Salah satu fasilitas yang sekarang paling dikembangkan oleh Multiply adalah fasilitas marketplace. Para pengguna Multiply, khususnya dari Indonesia, banyak sekali yang menggunakan Multiply sebagai etalase toko mereka. Ini juga yang mendorong Multiply untuk terus men-support pelanggan mereka dari Indonesia, dengan merilis marketplace pertama kali untuk pengguna Indonesia.
Apakah ini mengindikasikan perubahan arah dari Multiply yang kini menjadi lebih fokus pada etalase jualan via internet?
Dengan persaingan layanan blogging yang demikian ketat, saya pikir itu bisa saja terjadi, Multiply cukup cerdik dengan melihat perkembangan pasar yang terjadi serta perkembangan tentang bagaimana pengguna mereka menggunakan layanan Multiply, dimana semakin banyak pengguna yang memanfaatkan Multiply untuk berjualan.
Sebagai tempat jualan, Multiply menjadi pilihan diantaranya karena gratis, mudah dioperasikan serta adanya marketplace, yang memudahkan bagi penjual maupun pembeli untuk terlokalisasi dalam satu tempat. Meski demikian, perkembangan Multiply yang begitu mendukung para pedagang ini juga membuat para penikmat blogging lain merasa tidak nyaman, terutama mereka yang berkonsentrasi pada konten, tulisan, foto, dll, tanpa mau diganggu oleh segala hal yang berbau jualan.
Namun, sepertinya Multiply sedang menikmati perkembangan yang cukup baik dari Multiply Marketplace dan sedikit mengenyampingkan mereka yang tidak nyaman dengan ‘jualan’ lewat Multiply.
Kenyamanan Multiply ini semakin diperjelas dengan perluasan direktori jualan mereka, Multiply Marketplace, yang dulunya hanya tersedia bagi pengguna Indonesia, kemudian diperluas bagi pengguna di Asia Tenggara, kini telah bisa dinikmati seluruh pengguna Multiply, yang berarti Multiply Marketplace akan diisi oleh para penjual dari berbagai negara.
Namun, seperti yang kita tau, jualan di Multiply bisa dibilang masih belum lengkap karena selain payment method yang sebagian masih menggunakan cara klasik dengan transfer antar bank, fasilitas default shopping chart cart atau default checkout system yang juga tidak tersedia. Berjualan via Multiply lebih mirip dengan sistem mail order, dengan fokus pada komunikasi lewat email atau SMS (untuk pemesanan dan konfirmasi) dengan pembayaran menggunakan sistem transfer antar bank.
Nah, sistem ini sepertinya akan berubah, terlihat dari pengumuman admin Multiply Sellers, David Hersh di forum khusus penjual dari Indonesia. Lewat forum ini, Multiply mengadakan survei kecil dengan bertanya para forum tentang bank asal Indonesia apa yang paling populer atau paling sering digunakan oleh penjual dari Indonesia.
David juga menambahkan sedikit penjelasan bahwa Multiply sepertinya juga akan meluncurkan integrated shopping chart cart yang akan meliputi metode pembayaran yang cukup luas, termasuk sistem pembayaran di Indonesia dalam beberapa bulan kedepan.
Kalau mengingat banyaknya penjual di Indonesia, saya pikir ini langkah yang cukup bagus, baik bagi Multiply maupun penjual itu sendiri. Multiply akan semakin mendapatkan loyalitas dari penjual sebelumnya dan mungkin saja pertumbuhan pengguna baru. Dan bagi pengguna di Indonesia, perkembangan ini bisa menambah jumlah wirausaha yang menggunakan medium internet, khususnya Multiply sebagai sarana jual mereka.
Meskipun masih banyak persoalan yang harus dibereskan Multiply, termasuk perilaku para penjual Indonesia yang masih kurang cerdas, seperti posting jualan seenaknya di page orang lain atau posting dagangan di forum yang jelas-jelas ada pengumuman untuk tidak boleh posting berbagai hal yang berbau jualan, serta konsep dari e-commerce itu sendiri yang masih agak kabur di mata konsumen lokal, belum lagi tingkat literasi internet akan perdagangan via internet yang masih harus ditingkatkan, namun perkembangan dari Multiply ini patut kita cermati.
Mari kita lihat perkembangan selanjutnya, mudah-mudahan Multiply akan mengumumkan rencana resmi mereka untuk integrated shopping chart cart ini dalam waktu dekat, sehingga kita bisa melihat dan menganalisa lebih lanjut.
Bagaimana pendapat anda? Apakah gerak-gerik Multiply ini cukup relevan di tingkat persaingan layanan blog? Atau ini justru membuat Multiply malah kehilangan arah. Mari share pendapat anda pada kolom komentar.
Koreksi: ada kesalahan penulisan untuk integrated shopping chart seharusnya integrated shopping cart, sudah diperbaiki, mohon maaf dan terima kasih.
“termasuk perilaku para penjual Indonesia yang masih kurang cerdas, seperti posting jualan seenaknya di page orang lain atau posting dagangan di forum yang jelas-jelas ada pengumuman untuk tidak boleh posting berbagai hal yang berbau jualan”
Agreed!! Salah satu alesan males facebook-an lagi karena banyaknya jualan2 gak jelas di wall. Ganggu banget. Kalau gw butuh, gw pasti bakal nyari. Sistem nge-junk di page orang itu berasa marketing yang nggak tepat sasaran.
Kalau gw rasa, Multiply perlu mikirin gimana caranya memberikan promosi yang maksimal bagi pengguna2nya, sehingga mereka nggak sering nge-junk di page Multiply orang lain. Sementara pengguna lain nggak risih dikasih junk melulu di page mereka.
Mau tanya nih : apa bisa jual produk di multiply.com dengan harga eceran Rp. 1.000 (Seribu Rupiah) ?
Terima kasih!
Salam,
Nasrullah Idris