Sebuah berita yang menghebohkan muncul kemarin mengenai Twitter. Mashable menulis bahwa ada beberapa pengguna asal China yang tidak bisa mengakses Twitter dan menyatakan bahwa akses ke Twitter diblok. Fenomena ini rupanya dialami oleh semua pengguna yang berasal dari China beberapa hari menjelang peringatan 20 tahun tragedi Tianmen. Lucunya, beberapa pengguna yang menggunakan client seperti Tweetdeck masih mampu mengakses Twitter sedangkan beberapa pengguna yang menggunakan Twhirl tidak bisa.
Di Twitter sendiri berita ini langsung menyebar menyebabkan banyak orang yang bertanya-tanya mengenai alasan dibalik pemblokiran ini.
Kasus ini sebenarnya bukan yang pertama kali, beberapa bulan lalu China juga memblokir akses ke situs microblogging / social networking, Plurk. Bahkan staf Plurk sampai membuat sebuah post di blog mereka yang meminta kejelasan mengenai alasan diblokirnya akses ke Plurk untuk para pengguna dari China.
China sendiri memang salah satu negara dimana hak pengguna internet sangatlah dibatasi, mulai dari filtering /scanning email pribadi hingga pemblokiran situs-situs luar negeri. China pun mendapat julukan “The Great Firewall of China”, sebuah pelesetan dari “Great Wall of China” yang mengsinyalirkan China sangat protektif ataupun defensif dalam hal akses internet.
Meskipun begitu, China sebenarnya masih berhutang budi kepada Twitter terutama ketika tragedi gempa bumi di Propinsi Sichuan dimana Twitter membantu menyebarkan informasi real-time mengenai tragedi tersebut. Pemerintah China sendiri belom bersedia berkomentar mengenai pemblokiran akses ke Twitter dan juga beberapa situs lain seperti YouTube dan Flickr. Memang sih ada kemungkinan pihak China ingin menutup sementara akses ke situs-situs tersebut menjelang hari-hari penting, mengingat situs-situs tersebut juga bisa dijadikan senjata untuk para teroris.
Yah, semoga saja hipotesis saya ini benar dan akses ke Twitter akan dibuka kembali dalam waktu dekat. Cross my finger for you China.