Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, tengah mendapat sorotan ekstra usai mengumumkan bahwa mereka bakal melakukan PHK massal. Kabar ini datang langsung dari sang bos besar Mark Zuckerberg, yang mengatakan bahwa akan ada lebih dari 11.000 orang yang dipecat, atau kurang lebih sekitar 13% dari total karyawan yang berada di bawah naungan Meta.
Mark mengungkapkan sejumlah alasan yang mendasari keputusan sulit ini. Yang paling utama adalah kekeliruannya dalam memprediksi tren pasar e-commerce, yang ternyata justru anjlok pasca pandemi mereda. Kalau selama pandemi Meta justru melakukan investasi yang signifikan, sekarang mereka justru harus lebih efisien terkait segala hal yang berhubungan dengan sumber daya.
Beberapa langkah yang sudah diambil mencakup alokasi sumber daya ke sejumlah area yang menjadi prioritas, contohnya AI discovery engine, platform bisnis dan periklanan, serta “visi jangka panjang perusahaan terhadap metaverse“. Sayangnya, semua ini masih belum cukup kalau menurut Mark, dan itulah mengapa mereka dengan terpaksa mengambil jalur PHK massal.
Restrukturisasi ini melibatkan hampir semua anak perusahaan Meta, termasuk halnya Facebook, Messenger, Instagram, WhatsApp, serta divisi metaverse-nya yang bernama Reality Labs. Meski demikian, Mark mengatakan bahwa dampaknya akan lebih minimal di beberapa divisi. Bisa diasumsikan Reality Labs bakal menjadi salah satu yang tidak terlalu terdampak oleh PHK massal ini, sebab Mark sebelumnya sudah beberapa kali menegaskan antusiasme Meta terkait tren metaverse.
Didirikan pada Agustus 2020, Reality Labs merupakan divisi yang bertanggung jawab atas pengembangan hardware dan software di ranah virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Tentu saja ini juga termasuk Horizon Worlds, yang rupanya juga dilanda masalah karena tim pengembangnya sendiri banyak yang enggan untuk memakainya.
Oktober lalu, Meta melaporkan bahwa divisi Reality Labs-nya merugi lebih dari $3,6 miliar di sepanjang kuartal ketiga 2022, lebih tinggi lagi ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya. Meski begitu, Mark tetap optimistis bahwa ini semua diperlukan demi mencapai target jangka panjangnya terkait metaverse.
Di ranah NFT, Meta juga telah mengambil beberapa langkah krusial. Utamanya adalah menjadikan Instagram sebagai marketplace NFT baru-baru ini, setelah sebelumnya mengizinkan pengguna mengunggah konten NFT ke Instagram maupun Facebook.
Sumber: Decrypt.