12 January 2023

by Galih

Sekolah di Amerika Serikat Mulai Larang Siswanya Gunakan ChatGPT

Banyak pengajar yang khawatir ChatGPT memberi dampak negatif

Kehadiran kecerdasan buatan ChatGPT milik OpenAI memang tengah mendaki popularitasnya. Dengan banyak orang yang mulai menemukan banyak manfaat dari kehadirannya.

Namun sayangnya, hadirnya ChatGPT yang bahkan bisa hadir layaknya asisten pribadi digital ini mulai menemukan penolakan. Salah satunya adalah dari sekolah-sekolah yang ada di kota New York, Amerika Serikat.

Dilaporkan oleh NBC News, Dinas Pendidikan kota New York kini melarang akses ke ChatGPT melalui jaringan dan juga perangkat yang disediakan oleh sekolah.

Hal tersebut dikarenakan banyak pihak yang khawatir ChatGPT akan memberikan dampak negatif pada proses pembelajaran siswa. Sehingga akan memberikan dampak terhambatnya pengembangan pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah.

Image Credit: Shutterstock

Terutama karena ChatGPT memiliki kemampuan untuk mengolah tugas sekolah yang kompleks sekalipun seperti menyelesaikan rumus matematika atau bahkan menuliskan esai panjang.

"Meskipun alat tersebut (ChatGPT) mungkin dapat memberikan jawaban dengan cepat dan mudah untuk sebuah pertanyaan, itu tidak membangun keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah," tulis juru bicara Dinas Pendidikan kota New York melalui email.

Merespon reaksi negatif tersebut, juru bicara dari OpenAI menyebut bahwa perusahaan mereka tidak menginginkan ChatGPT digunakan untuk tujuan yang salah di sekolah atau dimanapun. Dilarangnya akses ke ChatGPT juga hanya dalam lingkup jaringan dan perangkat yang disediakan di sekolah, bukan berarti dilarang total.

Di sisi lain, para ahli yang bekerja di di ranah pendidikan dan kecerdasan buatan memiliki pandangan yang berbeda. Mereka merasa bahwa pihak sekolah seharusnya mencari cara untuk mengintegrasikan chatbot ke dalam kurikulum pendidikannya.

Image Credit: radio-canada

Laura Klein, associate profesor dari departments of English and quantitative theory and methods Universitas Emory, Amerika Serikat menyebut bahwa ketakutan terhadap hadirnya teknologi baru akan selalu ada.

Namun Laura merasa bahwa kehadiran teknologi ini harusnya malah diajarkan kepada banyak orang. Sehingga para siswa ini dapat belajar bagaimana menggunakan teknologi baru ini untuk meningkatkan kemampuan terbaik mereka.

Hal semacam itu juga telah terjadi sebelumnya seperti saat kehadiran kalkulator, komputer, hingga layanan seperti Grammarly, Google Translate, hingga Google Docs. Dan nyatanya kini semua alat tersebut dapat dimaksimalkan dalam dunia pendidikan.

Pihak OpenAI sendiri mengatakan bahwa mereka berharap dapat bekerja sama dengan para pendidik untuk mencari solusi berguna. Termasuk untuk membantu para guru dan siswa mendapat manfaat dari kehadiran ChatGPT ini.