Kalau melihat perkembangan tren NFT secara global, Indonesia bisa dibilang agak tertinggal. Sebagian besar dari kita baru mendengar istilah NFT sejak Ghozali Everyday mendadak viral di awal 2022 kemarin, sementara pasar global sebelumnya sudah dibuat heboh oleh proyek-proyek seperti Bored Ape Yacht Club, Cool Cats, Doodles, dan lain sebagainya, yang semuanya dirilis di tahun 2021.
Timing-nya mungkin cenderung kurang pas, sebab pasar crypto secara luas justru melemah di tahun 2022 ini. Terlepas dari itu, NFT tetap menjadi topik perbincangan yang cukup hangat di tanah air hingga sekarang, dan beberapa proyek NFT karya anak bangsa pun terbukti mampu mendulang sukses di tengah kondisi yang cenderung menyulitkan.
Di artikel ini, saya telah merangkum 5 proyek NFT asli Indonesia terpopuler yang dirilis di tahun 2022. Supaya objektif, definisi “terpopuler” di sini ditentukan oleh total volume perdagangan yang dibukukan oleh masing-masing proyek NFT sejauh ini. Dan berhubung kriterianya menyangkut waktu minting dari aset-aset NFT-nya, maka proyek NFT lokal yang sangat populer tapi yang sudah ada sejak tahun lalu — macam Superlative Secret Society misalnya — tidak bisa diikutkan dalam hitungan.
Daftar NFT asal Indonesia terpopuler 2022
1. Karafuru — 44.574 ETH
Titel proyek NFT asal Indonesia terpopuler sejauh ini diduduki oleh Karafuru. Tak hanya mencuri perhatian kalangan pegiat NFT lokal, proyek hasil kolaborasi antara Museum of Toys dan artis WD Willy tersebut juga berhasil memikat para kolektor internasional. Saat dirilis pada 5 Februari lalu, 5.555 aset NFT Karafuru langsung ludes terjual dalam waktu sekitar tujuh menit saja.
Kalau ditotal, Karafuru sejauh ini telah membukukan volume perdagangan sebesar 44.574 ETH di OpenSea, atau setara 1,04 triliun rupiah jika dihitung berdasarkan kurs Ether saat artikel ini ditulis. Saking istimewanya, Karafuru juga masuk dalam daftar 10 besar NFT termahal yang dirilis di tahun 2022.
Selain Karafuru, ada pula koleksi lain yang bernama Karafuru 3D, yang merupakan hasil kolaborasi kreator Karafuru dengan Hypebeast dan Atmos. Sayang kesuksesannya tidak sebanding dengan Karafuru orisinal. Sejak dirilis pada pertengahan Mei, total volume perdagangan Karafuru 3D baru menembus angka 664 ETH.
2. Mindblowon Universe — 4.546 ETH
Posisi kedua proyek NFT asal Indonesia terpopuler yang dirilis di tahun 2022 diisi oleh Mindblowon Universe. Ya, ini merupakan koleksi NFT bikinan kreator komik Tahilalats yang super-populer. Total ada 6.969 aset yang membentuk koleksi NFT Mindblowon, yang semuanya sold out dalam sejenak saat diluncurkan pada bulan Mei lalu.
Saat artikel ini ditulis, tercatat volume perdagangan Mindblowon Universe di OpenSea berada di angka 4.546 ETH. Angka itu setara dengan 106,44 miliar rupiah kalau dihitung sekarang. Selain dari volume transaksinya, popularitas Mindblowon Universe juga bisa dilihat dari kolaborasinya dengan beberapa brand, salah satunya dengan restoran cepat saji Bored & Hungry pada Agustus lalu. Bored & Hungry sendiri adalah salah satu restoran pertama yang menggunakan karakter NFT sebagai bagian dari branding-nya.
3. Ghozali Everyday — 403 ETH
Pembicaraan mengenai NFT karya anak bangsa tidak akan lengkap tanpa menyinggung Ghozali Everyday. Siapa yang menyangka kalau koleksi swafoto seorang pemuda tak dikenal nan rendah hati bisa begitu populer dan diperebutkan banyak orang?
Sejak viral di awal tahun, koleksi NFT Ghozali Everyday yang terdiri dari 933 foto selfie itu telah mencatatkan volume transaksi sebesar 403 ETH di OpenSea. Kalau dihitung dalam rupiah saat artikel ini ditulis, angka tersebut setara dengan 9,44 miliar rupiah. Cukup fantastis untuk sebuah proyek yang terlahir dari perpaduan keisengan dan konsistensi.
4. Si Juki: Lost in Jukiverse — 330 ETH
Berikutnya, ada koleksi NFT dari karakter yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat tanah air: Si Juki. Diluncurkan pada 28 Mei, sebanyak 3.456 aset NFT yang membentuk koleksi Si Juki: Lost in Jukiverse langsung terjual habis dalam kurun waktu kurang dari setengah jam.
Kalau melihat laman resmi koleksinya di OpenSea, tercatat volume perdagangan Lost in Jukiverse sejauh ini sudah berada di angka 330 ETH, atau setara 7,73 miliar rupiah sesuai kurs Ether saat artikel ini ditulis.
Sebagai informasi, Lost in Jukiverse sebenarnya merupakan proyek NFT kedua dari Faza Meonk selaku kreator asli Si Juki. Sebelumnya, ia sempat meluncurkan koleksi bernama Jukiverse di bulan Januari yang berisi 110 karakter non-generatif, alias digambar dengan tangan semuanya. Meski jumlah asetnya hanya sedikit, koleksi tersebut telah berhasil membukukan volume transaksi sebesar 124 ETH.
5. Baliverse — 124 ETH
Terakhir, ada proyek NFT dari seorang seniman muda asal Bali, Raka Jana, yang karyanya sempat dimuat di halaman muka Harian Kompas yang membahas mengenai NFT. Sebelum itu, Raka Jana sudah membangun reputasi terlebih dulu lewat koleksi NFT bernama Baliverse yang berisikan 8.000 avatar generatif.
Hingga artikel ini ditulis, volume perdagangan Baliverse di OpenSea sudah berada di angka 124 ETH, atau kurang lebih setara dengan 2,90 miliar rupiah. Cukup mengesankan untuk sebuah proyek NFT yang sarat akan budaya Bali.
Honorable Mention: BWOPLE — 91.800 XTZ
Selain lima proyek NFT tadi, sebenarnya masih ada satu lagi proyek NFT asal Indonesia populer yang patut dibahas, yaitu BWOPLE karya seniman yang dikenal dengan nama Gengoya. Tidak seperti yang lain, proyek ini unik karena bukan merupakan proyek generatif, yang berarti kreatornya menggambar setiap aset menggunakan tangan tanpa bantuan algoritma komputer. Selain itu, BWOPLE juga menggunakan blockchain Tezos ketimbang Ethereum.
Alasan kenapa BWOPLE saya cantumkan di sini dan tidak di daftar utama adalah, aset NFT pertamanya di-mint pada bulan Desember 2021. Pun begitu, Gengoya seiring waktu terus menambah koleksi BWOPLE dengan aset-aset baru, sehingga sebagian sebenarnya terhitung sebagai keluaran tahun 2022. Sejauh ini, total ada 393 aset di koleksi NFT BWOPLE.
Di marketplace Objkt.com, BWOPLE duduk di posisi ke-19 koleksi NFT dengan volume perdagangan terbesar. Sampai artikel ini ditulis, volumenya telah mencapai angka 91.800 XTZ, kurang lebih setara dengan 2,02 miliar rupiah.