Industri gaming dan esports dikenal sebagai dunia yang masih didominasi oleh pria. Menurut data dari perusahaan riset pasar Interpret, jumlah pemain perempuan di game esports untuk PC dan konsol hanya mencapai 35 persen dari total, sementara jumlah penonton esports perempuan justru lebih rendah lagi pada angka 30 persen.
Menariknya, jumlah penonton esports perempuan menunjukkan kenaikan. Jumlah penonton esports perempuan pada Q4 2018 naik 6,5 persen jika dibandingkan pada periode yang sama dua tahun sebelumnya. Kemungkinan, alasan naiknya penonton esports perempuan ini adalah karena semakin populernya esports mobile. Tidak heran, meskipun jumlah perempuan yang memainkan game di konsol dan PC relatif rendah, tapi perempuan justru lebih aktif dalam bermain game mobile, yang dikategorikan sebagai casual gaming. Masih menurut Interpret, 66 persen pemain game kasual adalah perempuan.
Sementara itu, dari segi industri esports, tim-tim besar juga mulai melirik pemain perempuan. Pada akhir lalu, FaZe Clan memberikan kejutan pada para timnya dengan merekrut Soleil “Ewok” Wheeler. Selain itu, ada juga tim besar yang membentuk tim khusus perempuan, seperti Gen.G yang bekerja sama dengan aplikasi kencan Bumble untuk membentuk tim esports khusus perempuan. Di Indonesia, Anda juga akan menemukan tim-tim esports besar yang membuat tim khusus perempuan. Salah satunya adalah Belletron, divisi perempuan dari Bigetron.
Saat ini, Belletron memiliki tiga divisi, yaitu PUBG Mobile, Mobile Legends, dan Free Fire. Semetara Bigetron memiliki 7 divisi, yaitu PUBG Mobile, Mobile Legends, Free Fire, Arena of Valor, Apex Legends, Auto Chess, dan Tekken 7.
“Selama ini scene esports di Indonesia sangat identik dengan kaum laki-laki. Masih sedikit organisasi-organisasi esports yang berani memberikan full support bagi player perempuan. Saya melihat peluang ini dan saya berani terjun untuk mengembangkan potensi dari para player perempuan,” kata Martin “Lalice” Januar, Manager Belletron Esports dalam pernyataan resmi.
“Ini terbukti dari kesuksesan di PINC Ladies kemarin yang bukan dari kerja keras saya pribadi seorang namun itu adalah berkat usaha, komitmen, dan latihan rutin para pemain serta para staff yang terlibat membantu kesiapan para player. Saya berharap, prestasi ini mampu membuat organisasi esports ataupun event organizer agar lebih memberi ruang berkembang bagi para player perempuan dengan meningkatkan jumlah turnamen atau event lainnya.”
Di kancah global, turnamen esports khusus untuk perempuan juga telah muncul. Salah satu yang kompetisi terbaru adalah DreamHack Showdown. turnamen yang diadakan pada awal Juli itu mempertandingkan CS:GO. DreamHack AB Co-CEO Marcus Lindmark mengatakan bahwa alasan mereka mengadakan turnamen tersebut adalah karena mereka ingin menggandeng semua kalangan, termasuk pemain profesional perempuan lapor Esports Insider.
Perbedaan Bigetron dan Belletron
Selain gender pemainnya, ada satu hal lain yang membedakan antara Bigetron dan Belletron, yaitu porsi latihan. PR Manager Bigetron, Aris Nugraha mengatakan bahwa waktu latihan tim Belletron tidak seketat tim Bigetron.
“Belletron dapat dikatakan player-nya part time,” kata PR Manager Bigetron, Aris Nugraha saat dihubungi melalui pesan singkat. “Serta jadwalnya lebih fleksibel karena kebanyakan pemainnya masih sibuk dengan sekolah atau kuliah.” Meskipun berdiri sebagai tim yang terpisah, Aris berkata bahwa anggota tim Bigetron dan Belletron bisa saling “sharing knowledge” untuk meningkatkan kemampuan diri.
Meskipun memiliki porsi latihan yang lebih ringan, Belletron tetap berhasil meraih prestasi. Mereka berhasil memenangkan PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) Ladies Season 1 pada Juli lalu. Selain itu, mereka juga memenangkan Princess Cup Season 2 untuk divisi Arena of Valor.
Selain juara di PINC Ladies Season 1 dan Princess Cup Season 2, satu hal lain yang dibanggakan oleh Belletron adalah jumlah pengikut di media sosialnya. Secara keseluruhan, total pengikut akun resmi anggota tim Belletron telah mencapai satu juta. Konten akun resmi Belletron sedikit berbeda dengan Bigetron. Tidak hanya konten tentang prestasi yang dicapai dan perkenalan anggota, di akun itu, anggota Belletron juga sesekali tebar pesona.
Sebenarnya itu bukan hal yang aneh. Sebelum ini, Hybrid juga pernah membahas bagaimana selebriti gaming perempuan biasanya menggunakan penampilan, baik wajah atau tubuh yang menarik, sebagai senjata utama untuk menarik audiens.
Bagi Belletron, pencapaiannya yang sekarang hanyalah langkah pertama. Ke depan, mereka berharap prestasi mereka dapat membuka jalan untuk memudahkan perempuan untuk bekerja di industri esports. “Langkah berikutnya dari Belletron adalah kami ingin menjadi organisasi esports khusus ladies terbaik di Indonesia maupun internasional,” tutup Aris.