Lingkungan toxic yang mungkin telah membudaya di komunitas gamer di game mana pun nampaknya sulit untuk dicegah. Luapan emosi yang bermacam-macam ke dalam interaksi antar pemain sepertinya sulit terelakkan.
Untuk menanggulangi perilaku yang kurang baik tersebut, Riot Games dan Ubisoft bahu-membahu mencoba memulai sebuah upaya untuk mengubah citra dan pengalaman dari lingkungan tersebut.
Proyek riset yang disebut “Zero Harm in Comms” ini melibatkan dua raksasa perusahaan game yang memiliki jumlah game yang banyak di katalog mereka, serta komunitas yang sangat besar untuk setiap game-nya. Tujuan mereka adalah menciptakan struktur gaming yang memelihara pengalaman sosial yang lebih baik dan menghindari interaksi yang buruk.
Solusi yang sedang dikerjakan adalah dengan mengembangkan sebuah sistem berbasis kecerdasan buatan atau AI, yang mampu mendeteksi berbagai macam perilaku yang tidak diinginkan. Berbeda dengan cara lama berbasis kamus yang lebih berfokus terhadap sensor teks dan penyaringan kata-kata tertentu, kali ini mereka lebih memanfaatkan Natural Language Processing (NLP) sebagai instrumen utamanya.
Natural Language Processing adalah kemampuan program komputer untuk memahami bahasa manusia seperti yang diucapkan dan ditulis — atau yang sering disebut sebagai bahasa alami. NLP menggabungkan linguistik komputasi — pemodelan bahasa manusia berbasis aturan — dengan model statistik, machine learning, dan deep learning.
“Yang ingin kami capai adalah sebuah situasi yang menjamin pengalaman bermain yang aman bagi pemain, yang datang dari budaya, umur, dan latar belakang apapun,” ungkap Yves Jacquier, direktur eksekutif di Ubisoft La Forge.
Riot Games dan Ubisoft mengakui bahwa permasalahan yang ingin mereka tangani ini sangat kompleks, dan waktu penerapan dari riset framework ini masih belum dapat dipastikan.
Riot Games dikenal dengan berbagai game kompetitif seperti VALORANT, League of Legends, Legends of Runeterra, dan lain sebagainya. Sementara itu, Ubisoft lebih dikenal dengan game-game single-player-nya yang kaya akan franchise yang sudah matang, seperti Far Cry, Assassin’s Creed, Watch Dogs, dll. Mereka juga memiliki Tom Clancy’s Rainbow Six Siege sebagai salah satu game kompetitif yang populer.