Pada Agustus 2022 lalu, TZ APAC dan IDNFT bekerja sama untuk merilis 17 Non-Fungible Token (NFT) dalam rangka perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Untuk meluncurkan 17 NFT tersebut, IDNFT memilih 17 seniman dari 17 kota yang berbeda di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk menunjukkan ekosistem NFT di Indonesia, yang kini tengah berkembang pesat.
Perkembangan industri NFT di Indonesia tidak lepas dari peran perusahaan dan entitas global dan regional. Salah satunya, TZ APAC. Karena itu, saya akan membahas tentang TZ APAC dan Tezos dalam artikel ini.
Siapa TZ APAC?
Bermarkas di Singapura, TZ APAC mendefinisikan diri mereka sebagai entitas adopsi blockchain asal Asia yang mendukung ekosistem Tezos. Sejak Q2 2021, TZ APAC telah mengeluarkan dana sebesar US$200 ribu untuk mendukung lebih dari 24 proyek. Dana itu diberikan melalui program yang disebut Ecosystem Growth Grant (ECG).
TZ APAC menyebutkan, untuk mendukung para pelaku ekosistem Tezos, mereka menggunakan pendekatan “glocal”. Hal itu berarti, walau mereka mendapatkan dukungan dari Tezos Foundation dan komunitas global, mereka tetap menjalankan strategi sesuai dengan pasar mereka beroperasi. Tujuan TZ APAC hanya satu, yaitu untuk memberdayakan brands asal Asia Pasifik agar mereka bisa mendapatkan pencapaian global.
Salah satu cara TZ APAC dalam merealisasikan tujuan mereka adalah dengan memberikan dana. Mereka menjelaskan, mereka akan membantu individu atau perusahaan untuk mendapatkan dana agar individu atau perusahaan itu bisa mengimplementasikan Tezos di proyek mereka.
Selain itu, mereka juga bisa membantu seorang individu atau sebuah perusahaan untuk bergabung dalam komunitas developer blockchain Tezos. TZ APAC juga bisa membantu perusahaan untuk mendapatkan akses ke development tools dan solusi open source dengan lebih mudah.
TZ APAC juga bersedia untuk menjadi penasehat strategis atau bahkan mitra bagi grantee alias individu atau perusahaan yang mereka dukung. “Kami akan memastikan bahwa setiap proyek akan memberikan dampak yang maksimal. Untuk itu, kami akan menggunakan pengetahuan kami dan pengalaman selama lebih dari 20 tahun di bidang blockchain, keuangan, konsultasi, dan venture capital,” tulis TZ APAC dalam corporate primer mereka.
Tak berhenti sampai di situ, TZ APAC bahkan bersedia untuk membantu individu atau perusahaan dalam mengatur proyek blockchain di ekosistem Tezos. Mereka mengungkap, bantuan manajemen ini memiliki bentuk yang beragam mulai dari bantuan untuk mengatur kepemimpinan perusahaan sampai merencanakan use case dan implementasi serta peluncuran proyek.
Terakhir, TZ APAC bisa membantu rekan mereka untuk membuat strategi marketing dan menjaga public relations. Bantuan TZ APAC di bidang ini bisa berupa mendorong proyek dari rekan-rekan mereka untuk bisa masuk dalam berita. Namun, sebelum dapat melakukan hal tersebut, TZ APAC biasanya akan menganalisa tujuan, kemampuan, dan target audiens dari rekan mereka.
“Kami juga membantu untuk meninjau berita pengumuman, distribusi media di kawasan Asia Pasifik, dan komunikasi internal dengan ekosistem Tezos,” tulis TZ APAC.
TZ APAC hanyalah salah satu entitas yang berkutat di ekosistem Tezos. Jadi,pertanyaan berikutnya…
Apa Itu Tezos?
Tezos adalah jaringan blockchain yang diasosiasikan dengan digital token Tez alias tezzie. Sama seperti jaringan blockchain lainnya, Tezos memungkinkan para pengguna untuk ikut berpartisipasi dalam proyek NFT serta aplikasi desentralisasi dan decentralized finance (DeFi).
Tezos menggunakan mekanisme Proof-of-Stake untuk memvalidasi transaksi di blockchain. Jika dibandingkan dengan mekanisme Proof-of-Work — yang digunakan oleh Bitcoin — mekanisme PoS membutuhkan energi yang lebih sedikit. Karena itu, pengguna Tezos percaya, jaringan blockchain ini lebih ramah lingkungan.
Jaringan Tezos sendiri dibuat oleh Arthur Breitman, pria asal Prancis yang pernah bekerja sebagai teknisi di Google X dan Waymo, sebelum bekerja sebagai Quantitative Analyst di Morgan Stanley.
Dalam membuat Tezos, Arthur dibantu oleh Kathleen Breitman, istrinya yang pernah bekerja di Bridgewater Associates dan perusahaan software, R3. Dikabarkan, keduanya bertemu di Anarcho-Capitalist meetup di New York, Amerika Serikat.
Pada 2014, Arthur merilis white paper menggunakan nama samaran. Ketika itu, dia masih bekerja di Morgan Stanley. Di white paper tersebut, Arthur menjelaskan tentang prinsip di balik Tezos.
Pada Juli 2017, Tezos Foundation, yang bermarkas di Swiss, membantu suami-istri Breitman untuk menyelenggarakan Initial Coin Offering (ICO) untuk Tezos. Ketika itu, ICO Tezos dianggap sebagai ICO paling sukses. Pada Januari 2021, ICO Tezos masih menjadi ICO terbesar ke-7 di dunia.
Hanya dalam waktu 13 hari, ICO Tezos berhasil mengumpulkan 66 ribu Bitcoins dan 361 ribu Ethers. Menurut laporan Investopedia, nilai ICO tersebut mencapai US$232 juta. Per Januari 2022, Tezos Foundation — yang dipimpin oleh penguasaha Swiss, Johann Gevers — mengungkap bahwa mereka memiliki aset senilai US$1,16 miliar.
Pada Juni 2018, hampir satu tahun setelah ICO, Tezos Foundation mengatakan bahwa para “ICO donors” — yang menunggu untuk mendapatkan Tez — harus menyerahkan verifikasi Anti-Money-Laundering (AML) dan dokumen Know-Your-Customer (KYC). Pada November 2020, Tezos memverifikasi 94% dari total dana yang didapatkan saat ICO.
Tez mulai diperjualbelikan pada Juli 2018 dengan harga kurang dari US$3. Pada Desember 2018, nilai Tez sempat jatuh menjadi US$0,36. Nilai token tersebut mencapai puncaknya, sebesar US$8,55, pada Oktober 2021. Per Juni 2022, Tez memiliki nilai US$2,21.