Di awal tahun 2022, ada tiga rencana akuisisi bernilai miliaran dollar yang diumumkan di industri game. Microsoft berencana mengakuisisi Activision Blizzard senilai US$68,7 miliar, Take-Two Interactive ingin membeli Zynga seharga US$12,7 miliar, dan Sony rela membayar US$3,6 miliar untuk mendapatkan Bungie.
Meskipun begitu, laporan terbaru dari InvestGame menunjukkan, sepanjang Q1-Q3 2022, jumlah transaksi di industri game — yang mencakup merger dan akuisisi, investasi, dan public offerings — justru mengalami penurunan.
Tren Investasi di Industri Game Sepanjang Q1-Q3 2022
Dalam periode Q1-Q3 2022, total valuasi transaksi di industri game mencapai US$124,5 miliar, dua kali lipat dari valuasi transaksi di periode yang sama pada tahun lalu, yang hanya mencapai US$62,4 miliar. Namun, 55% dari total valuasi transaksi di Q1-Q3 2022 berasal dari akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. Masalahnya, saat ini, Microsoft masih menemui hambatan dari regulasi terkait rencana mereka untuk mendapatkan Activision Blizzard.
Jika akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft tidak dihitung, total valuasi transaksi sepanjang Q1-Q3 2022 hanya mencapai US$55,5 miliar, turun 11% dari tahun lalu. Sementara itu, dari segi jumlah transaksi, dalam tiga kuartal 2022, ada 626 transaksi yang telah disetujui. Angka ini lebih rendah dari jumlah transaksi di Q1-Q3 2021, yang mencapai 709 transaksi.
Untuk membuat laporan terkait investasi di Q1-Q3 2022, InvestGame memperhatikan tiga jenis transaksi, yaitu merger dan akuisisi (M&A), investasi privat, dan public offerings. Dari 626 transaksi yang berlangsung pada Q1-Q3 2022, 428 transaksi merupakan investasi privat. Sementara 181 transaksi merupakan M&A dan 17 transaksi sisanya merupakan public offerings.
Walau kalah dari segi jumlah transaksi, kategori M&A memberikan kontribusi paling besar dari segi valuasi transaksi. Pada Q1-Q3 2022, total valuasi transaksi M&A mencapai US$37,4 miliar, atau sekitar 73% dari keseluruhan valuasi transaksi yang terjadi. Sementara itu, total valuasi investasi privat mencapai US$9,2 miliar dan public offerings hanya US$4,4 miliar.
Perusahaan-perusahaan yang menerima investasi di Q1-Q3 2022 dibagi ke dalam empat kategori: gaming, esports, platform & tech, dan others. Dari segi nilai transaksi, gaming menjadi segmen yang mendapatkan investasi terbesar. Dalam tiga kuartal, total valuasi transaksi yang terjadi di segmen gaming mencapai US$37,1 miliar. Sementara itu, platform & tech mendapatkan US$7,1 miliar, segmen others mendapatkan US$4,9 miliar, dan esports US$2,2 miliar.
Namun, jika Anda menilik dari segi jumlah transaksi, kategori platform & tech memberikan kontribusi paling besar. Dari semua transaksi yang berlangsung, lebih dari setengah total transaksi ditujukan untuk perusahaan dalam kategori platform & tech. Segmen gaming hanya mendapatkan 39% atau sekitar 246 transaksi, esports 5% atau 34 transaksi, dan segmen others 23 transaksi (5%).
Tren Investasi Privat dan Public Offerings di Q3 2022
Jika dibandingkan dengan Q2 2022, iklim investasi di industri game pada Q3 2022 menunjukkan tren turun. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini. Pertama, situasi ekonomi makro dunia yang tidak kondusif. Kedua, perubahan kebiasaan para gamers di era pasca-pandemi. Ketiga, keputusan Apple untuk menghapus Identifiers for Advertisers (IDFA). Keempat, ditundanya peluncuran sejumlah game. Dan terakhir, masalah suplai.
Sepanjang Q3 2022, hanya ada 111 investasi privat yang dilangsungkan, dengan total valuasi sebesar US$1,4 miliar. Angka ini turun jauh, hingga 69%, jika dibandingkan dengan Q2 2022. Situasi ekonomi makro yang tidak kondusif menjadi salah satu alasan di balik turunnya nilai investasi privat tersebut.
Kabar baiknya, selama periode Q1-Q3 2022, total valuasi dan jumlah investasi privat yang terjadi masih lebih tinggi dari periode yang sama di tahun lalu. Di Q1-Q3 2022, terdapat 428 investasi privat yang terjadi, dengan total valuasi sebesar US$9,3 miliar. Sementara di Q1-Q3 2021, jumlah investasi privat hanya mencapai 409 transaksi, dengan total valuasi sebesar US$8,8 miliar.
Tak hanya investasi privat, M&A dan public offerings juga mengalami penurunan sepanjang Q3 2022. Namun, jika dibandingkan dengan investasi privat, segmen public offerings mengalami penurunan yang lebih besar. Pada Q3 2022, total valuasi dari transaksi public offerings yang terjadi di industri game turun hingga 5 kali lipat dari periode yang sama di tahun lalu. Sementara dari segi jumlah transaksi, jumlah public offerings di Q3 2022 turun hingga 3,6 kali lipat dari Q3 2021.
Walau kebanyakan venture capitals memilih untuk berinvestasi di startup, juga ada VC yang memfokuskan investasi mereka ke perusahaan gaming.
Di industri game pun, venture capitals punya peran dalam membantu developer game untuk berkembang. Dalam laporannya, InvestGame membagi VC yang bergerak di industri gaming menjadi dua kelompok. Pertama, VC yang menanamkan modal untuk perusahaan game tradisional. Dan kedua, VC yang memberikan modal untuk perusahaan Web3 gaming.
Di ranah gaming tradisional, venture capital yang paling aktif dalam memberikan investasi adalah BITKRAFT Ventures. Mereka menandatangani 21 kontrak investasi, dengan total nilai sebesar US$265 juta. Sementara di bidang Web3 gaming, VC yang memberikan kontribusi paling besar terkait investasi adalah Animoca Brands. Mereka menyelesaikan 51 deals, yang memiliki total nilai sebesar US$1,2 miliar.
Sayangnya, pada Q3 2022, untuk pertama kalinya, investasi terkait blockchain gaming mengalami penurunan. Padahal, sebelum ini, blockchain gaming sukses menjadi segmen yang mendorong investasi di tahap awal. Kabar baiknya, jumlah investasi di bidang blockchain gaming tetap mengalami kenaikan pada Q3 2022. Namun, dari segi valuasi transaksi, investasi di bidang blockchain gaming justru mengalami penurunan.
Di Q3 2022, ada 61 investasi terkait blockchain gaming. Angka ini naik 2,8 kali lipat dari Q3 2021, yang hanya memiliki 21 transaksi. Sementara total valuasi investasi di bidang blockchain gaming mencapai US$932 juta, turun dari US$1,09 miliar pada Q3 2021.
Sumber header: Pexels