Trial dan komersialisasi layanan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz oleh empat operator GSM di berbagai kota di Indonesia bulan Juli ini membuat jangkauan layanan mobile broadband menjadi semakin mudah. DailySocial bekerja sama dengan JakPat mencoba mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang implementasi layanan 4G/LTE dan apakah menurut mereka kehadiran layanan Internet cepat berdampak positif di masyarakat.
Survei dilakukan terhadap 2005 responden, dengan komposisi sekitar 48% laki-laki dan 52% perempuan dan segmen usia terbanyak berada di kisaran 20-25 tahun. Seperti diprediksikan, hanya 26% responden (atau sekitar seperempat dari total responden) yang mengaku sudah pernah mencoba layanan generasi keempat. Sekitar 74% mengaku belum pernah merasakan seperti apa layanan 4G/LTE itu.
Dari 522 responden yang mengaku pernah menggunakan layanan 4G/LTE, 66% (dua pertiga) mengakui bahwa layanan yang dinikmatinya jauh lebih cepat ketimbang layanan 3G. Meskipun demikian, operator jangan bersenang diri dahulu. Sepertiga penjawab (32%) menganggap kecepatan layanan berteknologi 4G tidak lebih baik ketimbang 3G.
Saat ditanya kepada mereka tentang alasan mengapa belum bermigrasi ke layanan 4G/LTE, jawaban terbanyak (38%) menyebutkan alasan karena belum tersedianya jaringan 4G/LTE di daerahnya. Jawaban berikutnya adalah harga smartphone 4G yang dianggap masih mahal.
Meski adopsi teknologi 4G/LTE masih sangat terbatas, ternyata responden sepakat bahwa implementasi ini berdampak positif. Sekitar 95% responden sependapat dengan pernyataan “implementasi teknologi 4G/LTE mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan akses Internet di masyarakat. Sisanya (sekitar 5%) malah berpihak pada mantan Menkominfo Tifatul Sembiring yang sempat mempopulerkan pendapat “Internet cepat buat apa?”
–
Disclosure: Survei ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan JakPat. JakPat adalah platform survei terbuka yang memudahkan pemasar, brand, dan startup untuk terkoneksi dengan 46 ribu responden mobile dan mendapat insight dalam hitungan jam