Resmi sudah, Ethereum bukan lagi blockchain yang boros energi. Tepat tanggal 15 September kemarin, Ethereum akhirnya berhasil merampungkan seluruh tahap pembaruan yang dikenal komunitasnya dengan istilah “The Merge” dan sepenuhnya bertransisi menjadi blockchain dengan mekanisme konsensus proof-of-stake.
Sesuai prediksi, transisi ini langsung memangkas konsumsi energi jaringan Ethereum secara drastis. Malahan, angka yang dicapai justru bisa melebihi estimasi awalnya. Berdasarkan laporan terbaru dari Crypto Carbon Ratings Institute (CCRI), Ethereum kini disebut mengonsumsi 99,988% lebih sedikit energi ketimbang sebelumnya, dari nyaris 23 juta MWh (megawatt hour) per tahun menjadi hanya 2.600 MWh saja.
Bukan cuma itu, emisi karbon yang dihasilkan jaringan Ethereum juga diklaim turun sampai 99,992%, dari sekitar 11 juta ton per tahun menjadi 870 ton saja. Angka ini disebut lebih rendah daripada emisi karbon yang dihasilkan oleh 100 rumah pada umumnya di Amerika Serikat.
Sebelum ini, Ethereum Foundation memprediksi bahwa The Merge bakal` menekan konsumsi energi jaringan Ethereum hingga 99,95%, sesuai dengan estimasi dari Digiconomist. Namun hanya dua hari sebelum The Merge rampung, Digiconomist sempat memperbarui angka estimasinya menjadi 99,98%.
"The merge will reduce worldwide electricity consumption by 0.2%" – @drakefjustin
— vitalik.eth (@VitalikButerin) September 15, 2022
Selisihnya memang tidak banyak dan terkesan hampir tidak ada artinya, tapi yang pasti dampak The Merge sangatlah signifikan, kira-kira sama seperti seandainya Finlandia tiba-tiba mematikan jaringan listriknya secara keseluruhan kalau menurut Digiconomist. Cofounder Ethereum, Vitalik Buterin, sempat bilang bahwa The Merge dapat memangkas konsumsi energi listrik global sebesar 0,2%.
Kedengarannya mungkin berlebihan, akan tetapi konsumsi energi Ethereum sebelumnya memang seboros itu. Saat masih menggunakan mekanisme proof-of-work, satu transaksi di jaringan Ethereum diperkirakan bisa menghabiskan energi listrik sebesar 200 kWh (kilowatt hour), kurang lebih setara dengan yang dikonsumsi rata-rata rumah di Amerika Serikat selama 6,7 hari. Itulah mengapa NFT selama ini sering disebut merusak lingkungan — karena sebagian besar NFT memang tersimpan di jaringan Ethereum.
Singkat cerita, Ethereum berhasil mencapai tujuan utamanya dengan The Merge, yakni menurunkan konsumsi energi jaringannya secara drastis. Transisi ke mekanisme proof-of-stake berarti Ethereum sekarang sama sekali tidak membutuhkan partisipasi para penambang (miner) dalam memvalidasi setiap transaksi yang berlangsung di jaringannya. Menurut laporan CoinDesk, sekitar 20-30% penambang Ethereum memutuskan untuk bermigrasi ke blockchain lain, sedangkan sisanya terpaksa pensiun total.