Dark
Light

Aktivitas VC Teknologi Meningkat Seiring Naiknya PDB Indonesia yang Mencapai 6,5%

1 min read
May 6, 2011

Selama beberapa bulan belakangan, berbagai Venture Capital (VC) dari industri teknologi datang mengunjungi Indonesia untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan di sini. Indonesia menjadi sorotan sejak akuisisi Koprol-Yahoo dan Disdus-Groupon, selain juga kontribusi besar dari perkembangan ekonomi yang luar biasa di negara ini selama beberapa tahun belakangan. Hal ini menjadikan investasi menjadi lebih terjamin di berbagai sektor, termasuk teknologi. Seperti yang dilaporkan oleh MalaysiaInsider (mengutip dari Reuters), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia meningkat ke titik 6,5% dalam kuartal pertama tahun ini. Hal ini disebabkan oleh kuatnya investasi dan daya beli yang ada, yang membuat Indonesia menjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara.


Beberapa bulan ke belakang, Jakarta semakin banyak dikunjungi dan sebagian pengunjung tersebut berkesempatan untuk mampir ke kantor kami dan berbincang-bincang. VC, ekuitas swasta dan investor dari Amerika Serikat, Cina, Singapura, Hong Kong, dan bahkan Rusia saat ini sedang melakukan riset di Indonesia, dan menemukan peluang untuk berinvestasi. Dan yang lebih menarik lagi, para investor lokal kita akhirnya menyadari potensi dari perusahaan-perusahaan tech/internet/mobile di Indonesia. Grup raksasa seperti Djarum (parent company dari investor DailySocial), Bakrie, Sampoerna, MNC Group dan juga hampir semua perusahaan telekomunikasi sedang memulai bekerja sama dengan startup bidang teknologi.

Minggu lalu, saya berkesempatan menghadiri diskusi panel mengenai “Emerging Market” di Global Mobile Internet Conference, Beijing, bersama dengan para pembicara panel dari Vietnam, Rusia, India, dan Indonesia (yang diwakili oleh saya). Topik pembicaraannya sangat seru, banyak peserta diskusi yang menunjukkan ketertarikannya dalam berinvestasi di pasar yang sedang berkembang. Dan setelah diskusi panel selesai, saya berjumpa dengan beberapa orang untuk mendiskusikan investasi di Indonesia dan bisa dibilang minat para VC dari Cina dalam hal ini sangat luar biasa besar!

Tampaknya, minat berinvestasi pada pasar yang sudah matang dan dewasa seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Cina, dan pasar besar lainnya sedikit menurun bersamaan dengan munculnya ekonomi baru seperti Indonesia, Brazil (ditambah dengan negara Amerika Latin lainnya) dan India. Walaupun dari sisi inovasi teknologi negara-negara yang sedang berkembang tersebut masih harus belajar banyak dari Amerika Serikat, sebagian besar investor berpendapat bahwa negara berkembang masih memiliki peluang besar untuk terus berkembang, dan hal ini juga membuka kemungkinan berupa peluang bagi mereka untuk berinvestasi dan melipatgandakan revenue menjadi semakin besar.

Hey, fair enough! Asal jangan lupa pastikan itu adalah win-win deal.

Tahun 2010 yang lalu merupakan tahun kebangkitan startup Indonesia, banyak acara, komunitas, dan akuisisi yang terjadi. Namun di tahun 2011 ini, saya bisa jamin bahwa hal yang sama akan terjadi namun dalam skala yang lebih besar lagi. Semakin banyak startup yang didirikan, semakin banyak startup yang berguguran, semakin banyak investor yang menanamkan modal, semakin banyak startup yang mendapat dana, semakin banyak startup yang akan diakuisisi. Seorang kawan saya yang juga VC dari Cina mengatakan bahwa dia bertaruh, di bulan November 2011 investor akan bertambah sepuluh kali lipat dibandingkan bulan November 2010. Dan kelihatannya dia benar.

Translated by Nita Sellya.

[English version for this post]

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

5 Comments

  1. Daya beli di Indonesia sepertinya belum kuat, saya melihat ada gap yang cukup besar antara golongan yg punya daya beli tinggi dengan yg rendah. Daya beli tinggi di sini saya lihat cuman”virtual” doang, misalnya sorry to say akibat korupsi, jor-joran kartu kredit etc etc, selain itu Indonesia emang lebih ke arah negara konsumen saat ini, dengan sedikit sekali semangat “memproduksi”. Semoga ini bukan sekedar bersifat bubble saja.

  2. Koreksi di judul, agak fatal nih, soalnya di judul.

    Aktivitas, bukan Aktifitas. Masih untung gak nulis Aktipitas.

  3. Koreksi di judul, agak fatal nih, soalnya di judul.

    Aktivitas, bukan Aktifitas. Masih untung gak nulis Aktipitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Detik Presents DetikDeal.com

Next Story

Mencoba Aplikasi Koprol Untuk Android

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,