Popularitas ChatGPT dan beragam tools generative AI lain memicu lahirnya kategori aplikasi mobile baru. Indikasinya bisa kita lihat dari banyaknya aplikasi berbasis
Google terus berusaha mengejar ketertinggalannya dari Microsoft dalam hal mengintegrasikan teknologi artificial intelligence (AI) ke mesin pencari. Belum lama ini, Sundar Pichai
‘Perang AI’ di antara raksasa-raksasa teknologi sudah tidak terhindarkan lagi, apalagi setelah Amazon resmi hadir sebagai penantang terbaru. Melalui anak perusahaannya, Amazon
Artificial intelligence atau AI diprediksi bakal memiliki peran besar di berbagai industri, tidak terkecuali di industri video game. Pada ajang Game Developers
‘Perang AI’ terus bertambah panas. Manuver terbaru datang dari Google, yang dikabarkan telah memiliki rencana untuk menghadirkan fitur percakapan AI pada mesin
Microsoft terus menyematkan kecanggihan AI ke berbagai produknya. Februari lalu, Microsoft mengintegrasikan chatbot AI ke mesin pencarinya, Bing. Kemudian sebulan sesudahnya, Microsoft
Terlepas dari popularitasnya, keberadaan ChatGPT tidak jarang memicu keresahan di kalangan pengajar. Hal ini didasari oleh adanya peluang bagi siswa untuk memanfaatkan
Maraknya tools berbasis artificial intelligence membuat sebagian orang merasa terancam kehilangan pekerjaannya. Hal ini bisa dimaklumi jika melihat kapabilitas yang ditunjukkan AI