neni menjelaskan, pengguna memiliki kendali penuh menentukan limit Gopay Paylater mulai dari kelipatan Rp100 ribu di bawah limit awal yang dimiliki pengguna. Sebagai ilustrasi, jika seorang pengguna memiliki limit sebesar Rp500 ribu, maka dengan Pick Your Limit, ia dapat menentukan limit di bawahnya dengan kelipatan seperti Rp400 ribu, Rp300 ribu, sampai Rp100 ribu.
DailySocial turut menanyakan limit maksimal yang diberikan, namun tidak ditanggapi oleh Neni. Dari pantauan kami, mulai dari Rp500 ribu sampai Rp1,25 juta.
Selama ini Gopay Paylater tidak menetapkan bunga untuk setiap pemakaian limit, melainkan menggunakan satu biaya layanan yang tetap setiap bulannya. Adapun biaya layanan ini nominalnya tergantung seberapa sering pengguna menggunakan layanan tersebut, bila semakin sering maka akan semakin murah biayanya.
Ambil contoh, DailySocial memantau dengan limit Rp750 ribu, biaya yang dikutip adalah Rp25 ribu. Sementara dengan limit di bawahnya, misalnya Rp100 ribu biaya layanan jauh lebih murah sebesar Rp7.500, Rp200 ribu dikenakan biaya Rp10 ribu, dan seterusnya.
Neni melanjutkan, penggunaan layanan Gopay Paylater sudah diperluas, tidak hanya dapat digunakan untuk seluruh transaksi di aplikasi Gojek dan merchant offline afiliasinya. Kini limit dapat digunakan untuk membayar di mitra e-commerce seperti Blibli, JD.id, Zalora, dan lainnya.
Diungkapkan pada tahun lalu pertumbuhan transaksi dengan menggunakan Gopay Paylater naik hingga 3,3 kali lipat. Transaksi terbesarnya dikontribusikan dari pembelian makanan melalui GoFood dan membayar berbagai tagihan di GoBills.
“Gopay Paylater menjadi salah satu layanan yang paling digemari pengguna, terbukti dengan peningkatan transaksi sampai dengan 3,3 kali lipat sepanjang tahun 2020 dengan NPL di bawah industri.”
Tren layanan paylater di Indonesia
Tak hanya Indonesia, tren paylater ini juga menjamur di Singapura. Di sana, lebih familiar dengan memakai istilah Buy Now Pay Later (BNPL). Menurut data Fintech Report 2019 yang dirilis DSResearch, paylater (56,7%) jadi layanan favorit peringkat ketiga setelah dompet digital (82,7%) dan aplikasi investasi (62,4%).
Ada dua faktor utama yang membuat penetrasi layanan paylater makin tinggi. Pertama, tren pertumbuhan konsumen e-commerce Indonesia dari tahun ke tahun. Menurut laporan McKinsey, industri e-commerce di Indonesia diproyeksikan bernilai $40 miliar di tahun 2022 mendatang. Sementara per tahun 2019, nilai kapitalisasi pasar bisnis dagang online itu sudah menyentuh $21 miliar atau setara 294 triliun Rupiah. Hal ini diperkuat temuan WeAreSocial yang menyebutkan 90% pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja online.
Faktor kedua terkait rendahnya kepemilikan kartu kredit dari perbankan. Menurut data Bank Indonesia, per Februari 2020 tercatat 17,61 juta kartu kredit yang beredar. Angka ini sangat kecil dibandingkan dengan total populasi. Kartu kredit memang cenderung tidak mudah didapatkan, karena persyaratan yang lebih sulit dipenuhi kebanyakan masyarakat.