Organisasi esports asal Denmark, Astralis Group, mengumumkan laporan hasil keuangan pertamanya. Dalam laporannya, mereka menyebutkan bahwa pendapatan mereka mencapai €6,5 juta (sekitar Rp105,6 miliar), 11,5 persen lebih tinggi dari perkiraan mereka. Meskipun begitu, mereka masih mengalami kerugian sebesar €4,6 juta (sekitar Rp74,8 miliar). Sementara EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) mereka adalah -€3,06 juta (sekitar Rp49,7 miliar). Ini semua masih sesuai dengan perkiraan laporan keuangan yang dibuat oleh Astralis Group sebelumnya.
“Secara keseluruhan, laporan keuangan kami sesuai perkiraan. Itu berarti, laporan keuangan kami memuaskan. Astralis baru berdiri sebagai perusahaan sejak Agustus 2019, jadi seharusnya, tidak banyak kejutan dalam laporan keuangan tahunan kami. Kecuali pendapatan kami yang lebih tinggi, yang disebabkan karena total uang hadiah yang dimenangkan oleh tim Astralis, laporan keuangan kami sesuai dengan proyeksi kami yang cukup ambisius,” kata Anders Horsholt, CEO Astralis Group, dikutip dari Esports Insider.
Lebih lanjut, dia berkata, “Saya melihat ini sebagai tanda bahwa bisnis kami sehat. Sejak menjadi perusahaan pada Agustus 2019, kami telah menandatangani dan memperpanjang sejumlah kerja sama penting dengan beberapa sponsor dan rekan media. Kami juga telah menjalin kerja sama strategis dengan ESL Pro League.”
Menurut laporan Gaming Street, sejak IPO pada Desember 2019 lalu, banyak pihak yang tertarik untuk mengamati Astralis Group, ingin tahu apakah organisasi esports itu akan bisa menjustifikasi valuasi perusahaan mereka. Fakta bahwa laporan keuangan mereka sejalan dengan perkiraan mereka adalah kabar baik. Sebagai perusahaan yang fokus pada tim esports, jika Astralis Group bisa menemukan cara untuk sukses, organisasi esports lain akan bisa meniru apa mereka lakukan.
“Sejak awal, kami sudah sangat ambisius dan awal tahun 2020 menjadi validasi dari strategi kami. Kami akan terus mencari rekan kerja sama dan memperbesar tim kami. Sekarang, kami menjadi salah satu pemilik dari ESL Pro League dan telah menandantangani kontrak dengan BLAST Premier untuk season 2020,” kata Horsholt.
Horsholt juga membahas tentang performa tim-tim Astralis Group yang sangat baik. Tim Counter-Strike: Global Offensive mereka kini menjadi nomor satu di dunia, sementara Origen, tim League of Legends mereka juga sukses di League of Legends European Championship. Selain itu, Astralis Group juga memiliki tim FIFA yang disebut Future FC. Pada tahun 2020, dia mengungkap, Astralis juga berencana untuk masuk ke competitive scene dari satu game baru.
“Tahun 2019 adalah tahun yang sangat menggairahkan bagi Astralis Group dan saya sangat bangga akan pencapaian kami selama ini,” ujar Horsholt. “Kami percaya, kami masih memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih besar. Dan kami akan mengumumkan rencana kami terkait media channels dan hubungan kerja sama baru dalam beberapa bulan ke depan.”