Dark
Light

Bangun Startup, Jauhkan Investor!

2 mins read
May 9, 2010

Membangun sebuah startup memang tidak semudah membalik telapak tangan, dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan yang tidak sedikit. Kemampuan manajemen sudah mutlak dimiliki oleh seorang startup founder, apalagi kalau seorang founder memilik keberanian yang cukup untuk menolak investor.

Sejak beberapa minggu kemarin saya sering kali membahas mengenai investor dan cara pandan mereka, apakah saya menganjurkan anda untuk mengejar-ngejar investor untuk meletakkan uang di hadapan anda? Tentu tidak. DailySocial, startup saya tercinta ini, merupakan salah satu produk hasil bootstrapping.

Apa sih bootstrapping itu? Jawaban cepatnya adalah, membangun sebuah startup tanpa campur tangan VC. Jawaban rincinya silahkan lihat-lihat di Wikipedia. Memangnya bisa membangun sebuah startup tanpa VC? Tentu bisa.

Threadless, situs komunitas designer kaos dan situs ecommerce t-shirt yang fenomenal itu merupakan salah satu startup yang dibangun oleh foundernya hanya dengan modal USD $1000. Jake Nickell, seorang pemuda 20 tahun yang mendalami programming dan seni memenangkan uang sejumlah $1000 dari sebuah lomba design t-shirt yang dia ikuti. Dengan modal $1000 itulah dia membangun sendiri sebuah website dimana semua orang bisa mengirimkan design t-shirt miliknya dan design yang paling populer akan dicetak dan dijual di website tersebut, threadless.com.

Pada akhirnya, threadless memang mengambil dana dari investor namun hal itu terjadi ketika threadless sudah menghasilkan puluhan juta dollar per tahun, jelas saja para VC berebut untuk membeli saham kepemilikan disana. Hal ini bukannya tanpa perjuangan, Jake benar-benar dipaksa untuk memanfaatkan $1000 itu dengan baik untuk keperluan pribadinya selama proses pengembangan threadless. Manajemen yang baik adalah kuncinya.

You are the CEO, you are the Finance Manager, you are the Sales & Marketing, you are the programmer, you are the designer and you are also the janitor. You are what your company needs you to be.

Ada beberapa alasan untuk seorang entrepreneur memilih bootstrapping daripada mendatangkan investor. Pertama karena para foundernya tidak ingin melepas saham kepemilikan dan pengambilan keputusan, meskipun dibayar dengan uang. Biasanya para founder yakin betul bahwa mereka memiliki ide yang brilian dan mampu berjalan dengan baik tanpa bantuan dana dari VC.

Alasan kedua adalah karena idenya belum terlalu jelas di mata para investor VC, namun para founder bertekad untuk maju terus pantang mundur mengembangkan startup dengan biaya seadanya. Apapun alasan anda untuk bootstrapping, it’s a good decision. DailySocial.net is bootstrapped, and I’m happy with it! It’s hard, but I’m happy with it.

Dana dari VC memang nantinya bisa digunakan untuk banyak hal, mulai dari marketing, pemutakhiran produk, value added services dan lain-lain. Lalu bagaimana caranya mengatasi kekurangan tersebut? Partners. Ber-partner-lah dengan sebanyak-banyaknya orang (dalam konteks startup anda sendiri), mutual partnership dimana kedua belah pihak sama-sama diuntungkan tanpa harus keluar terlalu banyak biaya. It’s a very healthy mutual relationship untuk membangun jaringan anda.

Jadi anda saat ini sedang memikirkan konsep untuk sebuah startup yang menurut anda brilian, namun anda tidak memiliki resource yang memadai untuk membangun prototype startup tersebut. Solusi paling efektif : cari co-founder yang mengerti teknis. Lebih baik lagi jika anda belajar mendalami kemampuan teknis dan  turut membantu mengembangkan prototype bersama co-founder anda. Namun ingat, memilih co-founder tidak bisa sembarang. Harus ada chemistry!

Lalu kalau tidak ada co-founder yang tepat? Ya belajar kemampuan programming secepatnya dan kerjakan sendiri prototype situs anda seperti yang anda mau. Tidak mau belajar? Ya kumpulkan uang sebanyak-banyaknya, pinjam ke bank atau bongkar tabungan pribadi, bahkan tidak jarang ada startup yang dibootstrap menggunakan uang pinjaman dari keluarga dan lain-lain. Work it out as best as you can.

Terlalu berat untuk anda? Well, no one said it’s going to be easy.

ps: I’m currently bootstrapping my other startup, wish me luck! 🙂

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

22 Comments

  1. Poin paling penting soal sinergi antar founder dan co-founder yah. Chemistry itu mesti ditempa sama berbagai macam situasi dan kondisi sampe akhirnya nemu titik tengah dan understanding. Kaya pacaran ya hehehee

  2. Ini persoalan klasik sebenarnya.
    Seseorang yang “merasa” memliki ide start up yg bagus, mantap dan luar biasa, tetapi sayangnya belum memutar stirnya mengenal lebih jauh liku2 jalan, tanpa masukan dari co-founder yg makhfum teknis . Alhasil, setelah dibangun, antusias udience tidak sesuai seperti diharapkan.

    Membaca, menjelajah dunia startup dan pernak perniknya (seperti dailysocial misal), bahkan berani bertanya, adalah cerita yg juga penting utk para “investor”

  3. Bagaimana dengan pendapatan (founder) dan startup itu sendiri dimasa pendapatan belum lancar? apakah memang startup harus dijalankan sebagai proyek sampingan terlebih dahulu?

  4. nggak harus sih, cuma kebanyakan memang begitu. Koprol dapet duit sampingan dari project development… Tapi ada juga seperti Goorme yang dibootstrap secara solid dan fokus.

  5. Kalo gw liat sih bukan kayak pacaran, tapi kayak nikah. hehehehe

    Seperti yang gw kasitau di startup gathering kemaren: di mata investor, founders adalah soul dari sebuah startup. Founders lebih penting drpada uang 🙂

  6. Artikel yang bagus Rama.

    Just to add a bit to the discussion. Problem is many startups treat raising money as success and cite Facebook, Google or any giants as example. Truth is Facebook was acquiring users like crazy before they raised their VC. Google started as Phd project (raised angels in the middle afaik) and went for 2 years before they raised their VC round. Microsoft was bootstrapped. Apple technically was bootstrapped for 1st year or so. They all raised money once they have prototype and know what they were doing. Not before.

    To be fair, investor is great once you know what kind of opportunities you have in hand, have traction and perfect if you know your customer acquisition cost. If the customer LTV > acquisition cost, it is okay to raise as much money as possible and blow it off.

    Beberapa artikel menarik, semoga berguna:
    http://www.joelonsoftware.com/articles/fog00000
    http://techcrunch.com/2010/05/06/facebook-david

    Semoga bermanfaat. Again, good job Rama to cover this topic. =)

  7. Lebih baik memang di awal memakai funding sendiri / bootstrap sehingga startup bisa dijalankan sesuai dengan visi founder tanpa campur tangan orang luar. Kalau sudah ada traction dan punya bukti bahwa business model berhasil, akan lebih gampang mendekati investor. Selain itu, saham juga bisa dijual lebih mahal (company valuation lebih tinggi). Jadi sebelum mendekati investor sebaiknya mendekati FFF (friends, family, fools 🙂

    Kalo boleh usul, Daily Social bikin artikel tentang proses legal untuk funding dari outside investor ke startup2 di Indonesia. Karena kalo baca proses funding yang lazim di US sepertinya susah diterapkan untuk akte perusahaan yang biasa ada di Indonesia.

  8. gw bootstrap dong =D

    enaknya tanpa vc ya apapun bisa semau gw, what ever I want =)

  9. Good article! To launch start up has never been easy. Takes a lot of works, risks and sacrifice a lot to grow your start up/ business.

    as a serial enterpreneur, I can say that launch your start up independently, then talk to investors in 2 or 3 years. In the beggining (bootstrap phase), just focus on your core products, Focus on your customer/ market and build your solid team. Investor will only be interested if you already have marketable product, a provitable business model and have revenue stream.

    Thanks for sharing. Good article for start up wannabe!

  10. kan ada social media: twitter, facebook, plurk, youtube, flickr, blogs dll. Semua gratis! 🙂

  11. bener, tapi sampe suatu saat dimana you have to scale your business.. baru deh mungkin butuh investor. Paling nggak harganya udah jauh tinggi dong 😉

  12. Nah kalo itu gw agak susah, karena gw sendiri sedang mempelajari. Tapi nanti gw todong Tokopedia untuk nulis post tentang itu deh.

  13. Thanks :-). Kemarin ketemu Leon dan dia sharing sedikit tentang hal ini,
    one-on-one. Tapi infonya memang bagus untuk semua pembaca Daily Social.

    2010/5/10 Disqus <>

  14. Good article rama…

    saya seorang blogger “baru” yang ingin sekali membangun startup,tapi sementara saya hanya punya blog yang saya urus sendiri. Dengan artikel ini bener2 bermanfaat buat mengembangkan ide dan plan membangun statup. Untuk ide sudah ada, tapi pengembangan bisnis web yang belum ngerti. Web startup di indonesia memang masih “baru”,dan baru ini saya melihat (dailysocial.net) startup dari Indonesia yang sebelumnya seliweran di Mashable, Techrunch ato Lifehacker.

    So, dengan adanya dailysocial.net saya jadi tertarik bisa bangun Startup. Artikel yang sngat menginspirasi kita semua…

    Salama Kenal, Dian Afrial – Founder of Agilworld.com

  15. Really nice article…

    Kok dejavu yah? heuheuhe…
    Baru ngeh saat tahu maksud co-founder saat nyari2 di Google.

    co-founder Anda mungkin saat ini sedang menunggu…
    menunggu seseorang yang se-visi…
    datanglah dan kemukakan…
    dan co-founder Anda akan berkata,
    “Yeah, that’s what I wanna do too”..

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Hari Ini: CompFest 2010

Next Story

Fitur Facebook Connect di Ayofoto!

Latest from Blog

Don't Miss

Playground Web3 platform

Playground Hadirkan Platform untuk Menemukan Proyek dan Game Web3 Terpercaya

Meski kerap menjadi topik pembicaraan dalam setahun terakhir, tren Web3

Semakin Banyak Developer Game yang Tertarik dengan Blockchain Game

Belakangan, semakin banyak developer game yang tertarik dengan blockchain game.