Tiongkok merupakan salah satu negara dengan industri game paling besar di dunia. Dan pasar game Tiongkok punya karakteristik yang unik jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga punya industri game maju. Biasanya, di negara-negara dengan industri game besar, publisher raksasa sekalipun hanya memiliki pangsa pasar kurang dari 10%. Namun, di Tiongkok, sebagian besar pangsa pasar game dikuasai oleh Tencent dan NetEase.
Menurut data dari Goldman Sachs, Tencent menguasai 50% pangsa pasar game Tiongkok, sementara NetEase 20%. Walau dua perusahaan itu masih mendominasi pasar game Tiongkok, mereka harus siap untuk menghadapi pesaing baru. Ialah HoYoverse, kreator dari seri Honkai Impact dan Genshin Impact.
Tiga Tahun Terakhir, Pemasukan HoyoVerse Naik Pesat
Pemasukan dari HoYoverse — yang juga dikenal dengan nama miHoYo — naik sampai tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Mengingat HoYoverse merupakan perusahaan privat, mereka sebenarnya tidak punya kewajiban untuk mengumumkan keadaan keuangan mereka ke masyarakat luas. Meskipun begitu, mereka tetap harus menyerahkan laporan keuangan pada pihak berwajib.
Berdasarkan laporan dari media Tiongkok, Guangming Daily, pemasukan HoYoverse di 2022 mencapai CNY27,34 miliar (sekitar Rp57,2 triliun), dengan laba bersih sebesar CNY16,15 miliar (sekitar Rp33,8 triliun). Dengan ini, HoYoverse juga masuk dalam daftar 30 perusahaan budaya Tiongkok terbesar, menurut laporan South China Morning Post.
Sementara itu, tahun lalu, pemasukan HoYoverse diperkirakan menembus CNY20 miliar (sekitar Rp41,8 triliun), walau sayangnya, nilai pasti dari pemasukan perusahaan tidak diketahui. Di 2020, pemasukan kreator Genshin Impact itu mencapai CNY10,1 miliar (sekitar Rp21,1 triliun), sekitar sepertiga dari pemasukan perusahaan di 2022.
Genshin Impact menjadi alasan utama di balik kesuksesan HoYoverse. Berkat game tersebut, HoYoverse kini menjadi perusahaan game terbesar ketiga di Tiongkok, setelah Tencent dan NetEase. Sebagai perbandingan, di 2022, total pemasukan bisnis gaming Tencent mencapai CNY170,7 miliar (sekitar Rp355,9 triliun), turun 2% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebaliknya, pemasukan NetEase di 2022 justru naik 10%, menjadi CNY74,6 miliar (sekitar Rp156,1 triliun).
HoYoverse meluncurkan Genshin Impact pada September 2020. Dan di akhir 2022, perusahaan asal Shanghai itu telah mendapatkan US$4 miliar (sekitar Rp60 triliun) dari game tersebut, berdasarkan data dari Sensor Tower. Hal ini menjadikan Genshin Impact sebagai salah satu game asal Tiongkok yang paling sukses sepanjang masa. Kesuksesan Genshin Impact juga membuat game-game Tiongkok semakin dilirik, baik oleh para gamers maupun publisher.
“Masih terlalu cepat untuk tahu apakah HoYoverse akan bisa melampaui NetEase atau Tencent. Tapi, sejauh ini, strategi investasi serta riset dan pengembangan mereka sangat baik,” kata Chenyu Cui, Senior Gaming Analyst di perusahaan konsultan, Omdia, dikutip dari Financial Times.
Masalah di Industri Game Tiongkok
Tiongkok memang merupakan salah satu negara dengan industri game paling besar. Meskipun begitu, pemerintah Tiongkok punya peraturan yang ketat terkait game. Pasalnya, game dikhawatirkan menjadi candu, khususnya bagi gamers muda. Dan dua tahun lalu, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk memperketat regulasi terkait industri game. Salah satu contohnya, pembatasan waktu bermain untuk gamers di bawah umur.
Tencent mengungkap, pembatasan waktu bermain dari pemerintah membuat waktu bermain gamers di bawah umur pada Q1 2023 berkurang hingga 96% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 3 tahun lalu.
Selain itu, pemerintah Tiongkok juga sempat membekukan pengajuan izin untuk peluncuran game baru. Penangguhan itu berlangsung selama sembilan bulan. Hal ini berujung pada bankrutnya sejumlah studio game kecil. Bahkan, perusahaan-perusahaan game besar Tiongkok pun mengalami penurunan pemasukan karena hal tersebut.
Keputusan pemerintah Tiongkok untuk memperketat regulasi terkait industri game di dalam negeri mendorong perusahaan-perusahaan game untuk mengubah strategi dan fokus pada pasar global. Namun, tidak ada perubahan besar pada konten dan pengalaman bermain yang diberikan oleh game-game buatan perusahaan Tiongkok. Hal ini diakui oleh salah satu pekerja Tencent yang enggan untuk disebutkan namanya.
“Fokus kami tetap pada pengalaman bermain dari game yang kami buat,” katanya. “Kami memang memperketat waktu bermain untuk gamers di bawah umur. Tapi, konten di game kami tidak banyak berubah.”
Untuk memenangkan hati para gamers internasional, salah satu strategi HoYoverse untuk Genshin Impact adalah terus memberikan update secara berkala. Genshin Impact bisa mendapatkan update setiap lima atau enam minggu. Di setiap update itu, HoYoverse menawarkan karakter, quest, atau peta baru. Dengan melakukan ini, HoYoverse berharp, para pemain lama akan tetap betah untuk memainkan Genshin Impact. Tentu saja, update itu juga diharapkan akan bisa menarik perhatian pemain baru.
Game Baru HoYoverse, Honkai: Star Rail
Nama HoYoverse memang dikenal oleh banyak orang berkat Genshin Impact. Namun, belum lama ini, perusahaan Shanghai itu juga merilis game baru, yaitu Honkai: Star Rail.
Walau Star Rail memiliki artstyle khas anime seperti Genshin Impact, game baru HoYoverse itu memiliki mekanisme combat yang berbeda. Genshin Impact merupakan action RPG sementara Star Rail menggunakan mekanisme turn-based combat. Dan game itu cukup sukses secara global.
HoYoverse merilis Honkai: Star Rail dirilis pada akhir April 2023. Satu bulan setelah diluncurkan, Star Rail berhasil mendapatkan pemasukan sebesar US$132,3 juta (sekitar Rp2 triliun), menurut laporan AppMagic. Pemasukan tersebut hanya berasal dari para mobile gamers. Padahal, Star Rail itu juga dirilis di PC dan PlayStation.
Namun, pemasukan Star Rail di bulan pertama setelah peluncuran masih kalah dari Genshin Impact. Sebagai perbandingan, dalam 30 hari setelah peluncuran, Genshin Impact berhasil mendapatkan US$172 juta (sekitar Rp2,6 miliar) dari in-app purchase di mobile.
Dari total pemasukan yang Honkai: Star Rail dapatkan dalam 30 hari pertama, gamers asal Tiongkok menjadi kontributor terbesar, diikuti oleh Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Gamers Tiongkok memberi kontribusi sebesar 34% dari total pemasukan Star Rail di bulan pertama, sementara Jepang berkontribusi 26%, AS 15%, dan Korea Selatan 8%, menurut laporan Game World Observer.
Tiongkok juga memberikan kontribusi paling besar, dari segi downloads. Sebanyak 23% dari total downloads untuk Honkai: Star Rail berasal dari Tiongkok. Setelah Tiongkok, Amerika Serikat menjadi penyumbang downloads terbesar, dengan kontribusi sebanyak 10%, diikuti Jepang dengan 9%, dan Rusia, sebesar 5%. Saat ini, setiap hari, Star Rail mendapatkan pemasukan rata-rata sebesar US$3-4 juta (sekitar Rp45-60 miliar) dari in-app purchase.
Sumber header: Twitter